Menuju konten utama

Brucellosis Tidak Menular Antar Manusia, Kata Pakar Zoonosis UGM

Pakar zoonosis dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM mengatakan Brucellosis adalah penyakit yang disebabkan karena bakteri Brucella sp.

Brucellosis Tidak Menular Antar Manusia, Kata Pakar Zoonosis UGM
Ilustrasi Brucellosis. foto/ Dok. Gusti Grehenson

tirto.id - Belum lama ini beredar informasi yang mengatakan bahwa orang-orang di Cina sedang mengidap penyakit infeksi Brucellosis.

Penyakit ini diduga kuat barasal dari kebocoran pabrik biofarmasi. Sontak, masyarakat diberbagai negara khawatir jika penyakit ini dapat menyebar seperti COVID-19 yang saat ini masih melanda dunia.

Menanggapi kekhawatiran tersebut, pakar zoonosis dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM I Wayan Tunas Artama mengatakan Brucellosis adalah penyakit yang disebabkan karena bakteri Brucella sp.

Menurutnya selama ini belum pernah terjadi penularan penyakit tersebut dari orang ke orang seperti layaknya COVID-19.

“Dapat dikatakan sangat jarang sekali, biasanya penularan dari hewan ternak seperti kambing, domba, sapi dan babi ke manusia atau produk hewan seperti susu atau susu kambing yang tidak di sterilisasi atau pasteurisasi,” kata Wayan, seperti keterangan tertulis yang diterima redaksi Tirto.

Wayan menambahkan, kejadian Brucellosis di Cina terjadi karena adanya kebocoran industri vaksin untuk hewan dan penanganan yang tidak layak sebab menggunakan desinfektan yang sudah kadaluarsa sehingga menyebar ke lingkungan dan menginfeksi 3000 orang.

Wayan mengatakan, apabila manusia terinfeksi bakteri dari hewan ternak ini akan menunjukkan gejala berupa demam, sakit pada sendi, pusing dan gangguan yang sangat fatal pada hati dan dapat berakibat kematian pada orang.

“Pencegahannya bisa dengan vaksinasi pada ternak dan yang sakit dapat diobati dengan antibiotik,” paparnya.

Belajar dari kasus merebaknya COVID-19 dan Brucellosis menurut Wayan ini menandakan adanya ancaman zoonosis di depan mata.

Selain itu juga banyak pemangku kepentingan dan masyarakat yang kewalahan mengantisipasi penyebaran penyakit yang bersumber dari hewan.

“Karena kita tidak tahu kapan akan muncul di wilayah kita. Nah itu sangat terkait dengan globalisasi, transportasi modern, keamanan pangan, industrialisasi, ledakan penduduk di muka bumi ini dan di tambah dengan perubahan iklim,” katanya.

Menurutnya penerapan One Health adalah salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah penyakit zoonotik. Sebab, menurutnya kejadian penyebaran penyakit yang bersumber dari hewan selama ini tidak lepas dari kelalaian manusia.

“Karena ulah manusia, biosecurity dan biosafety yang tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait BRUCELLOSIS atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH

Artikel Terkait