tirto.id - Harga minyak naik sekitar dua persen pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Pergerakan dipengaruhi optimisme pulihnya ekonomi Cina usai pembatasan COVID-19.
Dikutip dari Antara, Rabu (2/11/2022), Badan Informasi Energi AS (EIA) akan merilis laporan status minyak mingguan pada Rabu waktu setempat. Analis yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights memperkirakan laporan tersebut menunjukkan penurunan 1,6 juta barel dalam pasokan minyak mentah AS selama pekan yang berakhir 28 Oktober.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember terangkat 1,84 dolar AS atau 2,1 persen, menjadi menetap di 88,37 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari bertambah 1,84 dolar AS atau 2,0 persen, menjadi ditutup di 94,65 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga Brent dan WTI keduanya mencatat kenaikan bulanan pada Oktober, yang pertama sejak Mei, setelah OPEC+, memangkas produksi yang ditargetkan sebesar 2 juta barel per hari ( bph). Untuk Oktober, patokan minyak mentah AS menguat 8,9 persen, sementara Brent naik 7,8 persen.
Faktor-faktor bullish ini telah mengimbangi kekhawatiran permintaan yang ditimbulkan oleh pembatasan COVID-19 yang menurunkan aktivitas pabrik Cina pada Oktober dan memotong impornya dari Jepang dan Korea Selatan.
Sementara itu, bulan lalu, harga minyak menuai keuntungan, didukung oleh keputusan pengurangan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+.
OPEC menaikkan perkiraannya untuk permintaan minyak dunia dalam jangka menengah dan panjang pada Senin (31/10/2022), mengatakan bahwa investasi 12,1 triliun dolar AS diperlukan untuk memenuhi permintaan ini.
Editor: Intan Umbari Prihatin