Menuju konten utama

Apa Bedanya HIV dan AIDS, Tahapan Infeksi, serta Pengobatannya?

Meskipun digunakan bersama-sama, namun istilah HIV dan AIDS merujuk pada kondisi berbeda yang berkaitan dengan tahap infeksinya.

Apa Bedanya HIV dan AIDS, Tahapan Infeksi, serta Pengobatannya?
Ilustrasi HIV. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Istilah HIV dengan AIDS sering digunakan secara berdampingan. Meskipun digunakan bersama-sama, namun keduanya merujuk pada kondisi berbeda yang berkaitan dengan tahap infeksinya.

HIV/AIDS merupakan kondisi kesehatan berbahaya yang menjadi perhatian masyarakat global. Masifnya penularan HIV/AIDS selama beberapa dekade terakhir, menyebabkan komunitas dunia membuat gerakan khusus untuk meningkatkan kesadaran publik soal penyakit tersebut.

Gerakan khusus itu diselenggarakan dalam sebuah kampanye Hari AIDS Sedunia atau World AIDS Day. Mengutip United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tanggal 1 Desember sejak tahun 1988 silam.

Peringatan ini dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap HIV sekaligus memberikan dukungan solidaritas kepada mereka yang hidup dengan HIV.

Hari AIDS Sedunia menjadi sangat penting karena sampai saat ini diperkirakan ada sekitar 38 juta orang di dunia yang terkena HIV. Sejak ditemukan pada tahun 1984, setidaknya sudah ada lebih dari 35 juta orang yang meninggal akibat virus ini.

HIV telah menjadi ancaman yang sangat serius. Namun faktanya, masih banyak orang yang belum paham tentang bagaimana cara melindungi diri dari HIV.

Selain itu, muncul diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) karena kurangnya informasi mengenai penularan penyakit ini.

Oleh karena itu, peringatan Hari AIDS Sedunia penting dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya HIV serta mengakhiri diskriminasi terhadap orang yang hidup dengan virus ini.

Apa Bedanya HIV dengan AIDS?

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah salah satu jenis virus yang dapat menurunkan kekebalan tubuh manusia dengan cara menginfeksi sel darah putih.

Sedangkan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah serangkaian gejala yang muncul ketika kekebalan tubuh seseorang sudah rusak parah akibat terkena HIV.

Singkatnya, HIV adalah jenis virus yang bisa menyebabkan penyakit AIDS. AIDS sendiri merupakan stadium akhir dari infeksi HIV yang ditandai dengan adanya kerusakan serius pada kekebalan tubuh sehingga muncul komplikasi penyakit lain.

Perlu diketahui bahwa infeksi HIV tidak selalu berkembang hingga stadium akhir (AIDS), apalagi saat ini ada pengobatan untuk menekan jumlah virus HIV. Jadi, seseorang yang terkena HIV belum tentu menderita AIDS, sedangkan penderita AIDS sudah pasti disebabkan oleh infeksi HIV.

Cara Penularan HIV

Berdasarkan Infodatin yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), HIV hanya dapat menular lewat tiga cairan tubuh, yaitu darah, cairan kelamin, dan ASI (air susu ibu). Contoh penularannya adalah sebagai berikut:

1. Darah

Penularan HIV lewat darah bisa terjadi lewat tindakan berikut:

  • transfusi darah yang mengandung HIV;
  • penggunaan jarum suntik bersama atau tidak steril, biasanya di antara para pengguna narkoba;
  • memakai alat cukur, alat tindik, atau jarum akupuntur yang tidak steril atau terkena darah yang mengandung HIV.

2. Cairan kelamin

Penularan HIV lewat cairan kelamin bisa terjadi saat berhubungan seksual dengan orang yang memiliki HIV. Cairan kelamin yang dimaksud termasuk air mani atau semen dan cairan vagina.

3. Ibu dengan HIV ke bayi

Penularan bisa terjadi saat kehamilan, persalinan, atau ketika memberikan ASI kepada bayinya.

Perlu diketahui bahwa HIV tidak menular melalui kontak fisik sehari-hari seperti bersalaman, berpelukan, berbagi barang-barang pribadi, atau tinggal serumah dengan ODHA. HIV juga tidak bisa menular melalui bersin, batuk, atau lewat gigitan serangga seperti nyamuk.

Tahap Infeksi HIV AIDS

Saat seseorang terinfeksi HIV, ia tidak akan langsung terkena AIDS. Ada beberapa tahapan atau stadium hingga akhirnya seseorang menderita AIDS.

Berikut tahapan infeksi HIV/AIDS seperti dikutip dari laman Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (Promkes):

1. Tahap 1 (Periode Jendela)

  • HIV mulai masuk ke dalam tubuh. ODHA tidak akan merasakan apa-apa, tampak sehat, dan tidak ada gejala khusus.
  • Virus ini belum bisa terdeteksi lewat tes HIV.
  • Periode jendela ini biasanya berlangsung selama sekitar 2 minggu hingga 3 bulan.

2. Tahap 2 (HIV Positif/ Tanpa Gejala)

  • HIV mulai berkembang biak di dalam tubuh ODHA.
  • Virus sudah bisa terdeteksi melalui tes HIV.
  • ODHA masih terlihat sehat dan tidak ada gejala khusus.
  • Periode ini bisa berlangsung selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuh ODHA.

3. Tahap 3 (HIV Positif/ Muncul Gejala)

  • Sistem kekebalan tubuh mulai menurun.
  • Timbul gejala penyakit lain seperti flu, diare yang tak kunjung sembuh, atau pembengkakan kelenjar limfa.
  • Periode ini berlangsung lebih dari 1 bulan atau tergantung daya tahan tubuh ODHA.

4. Tahap 4 (AIDS)

  • Sistem kekebalan tubuh sudah sangat rusak dan lemah.
  • Timbul penyakit lain akibat infeksi oportunistik yang semakin parah.

Pengobatan HIV/AIDS

Sampai saat ini belum ada obat yang mampu menyembuhkan infeksi HIV. Pengobatan yang ada hanya sebatas pencegahan agar HIV tidak berkembang menjadi AIDS.

Seseorang yang terkena HIV biasanya mendapat pengobatan Antiretroviral (ARV). Obat ini bekerja untuk menurunkan jumlah virus HIV sehingga tidak sampai berkembang ke stadium akhir (AIDS).

Penderita AIDS juga tetap membutuhkan pengobatan ARV guna mencegah infeksi oportunistik dan berbagai komplikasi yang ditimbulkan.

ODHA akan terus bergantung pada ARV seumur hidup karena HIV tidak akan bisa hilang dari tubuhnya. Meski tidak bisa disembuhkan, pengobatan ARV memberikan kesempatan pada ODHA agar tetap bisa menjalani kehidupan normal.

Cara Mencegah Penularan HIV/AIDS

Masih menurut Infodatin Kemenkes, HIV bisa dicegah dengan menjauhi perilaku berisiko dalam konsep ABCDE:

  • A: Absen seks atau jangan melakukan hubungan seksual bila belum menikah.
  • B: Bersikap setiap kepada pasangan atau tidak berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual.
  • C: Cegah penularan HIV dengan memakai kondom saat berhubungan seksual.
  • D: Dilarang mengonsumsi obat-obatan terlarang atau narkoba.
  • E: Edukasi diri dan orang lain tentang HIV, baik informasi mengenai dampaknya, cara penularan, pencegahan, serta pengobatannya.

Baca juga artikel terkait HIV AIDS atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Yonada Nancy