tirto.id - Setiap tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia. Tujuan perlu ditetapkannya peringatan ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dunia terhadap wabah AIDS yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV. Lantas, bagaimana sejarah digagasnya peringatan World AIDS Day?
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang muncul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia. Sistem kekebalan tubuh manusia ini melemah lantaran terjangkit infeksi Human Immunodeficiency Virus atau HIV.
Dikutip dari Environmental and Occupational Medicine (2007) suntingan William N. Rom dan Steven B. Markowitz, HIV bisa menyebar terutama melalui hubungan seksual tanpa pengaman, transfusi darah yang terkontaminasi, jarum suntik, juga dari ibu yang terinfeksi ke janin/anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.
Namun, tidak semua cairan tubuh manusia bisa menularkan HIV. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (2004), virus ini tidak dapat menyebar melalui air liur dan air mata. Demikian pula keringat atau aktivitas sentuhan seperti berpelukan bahkan berciuman juga bukan penyebab penyebaran HIV.
AIDS termasuk salah satu penyakit mematikan bagi manusia di seluruh dunia. Hingga saat ini, belum ada hasil uji klinis resmi dari otoritas berwenang mengenai penemuan obat atau vaksin untuk menyembuhkan AIDS. Yang paling mungkin dilakukan adalah pencegahan agar HIV tidak menyebar.
Sejarah Hari AIDS Sedunia
“Kita perlu satu hari seperti Hari Thanksgiving!” seru James W. Bunn yang tiba-tiba melonjak dari kursinya.
Bunn saat itu sedang di kantor bersama rekannya, Thomas Netter. Keduanya adalah pegawai Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yang berpusat di Jenewa, Swiss.
Dikutip dari Time, awalnya Bunn dan Netter tengah berbincang tentang AIDS yang menghebohkan sejak diidentifikasi secara resmi pada 1984. Mereka membaca kutipan pidato Direktur Jenderal WHO mengenai perlunya mobilisasi global untuk menyikapi fenomena AIDS dengan langkah yang paling efektif.
Di kepala Bunn mendadak muncul gagasan bahwa jika ada "hari khusus" AIDS yang diperingati setiap tahun, seperti halnya Thanksgiving dan banyak momen lainnya, itulah solusi yang diperlukan untuk menyebarkan edukasi tentang AIDS ke seluruh dunia. Netter pun sepakat.
Bunn, mantan jurnalis, percaya bahwa pengetahuan akan HIV dan AIDS dapat membantu orang-orang melindungi diri mereka sendiri. Namun, informasi seperti ini juga bisa berpotensi bahaya jika disampaikan dengan cara yang kurang tepat. Maka, menurut Bunn, perlu diadakannya semacam “perayaan” untuk AIDS.
Pada Agustus 1987, Bunn dan Netter menyampaikan ide tersebut kepada Dr. Jonathan Mann, Direktur Program AIDS Global (yang kelak diresmikan dengan nama UNAIDS). Mann ternyata menyukai konsep itu dan setuju.
Bunn kemudian merekomendasikan tanggal 1 Desember 1988 sebagai peringatan pertama Hari AIDS Sedunia. Alasannya, dinukil dari NewsWork, supaya media-media Eropa dan Amerika Serikat, bahkan seluruh dunia, bisa meliput momen bersejarah ini.
Tanggal 1 Desember 1988 dipilih karena sudah cukup lama berselang dari pemilihan presiden Amerika Serikat yang digelar beberapa pekan sebelumnya sehingga media bisa beralih fokus, juga lantaran sebelum liburan Natal.
Sejak saat itulah setiap tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia yang dirayakan di berbagai negara. Sejak 1996, seiring dengan mulai beroperasinya UNAIDS, perencanaan dan promosi Hari AIDS Sedunia dikelola langsung oleh badan yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu.
Bahkan, terhitung mulai tahun 2004, Kampanye AIDS Sedunia (The World AIDS Campaign) diresmikan sebagai organisasi independen. Hingga saat ini, Hari AIDS Sedunia rutin dirayakan dan diperingati sebagai edukasi bagi masyarakat dunia untuk menyikapi HIV/AIDS dengan lebih baik lagi.
Editor: Addi M Idhom