Menuju konten utama

Cegah Kematian, Kemenkes Imbau Jemaah Haji Atur Ritme Ibadah

Kemenkes mengimbau jemaah haji untuk mengatur aktivitas ibadah sunah menjelang puncak haji atau masa Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).

Cegah Kematian, Kemenkes Imbau Jemaah Haji Atur Ritme Ibadah
Jamaah calon haji mengikuti prosesi puncak haji di Mekkah, Arab Saudi, Kamis (7/7/2022). Jutaan umat muslim berkumpul di Padang Arafah untuk mengikuti prosesi haji 1443 H/2022 M yang memasuki fase puncak pada Jumat (8/7). ANTARA FOTO/Handout/Saudi Press Agency/pras/nym.

tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau jemaah haji Indonesia untuk mengatur ritme ibadah selama di Arab Saudi. Jemaah juga diminta mempersiapkan kesehatan fisik menjelang pelaksanaan Ibadah Haji 2023.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Kebijakan Kesehatan Haji, Sekretariat Jenderal Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo saat kegiatan Bimtek PPIH Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, Selasa (11/4/2023) malam.

Liliek mengimbau jemaah haji untuk mengatur aktivitas ibadah sunah menjelang puncak haji atau yang dikenal dengan masa Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). Berdasarkan data Kemenkes, angka kematian tertinggi jemaah haji terjadi pada masa Armuzna sampai dengan lima hari pasca Armuzna.

“Angka kematian ini disebabkan oleh kelelahan jemaah menjelang dan pasca kegiatan di Armuzna,” kata Liliek.

Liliek juga menyebutkan dalam beberapa tahun terakhir pelaksanaan ibadah haji, ada beberapa penyakit yang menjadi penyebab kematian tertinggi jemaah.

“Di antaranya, penyakit jantung, paru, dan stroke,” ujarnya.

Kebanyakan jemaah haji teridentifikasi mengalami penyakit tersebut di pemondokan pasca Armuzna. Liliek berharap hal ini semestinya bisa diantisipasi.

“Periode Armuzna ini seharusnya menjadi puncak kebugaran jemaah bukan puncak kelelahan," sambungnya.

Liliek menambahkan Kemenkes membuka pos kesehatan di tiap hotel, pondokan, hingga tenda tempat jemaah haji menginap sebagai upaya mencegah keadaan darurat bahkan kematian jemaah.

“Tempatnya di dekat lobi agar mudah diakses dari luar hotel, ketika jemaah pulang dan dari dalam hotel. Jemaah bisa berkonsultasi sebelum pergi beribadah agar jemaah tidak kelelahan,” jelas Liliek.

Menurut data Kemenkes, indeks kematian per 1.000 jemaah Indonesia sebesar 2,02 pada 2016; 2,98 pada 2017; 1,75 pada 2018; 1,96 pada 2019; dan 0,89 pada 2022.

Senada dengan Liliek, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat mengingatkan bahwa ada lima titik kritis yang harus menjadi perhatian para Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).

Lima titik tersebut yaitu titik kedatangan jemaah di bandara Madinah dan Jeddah, titik ketibaan jemaah di Makkah dan Madinah, titik di Makkah gelombang I, titik di Arafah, Muzdalifah dan Mina serta titik saat tawaf Ifadah.

“Saya minta diatur betul semua supaya kondisi jemaah tetap fit bisa menjalankan semua rukun ibadah haji,” pesan Arsyad.

Baca juga artikel terkait IBADAH HAJI 2023 atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Gilang Ramadhan