tirto.id - Salah satu medium kampanye pemilihan presiden-wakil presiden tahun depan adalah situsweb. Melalui situsweb, para kandidat bisa dengan gamblang berkomunikasi dengan calon pemilihnya sekaligus menjabarkan visi-misi dan apa yang bakal mereka lakukan jika kelak terpilih.
Keberadaan situsweb semakin penting di era digitalisasi seperti sekarang ini. Para kandidat mau tidak mau harus memanfaatkan media ini. Inilah yang memunculkan "peluang bisnis" domain nama capres-cawapres. Mereka yang jeli, langsung membeli domain-domain yang berkaitan dengan nama capres-cawapres, yang baru saja diumumkan pada Kamis (9/8) malam. Domain-domain atas nama capres-cawapres tersebut langsung dibeli, untuk kemudian dijual lagi dengan harga tinggi.
Itulah yang terjadi pada beberapa domain semisal prabowosandi.com, prabowosandi.id, jokowimaruf.com dan jokowimaruf.id. Alamat-alamat itu dijual dengan harga sampai miliaran rupiah, padahal membeli domain tak lebih dari beberapa ratus ribu saja.
Para penjual membuka opsi negosiasi bagi peminat alamat tersebut. jokowimaruf.com dan jokowimaruf.id dimiliki orang yang sama. Sementara prabowosandi.com dan prabowosandi.id juga hanya dimiliki satu orang. Penjual terang-terangan mencantumkan nomor kontak untuk mereka yang berminat.
Tirto menghubungi pemilik keempat domain tersebut, dan menanyakan tujuan mereka menjual situs-situs web itu.
Cerita dimulai dari pemilik domain jokowimaruf.com dan jokowimaruf.id. Domain itu dimiliki Aditya Murti dari Purwodadi, Jawa Tengah.
Aditya mengaku membeli kedua domain tersebut sejak Kamis (9/8/2018) sore, tepat sebelum Jokowi mengumumkan nama bakal calon wakil presidennya di wilayah Menteng, Jakarta Pusat. Aditya memang mengaku "mengamankan" nama-nama situs itu dengan alasan bisnis.
"Sampai pengumuman tidak ada timses yang booking nama [domain], yang menurut saya untuk online publishing penting, katanya, Minggu (12/8/2018) sore.
Aditya memasang harga mulai dari Rp2 miliar, tapi tetap bisa dinegosiasikan. Kalau terjual, maka ia bakal untung ribuan kali lipat. Ia membeli domain .id itu hanya dengan modal Rp250 ribu, sementara untuk domain .com hanya Rp100 ribu.
"Intinya nilai sebuah nama, seberapa besar orang menilai domain yang bisa digunakan untuk branding paslon (pasangan calon). Nama yang dibawa itu kan yang bernilai," katanya.
Selain alasan bisnis, ia juga mengatakan motif membeli nama domain itu agar nantinya "tidak diselewengkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab." Untuk menyebar hoaks, misalnya.
Memang tidak ada jaminan sama sekali kalau domain itu bakal laku terjual. Ia pun menyadari itu. Namun sampai ketika dihubungi, Aditya mengaku sempat dikontak seseorang yang mengaku sebagai tim sukses Jokowi-Ma'ruf.
Murni Ekonomi
Pengakuan lain dikemukakan M. Sigit Saputro, pemilik domain prabowosandi.com dan prabowosandi.id. Pria asal Jakarta itu mengaku ingin menjual kembali domain itu karena alasan ekonomi, tanpa embel-embel apa pun seperti Aditya.
Kedua domain itu sudah dimiliki Sigit sejak Kamis (9/12/2018) siang.
"Ya tujuannya ingin mendapatkan uang lebih saja sih. Biar bisa buat beli rumah buat anak istri, tunai tanpa utang. Selain itu sih kepuasan pribadi saja misal dipakai untuk domain resmi mereka," ujar Sigit.
Pria yang bekerja di bidang IT itu mengaku memiliki dua domain lain. Akan tetapi, keduanya pasti tidak bakal laku. Nama domain lain yang dimiliki Sigit adalah jokowimahfud.com dan jokowimahfud.id
Nama Mahfud MD memang sempat digadang-gadang bakal mendampingi Jokowi. Karena itulah dia membeli nama domain itu.
Sigit mengatakan nantinya proses jual beli bakal seperti transaksi normal. "Saya minta permintaan minat serius, dan nanti saya akan mengirimkan penawaran resminya. Kalau sudah pembayaran ya otomatis saya kasih user dan kata sandinya."
Baik Aditya dan Sigit mengaku tidak terafiliasi dengan pasangan manapun dalam pilpres 2019. Mereka hanya berharap mendapat limpahan rejeki dari pesta demokrasi lima tahunan ini.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Rio Apinino