Menuju konten utama

China Masih Tujuan Utama Ekspor Indonesia Tahun Ini

Airlangga Hartarto mengatakan, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau Cina masih menjadi negara dengan pangsa pasar ekspor yang tertinggi tahun ini.

China Masih Tujuan Utama Ekspor Indonesia Tahun Ini
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) bersama Menko Polhukam Mahfud MD (kiri) didampingi Wamenkumham Edward Omar Sharif Hiariej menyampaikan konferensi pers di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (30/12/2022).ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU

tirto.id - Nilai perdagangan ekspor Indonesia pada 2022 mengalami peningkatan yang cukup tinggi dengan nilai ekspor yaitu 268 miliar dolar AS. Kinerja positif tersebut diproyeksi masih akan terus berlanjut tahun ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau China masih menjadi negara dengan pangsa pasar ekspor yang tertinggi. Sementara itu, perdagangan antarnegara anggota ASEAN (Intra-ASEAN Trade) juga masih cukup positif.

“Ini menjadi potensi bagi Indonesia untuk memperkuat pangsa pasar Indonesia di negara ASEAN dan berketetapan dengan Bapak Presiden memegang keketuaan ASEAN. Jadi ini menjadi prioritas yang diarahkan Bapak Presiden,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Rabu (11/1/2023).

Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekspor pada tahun ini akan tetap tumbuh meski lebih melambat daripada tahun lalu. Nilai ekspor diproyeksi naik di 12,8 persen dan nilai impor di 14,9 persen.

“2022 ekspor kita tumbuh 29,4 persen, impor tumbuh 25,37 persen. 2023 diproyeksikan, karena kita basisnya sudah tinggi, ekspornya naik di 12,8 (persen), impornya 14,9 persen,” jelas Airlangga.

Tahun lalu, berbagai komoditas ekspor utama adalah besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

“Batu bara bisa mengompensasi impor daripada minyak sehingga kita di bidang energi ini positif sebesar hampir 6,8 billion secara year to date, sedangkan iron and steel 29 billion, dan CPO sekitar 30 billion. Sehingga tentu ini menunjukkan bahwa ekspor Indonesia relatif kuat,” paparnya.

Airlangga menambahkan, dalam rapat terbatas, Presiden Jokowi memberikan arahan kepada jajarannya agar pertumbuhan nilai ekspor yang positif ini juga diikuti dengan peningkatan cadangan devisa.

Presiden juga meminta agar Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam dapat diperbaiki.

“Kita akan melakukan revisi (PP Nomor 1 Tahun 2019), sehingga tentu kita berharap peningkatan ekspor dan juga surplus neraca perdagangan akan sejalan dengan peningkatan dari cadangan devisa,” tandas Airlangga.

Baca juga artikel terkait EKSPOR INDONESIA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Anggun P Situmorang