Menuju konten utama

Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Kebangkitan Nasional 2024

Contoh amanat pembina upacara Hari Kebangkitan Nasional 2024 berikut ini dapat dibacakan pada upacara bendera 20 Mei.

Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Kebangkitan Nasional 2024
Organisasi Budi Utomo didirikan oleh para pelajar STOVIA. (FOTO/kesbangpol.kulonprogokab.go.id)

tirto.id - Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2024 bakal bertepatan dengan hari Senin, 20 Mei 2024. Momentum tersebut bisa diperingati dengan menggelar upacara bendera, baik di lingkungan sekolah, instansi pemerintah, maupun perkantoran.

Hari Kebangkitan Nasional ditetapkan oleh Presiden Soekarno pada 20 Mei 1948 di Istana Kepresidenan Yogyakarta. Saat itu, Harkitnas masih disebut sebagai Hari Bangkitnya Nasionalisme Indonesia.

Peringatan Harkitnas lantas diperkuat dengan munculnya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 1 Tahun 1985. Keppres tersebut mengatur tentang Penyelenggaraan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional.

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional diinspirasi dari tanggal kelahiran Budi Utomo pada 20 Mei 1908 di Batavia (sekarang Jakarta). Beberapa pelajar dari School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) merupakan tokoh di balik berdirinya Budi Utomo.

Untuk memperingati Harkitnas 2024 dengan upacara bendera, pihak penyelenggara mesti menyiapkan contoh pidato Harkitnas 2024. Pidato dapat dibacakan sebagai amanat pembina upacara dalam rangka Harkitnas 2024.

Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Kebangkitan Nasional 2024

Berikut adalah contoh amanat pembina upacara untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2024:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Shalom,

Om Swastiastu,

Namo Buddhaya,

Salam Kebajikan,

Salam sejahtera dan sehat bagi kita semua.

Saudara-saudari sebangsa dan setanah air,

Hari Kebangkitan Nasional 2024 bakal menandai peringatan yang ke-116 sepanjang sejarah. Masih diperingatinya momentum ini hingga sekarang menunjukkan bahwa Harkitnas amatlah penting bagi perjalanan bangsa kita.

Akan tetapi, perlu diingat, peringatan Hari Kebangkitan Nasional bukan hanya seremonial semata. Mari kita kembali merenung tentang sejarah di balik peringatan Harkitnas, demi memahami substansi Kebangkitan Nasional.

Peringatan Harkitnas diawali dengan keputusan Presiden Soekarno pada 20 Mei 1948 silam yang menetapkan hari lahir Budi Utomo sebagai momen bangkitnya nasionalisme Bangsa Indonesia. Penetapan ini tergolong tepat, mengingat kala itu terdapat potensi perpecahan antargolongan dan ideologi di tengah upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Sebagai perkumpulan, Budi Utomo mengusung semangat persatuan. Nilai ini menjadi inspirasi untuk meneguhkan kekuatan dan mencegah perpecahan di Indonesia.

Budi Utomo dianggap sebagai salah satu organisasi pertama di Indonesia yang bersifat nasional dan modern. Kemunculannya di awal abad 20 menjadi tonggak penting dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) pada 20 Mei 1908, Budi Utomo bertujuan mengatasi ketertinggalan bangsa Indonesia dari negara-negara lain, terutama Belanda. Ketertinggalan itu mencakup segi kesejahteraan maupun pendidikan.

Budi Utomo menetapkan tiga cita-cita penting: memerdekakan cita-cita kemanusiaan, mendorong kemajuan untuk nusa dan bangsa, serta mewujudkan kehidupan bangsa yang terhormat dan bermartabat.

Kelahiran Budi Utomo disusul oleh berdirinya organisasi-organisasi pergerakan lainnya. Sebut saja Indische Partij, Perhimpunan Indonesia, hingga Muhammadiyah.

Saudara-saudari sebangsa dan setanah air,

Apa yang menjadi semangat Budi Utomo tetap relevan dalam konteks kehidupan kita saat ini. Kondisi ekonomi dan geopolitik global belum stabil. Kebangkitan nasional bisa kembali dimaknai sebagai jalan Indonesia untuk meningkatkan persatuan dan arah tujuan bangsa kita.

Oleh karena itu, jangan berhenti untuk terus bekerja keras dan senantiasa berkolaborasi. Hal ini merupakan upaya kita dalam memajukan perekonomian nasional dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Saudara-saudari sebangsa dan setanah air,

Kutipan dari Dr. Sutomo mengingatkan kita: “Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, selama itu tidak akan mau menyerah kepada siapa pun juga.”

Demikian amanat pembina upacara dari saya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baca juga artikel terkait HARI KEBANGKITAN NASIONAL atau tulisan lainnya dari Ahmad Yasin

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ahmad Yasin
Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Yulaika Ramadhani