Menuju konten utama

Buruh Demo Minyak Goreng Depan Kemendag, Rekayasa Lalin Situasional

Sejumlah personel kepolisian akan diterjunkan ke depan Gedung Kemendag imbas demo buruh.

Buruh Demo Minyak Goreng Depan Kemendag, Rekayasa Lalin Situasional
Demonstran yang tergabung dalam Aliansi Serikat Pekerja Nasional (ASPN) berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Banten, di Serang, Rabu (24/11/2021). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/aww.

tirto.id - Kasat Lantas Wilayah Jakarta Pusat, Kompol Purwanta menyatakan pihaknya belum menutup arus lalu lintas di depan kantor Kementerian Perdagangan karena demonstrasi buruh.

"Belum ada penutupan untuk lalu lintas, sementara pengalihan masih tentatif," kata dia ketika dihubungi, Selasa (22/3/2022). Sebanyak 20 personel polisi lalu lintas diterjunkan untuk mengatur arus agar tak jadi kepadatan di jalan raya.

Rekayasa lalu lintas pun bersifat situasional. "Nanti lihat perkembangan, tentatif untuk rekayasa lalu lintas," sambung dia.

Demonstran sekira 200-an orang itu memiliki tiga tuntutan yakni turunkan harga minyak goreng; turunkan harga bahan pokok; dan ganti Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

"Kami meminta pemerintah melakukan stabilisasi harga dan menurunkan harga bahan pokok, termasuk minyak goreng. Kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, apalagi menjelang Ramadan dan Idulfitri, tentu ini akan memberatkan masyarakat," kata Presiden Partai Buruh Said Iqbal melalui keterangan tertulisnya, Senin (21/3).

Terlebih ini terjadi di saat kenaikan upah buruh pada tahun 2022 sangat kecil, bahkan upah di beberapa daerah tidak mengalami kenaikan. Said melanjutkan harga minyak goreng Rp23.900 per liter sangat memberatkan buruh, petani, nelayan, pedagang kaki lima, miskin desa, miskin kota, pengangguran. Bahkan tidak hanya mahal, tetapi juga langka dan rakyat harus mengantre seperti pengemis.

Padahal saat ini Indonesia masih menjadi produsen minyak sawit mentah terbesar di dunia, dengan angka produksi 40 juta ton lebih per tahun. Atas dasar itu, buruh mengutuk keras Mendag Lutfi dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang tidak bisa mengendalikan negeri penghasil CPO terbesar dunia, lantaran minyak goreng saat ini langka dan mahal.

Baca juga artikel terkait KELANGKAAN MINYAK GORENG atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Politik
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Fahreza Rizky