tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan masih adanya kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam iklim ketenagakerjaan Indonesia. Tak tanggung-tanggung, kesenjangannya pun terbilang tinggi apabila mengacu pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Indonesia untuk periode Februari 2017-Agustus 2018.
Berdasarkan jenis kelaminnya, TPAK laki-laki pada Agustus 2018 tercatat sebesar 82,69 persen, sedangkan TPAK perempuan hanya sebesar 51,88 persen. Apabila dibandingkan dengan kondisi setahun yang lalu, TPAK laki-laki dan perempuan pun masing-masingnya mengalami peningkatan sebesar 0,18 persen poin dan 0,99 persen poin.
“Kesenjangan itu terlihat dari masih adanya gap yang tinggi antara laki-laki dan perempuan,” kata Kepala BPS Suhariyanto saat jumpa pers di kantornya, Jakarta pada Senin (5/11/2018).
Lebih lanjut, Suhariyanto menjelaskan TPAK laki-laki cenderung lebih stagnan secara year-on-year. Sedangkan untuk yang perempuan, terlihat ada peningkatan yang lumayan signifikan. Peningkatan tersebut terjadi dari yang sebelumnya 50,89 persen (Agustus 2017) menjadi 51,88 persen (Agustus 2018).
“Meskipun perempuan agak tertinggal, tapi kalau dilihat dari Agustus 2017 ke Agustus 2018, menunjukkan adanya perkembangan. Ini berarti perempuan makin berkontribusi dalam perekonomian Indonesia,” ungkap Suhariyanto.
Kesenjangan itu terjadi seiring dengan naiknya jumlah angkatan kerja per Agustus 2018. Untuk TPAK secara menyeluruh pada Agustus 2018, BPS mencatat ada sebesar 67,26 persen. Dibandingkan dengan tahun lalu, terjadi peningkatan sebesar 0,59 persen poin. Adapun TPAK sendiri memberikan indikasi adanya kenaikan potensi ekonomi dari sisi pasokan tenaga kerja.
Persentase sebesar 67,26 persen itu pun rupanya setara dengan 131,01 juta orang. Apabila dibandingkan secara year-on-year, TPAK pada Agustus 2017 adalah sebesar 66,67 persen atau setara dengan 128,06 juta orang.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto