tirto.id - Cawapres nomor urut 01 Kiai Haji Ma’ruf Amin mengaku ingin menaikkan anggaran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Jika terpilih di pilpres 2019, klaim Ma'ruf, ia akan mengalokasikan anggaran lebih besar daripada yang sebelumnya.
Menurutnya, penguatan anggaran ini penting untuk memaksimalkan fungsi BMKG dan BNPB. Ma’ruf semakin yakin setelah melihat banyaknya bencana mulai dari tsunami di Aceh, Palu, dan Lombok serta Banten beberapa hari lalu.
“Berarti dua lembaga ini harus kita perkuat. Anggarannya harus diperbesar. Jadi jangan sampai begitu terjadi baru mencari anggaran, jadi harus disiapkan,” kata Ma’ruf di kediamannya kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (27/12/2018).
Dia juga berharap BMKG dan BNPB bisa memiliki alat deteksi bencana yang cukup canggih. Sehingga, kata Maruf, masyarakat bisa cepat mengantisipasi apabila gejala alam itu terdeteksi sejak dini. Selain itu, Maruf berharap, anggaran yang besar juga bisa dipakai BMKG dan BNPB untuk mengedukasi masyarakat.
“Itu menjadi program-program yang harus kita canangkan nanti, lembaganya diperkuat, anggarannya diperbesar, peralatannya diperbaiki, disiapkan yang sebaik mungkin dan juga pendidikannya bagi masyarakat sejak dini sudah diajarkan bagaimana menghadapi tsunami dan gempa,” ucapnya lagi.
Kendati demikian, Maruf mengapresiasi kinerja BMKG dan BNPB dalam menangani bencana selama ini. Namun, ia juga berpesan agar selalu meningkatkan kewaspadaan untuk di masa mendatang.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho memang mengeluhkan anggaran mitigasi bencana yang disetujui DPR untuk tahun 2019 sebesar Rp 610 miiar. Padahal anggaran tahun ini mencapai Rp 700 miliar.
“Rp 610 miliar untuk meng-cover seluruh wilayah Indonesia tentu sangat berkurang. Jadi sistem peringatan dini bencana di Indonesia itu masih jauh dari memadai,” kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa (25/12/2018).
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto