tirto.id - Edukasi mengenai HIV/ADIS perlu diberikan kepada anak-anak usia sekolah, dari tingkatan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), atau yang setara. Lantas, bagaimana cara memberikan edukasi kepada siswa-siswi sekolah?
Laporan Unicef mencatat, HIV/AIDS mengincar usia muda yaitu 15 sampai 24 tahun. Itu berarti lebih dari seperempat dari 38 juta orang di dunia didiagnosis HIV/AIDS.
Di Asia, Eropa Timur dan Amerika Latin, mayoritas penderita HIV/AIDS adalah laki-laki usia muda. Di sub-Sahara Afrika, wanita muda tiga kali lebih banyak lebih mungkin berisiko HIV/AIDS. Di beberapa bagian wilayah lainnya, lebih dari sepertiga remaja putri diketahui positif HIV.
Cara Memberikan Edukasi HIV/AIDS kepada Anak Usia Sekolah
Untuk mencegah korban HIV/AIDS meluas, edukasi perlu diterapkan. Bahkan, sejak dini, anak-anak harus dikenalkan dengan bahaya HIV/AIDS. Amerika Serikat telah merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan sekolah yang efektif tentang HIV/AIDS.
Situs cdc.gov melaporkan, semua sekolah memiliki kapasitas dan tanggung jawab untuk membantu memastikan bahwa generasi muda memahami sifat epidemi AIDS dan tindakan spesifik yang dapat mereka ambil untuk mencegah infeksi HIV, terutama saat remaja.
Sekolah juga harus bekerja sama dengan masyarakat untuk memastikan kebijakan dan program pendidikan untuk mencegah penyebaran AIDS berjalan lancar.
Program pendidikan AIDS dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan tingkat perkembangan siswa, juga untuk memenuhi kebutuhan khusus minoritas. AS menyediakan pendidikan kesehatan sekolah yang efektif tentang AIDS di setiap kelas mulai dari akhir sekolah dasar, menengah hingga menengah atas.
Untuk mendidik anak-anak mengenai penyakit HIV/AIDS, bisa dilakukan dengan program pendidikan kesehatan sekolah yang lebih komprehensif yaitu menetapkan dasar hubungan antara perilaku pribadi dan kesehatan (usia 7 hingga 9 tahun).
Misalnya, pendidikan tentang AIDS mungkin lebih efektif bila siswa pada usia yang sesuai memiliki lebih banyak pengetahuan tentang penyakit menular seksual, penyalahgunaan narkoba, dan kesehatan masyarakat.
Ini mungkin juga memiliki dampak yang lebih besar ketika mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan kualitas seperti pengambilan keputusan dan keterampilan komunikasi, ketahanan terhadap persuasi, dan rasa kemanjuran diri dan harga diri.
Akan tetapi, pendidikan tentang AIDS harus diberikan secepat mungkin, meskipun pada awalnya diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri.
Berikut cara edukasi anak sekolah yang dilakukan untuk mengenalkan bahaya HIV/AIDS:
Edukasi HIV/AIDS untuk Siswa SD
Siswa di kelas awal SD diharapkan punya wawasan untuk menghilangkan ketakutan yang berlebihan terhadap HIV/AIDS.
AIDS adalah penyakit yang menyebabkan beberapa orang dewasa menjadi sangat sakit, tetapi biasanya tidak menyerang anak-anak.
Memberi tahu anak-anak perihal AIDS tidak menular hanya dengan berada di dekat atau menyentuh penderita adalah hal yang juga penting.
Saat ini, ilmuwan di seluruh dunia sedang bekerja keras untuk menemukan cara untuk menghentikan orang terkena AIDS dan menyembuhkan mereka yang mengidapnya.
Edukasi HIV/AIDS untuk Siswa SMP
Pendidikan tentang AIDS untuk siswa di tingkat akhir sekolah dasar / menengah harus dirancang dengan mempertimbangkan informasi lebih banyak mengenai HIV/AIDS merupakan virus.
Virus dapat ditularkan dari orang yang terinfeksi ke orang yang tidak terinfeksi melalui berbagai cara. Beberapa virus menyebabkan penyakit di antara manusia. Orang yang terinfeksi beberapa virus penyebab penyakit mungkin tidak memiliki tanda atau gejala penyakit apa pun.
AIDS melemahkan kemampuan individu yang terinfeksi untuk melawan penyakit, termasuk menyebabkan pneumonia berat dan langka. Atau bisa juga menjadi penyebab munculnya kanker yang disebut sarkoma kaposi.
Virus AIDS dapat ditularkan melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi, menggunakan jarum suntik yang sama dengan orang yang terinfeksi, serta menurun dari ibu yang terinfeksi ke bayinya sebelum atau selama kelahiran.
Edukasi HIV/AIDS untuk Siswa SMA
Pendidikan tentang AIDS untuk siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) perlu dikembangkan dan disajikan dengan memperhatikan informasi mengenai penyebab AIDS. Risiko terinfeksi HIV bisa dihindari dengan tidak melakukan aktivitas seksual atau menggunakan obat-obatan terlarang.
Jika terinfeksi harus mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi pasangan seksual agar tidak terinfeksi, menghentikan pengguna narkoba sebelumnya, menerima konseling dan tes. Juga berhati-hati agar tidak hamil, serta mencari perawatan medis.
Penulis: Desika Pemita
Editor: Yulaika Ramadhani