Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Bujet Habis, Yogyakarta Hentikan Bantuan Makanan bagi Pasien Isoman

Pasien COVID-19 yang isolasi mandiri di Yogyakarta tidak lagi mendapat bantuan makanan karena bujet sudah habis.

Bujet Habis, Yogyakarta Hentikan Bantuan Makanan bagi Pasien Isoman
Warga melintasi mural bertema COVID-19 di kawasan Serangan, Yogyakarta, Selasa (1/12/2020). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/rwa.

tirto.id - Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta memutuskan menghentikan pemberian bantuan makanan bagi pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah. Hal ini dilakukan akibat alokasi anggaran sudah ludes.

“Kami sedang mengupayakan refocusing anggaran untuk pemenuhan bantuan permakanan bagi pasien isolasi mandiri. Sesegera mungkin bisa kami penuhi kembali,” kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Maryustion Tonang di Yogyakarta, Selasa (13/4/2021).

Penghentian bantuan makanan bagi pasien isolasi mandiri tersebut dilakukan pada akhir Maret. Dana yang dialokasikan untuk memberikan bantuan makanan sebesar Rp600 juta sudah terserap 100 persen.

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta melalukan pola pemberdayaan kelompok kuliner masyarakat yang tergabung dalam program Gandeng Gendong untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi pasien isolasi mandiri.

“Ternyata, jumlah pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah sesuai rekomendasi puskesmas cukup banyak sehingga anggaran yang dialokasikan tidak cukup,” katanya.

Setiap pasien yang melakukan isolasi mandiri akan mendapat bantuan makanan sebanyak tiga kali sehari. “Biasanya, dalam satu rumah tidak hanya ada satu pasien yang isolasi mandiri, tetapi hampir semua penghuni rumah juga masuk kategori isolasi mandiri,” kata dia.

Meskipun menghentikan sementara bantuan makanan untuk pasien isolasi mandiri di rumah, tapi Maryustion memastikan kebutuhan makanan bagi pasien COVID-19 yang menjalani isolasi di Shelter Tegalrejo tetap terpenuhi.

Sementara itu, Ketua Pansus COVID-19 DPRD Kota Yogyakarta Antonius Fokki Ardiyanto mengusulkan agar pemberian bantuan makanan bagi pasien isolasi mandiri dialokasikan melalui pos anggaran biaya tidak terduga.

“Jika menggunakan mekanisme refocusing anggaran, maka membutuhkan proses panjang. Lebih baik menggunakan biaya tidak terduga sehingga masyarakat yang menjalani isolasi mandiri pun dapat memastikan pemenuhan kebutuhan makanan,” kata dia.

Aksi gotong-royong di masyarakat untuk membantu warga yang menjalani isolasi mandiri, lanjut Fokki, tidak dapat dijadikan alasan bagi pemerintah daerah untuk tidak segera menyelesaikan permasalahan tersebut.

“Negara harus hadir dalam masa pandemi seperti saat ini. Jika dialokasikan melalui biaya tidak terduga, maka penanganan permakanan akan dikembalikan ke Satgas COVID-19. Harapannya, pekan depan bantuan permakanan sudah kembali mengalir,” katanya.

Berdasarkan data, hingga Senin (12/4) terdapat 325 kasus aktif COVID-19 di Kota Yogyakarta. Sebanyak 271 pasien menjalani isolasi dan 54 pasien menjalani rawat inap di rumah sakit.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Abdul Aziz