tirto.id - Salah satu bulan yang diperlakukan mulia dalam Islam adalah Zulhijah. Selain tergolong sebagai bulan haram (asyharul hurum), Zulhijah juga dikenal sebagai bulan Haji, serta di dalamnya terdapat Hari Raya Iduladha bagi umat Islam.
”Zaman itu berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram. Tiga bulan berturut-turut yaitu Zulkaidah, Zulhijah dan Muharram. [Berikutnya] bulan Rajab Mudhar yang terletak antara Jumadal [akhir] dan Sya’ban,” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Pada bulan-bulan haram di atas, setiap pengerjaan amalan baik akan dilipatgandakan pahalanya, demikian juga perbuatan buruk akan diganjar dosa berlipat-lipat pula.
Pada Zulhijah pula, terdapat sejumlah amalan sunah khusus yang membedakannya dari bulan-bulan hijriah lainnya. Apa saja ibadah sunah pada Zulhijjah? Berikut ini sejumlah amalan sunah pada Zulhijah sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber.
1. Berkurban pada Hari Raya Iduladha atau Hari Tasyrik
Berkurban adalah amalan sunah yang amat dianjurkan bagi setiap muslim yang mampu dan berkecukupan hartanya. Saking ditekankannya pengerjaan kurban, Rasulullah SAW memberi ancaman kepada orang yang memiliki kelapangan rejeki, namun menolak melaksanakan kurban.
Hal ini tergambar dalam sabdanya: "Barangsiapa yang memiliki kelapangan [harta], sedangkan ia tak berkurban, janganlah dekat-dekat tempat salat kami," (H.R. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim).
Penyembelihan hewan kurban dapat dilakukan sejak selepas salat Id (10 Zulhijah), kemudian dilanjutkan di tiga hari tasyrik (11-13 Zulhijah). Jika merujuk pada penanggalan masehi, maka prosesi penyembelihan dapat dilakukan pada Selasa, 20 Juli hingga Jumat, 23 Juli 2021.
2. Puasa Tanggal 8 (Tarwiyah) dan 9 (Arafah) Zulhijah
Selain dianjurkan untuk berpuasa sunah lazimnya seperti puasa Ayyamul Bidh, puasa Daud, dan puasa Senin-Kamis, pada Zulhijah, ada puasa khusus yang dapat dilakukan seorang muslim, yaitu puasa Tarwiyah (8 Zulhijah) dan puasa Arafah (9 Zulhijah).
Dari sejarahnya, ada versi yang menyebutkan, disebut Tarwiyah karena pada hari ini Nabi Ibrahim merenung dan berpikir (dalam bahasa Arab, rawwa-yurawwi-tarwiyah artinya berpikir) tentang mimpi perintah Allah menyembelih putranya sendiri, Ismail.
Sedangkan pada hari ke-9, yang kemudian disebut hari Arafah, Ibrahim menjadi tahu ('arafa) makna mimpinya. Keutamaan puasa Tarwiyah dan 'Arafah tergambar dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu An-Najjar dan Abdullah bin 'Abbas bahwa Nabi bersabda:
"Puasa pada hari Tarwiyah (8 Zulhijah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari 'Arafah (9 Zulhijah) akan mengampuni dosa dua tahun,” (H.R. Tirmidzi).
3. Memperbanyak zikir
Pada 10 hari pertama Zulhijah, Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak zikir kepada Allah SWT, sebagaimana dilansir NU Online. Bacaan yang dapat diamalkan adalah lafal tahlil, tasbih, takbir, dan tahmid, yang jika digabungkan sebagai berikut:
ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪْ ﻭَﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠﻪْ ﻭَﻵ ﺍِﻟَﻪَ ﺍِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪْ ﻭَﺍﻟﻠﻪُ ﺍَﻛْﺒَﺮْ
Bacaan latinnya: "Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar."
Artinya: "Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar."
Anjuran memperbanyak zikir pada 10 hari pertama Zulhijah ini tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:
“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal saleh di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh [sepuluh hari pertama dari Zulhijah), karenanya, perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid di dalamnya,” (HR Ahmad).
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Yulaika Ramadhani