Menuju konten utama

BPS: Impor RI per Juli 21,74 Miliar Dolar AS, Melonjak 17,82%

Nilai impor Juli 2024 tembus 21,74 miliar dolar AS atau naik 11,07 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang senilai 19,57 miliar dolar AS.

BPS: Impor RI per Juli 21,74 Miliar Dolar AS, Melonjak 17,82%
Warga mencari ikan dekat pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT 1), Jakarta, Jumat (16/2/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada pada Januari 2024 tercatat surplus 2,02 miliar dolar AS sehingga neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 45 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai impor Indonesia per Juli 2024 mencapai 21,74 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau melonjak 17,82 persen (month to month/mtm) dari Juni 2024 yang sebesar 18,45 miliar dolar AS. Sementara itu, secara tahunan (year on year/yoy), nilai impor naik 11,07 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang senilai 19,57 miliar dolar AS.

“Secara tahunan, nilai impor Juli 2024 mengalami peningkatan 11,07 persen. Nilai impor migas dan non-migas naik masing-masing sebesar 13,59 persen dan 10,60 persen. Kenaikan nilai impor migas didorong oleh peningkatan volume dan peningkatan rata-rata harga agregat,” jelas Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar, dalam rilis Berita Resmi Statistik, di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Kamis (15/8/2024).

Secara rinci, nilai impor migas tercatat sebesar 3,56 miliar dolar, sedangkan impor non-migas 18,18 miliar dolar AS.

Dari sisi komoditas, peningkatan impor migas terjadi karena impor hasil minyak meningkat sebesar 30 persen. Sementara itu, peningkatan nilai impor non-migas lebih didorong oleh kenaikan volume barang masuk sebesar 31,74 persen.

“Tiga komoditas utama yang diimpor oleh Indonesia pada Juli 2024 yaitu kelompok mesin/peralatan mekanis, mesin/perlengkapan elektrik, serta plastik dan barang dari plastik. Pada Juli 2024, nilai impor dari ketiga komoditas tersebut memberikan share sekitar 35,92 persen terhadap total impor non migas. Ketiganya mengalami peningkatan baik secara bulanan maupun tahunan,” ungkap Amalia.

Secara bulanan, nilai impor komoditas mesin/peralatan mekanis sebesar 21,25 persen (mtm) dengan volume sebesar 0,40 juta ton dan nilai mencapai 3,17 miliar dolar AS. Sementara nilai impor mesin/perlengakapan elektrik melonjak 18,38 persen, dengan volume 0,17 juta ton dan nilai 2,36 miliar dolar AS.

Pada saat yang sama, komoditas plastik dan barang dari plastik tercatat naik 19,35 persen dari bulan sebelumnya, dengan nilai sebesar 1,00 miliar dolar AS dan volume impor sebesar 0,61 juta ton.

“Secara kumulatif, hingga Juli 2024 total impor Indonesia mencapai 131,38 miliar US dolar, naik 2,40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan terjadi pada impor migas dan impor non-migas,” imbuh Amalia.

Dengan nilai total ekspor Juli 2024 yang mencapai 22,21 miliar dolar AS, surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan ketujuh 2024 tercatat sebesar 0,47 miliar dolar, atau turun 1,92 miliar dolar AS (mtm). Surplus ini lebih rendah dibanding bulan Juni 2024 maupun dari bulan yang sama di tahun 2023 yang masing-masing masih sebesar 2,39 miliar dolar AS dan 1,29 miliar dolar AS.

Pada saat yang sama, neraca komoditas migas tercatat defisit sebesar 2,13 miliar dolar, dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah.

“Surplus neraca perdagangan Juli 2024 ini ditopang oleh surplus pada komoditas non migas, yaitu sebesar 2,61 miliar US dolar, dengan komoditas penyumbang surplus utama adalah bahan bakar mineral, di dalamnya ada batu bara yang masuk dalam kategori HS 27, lemak dan minyak nabati (HS 15) yang mayoritas adalah palm oil, serta besi dan baja dalam kelompok HS 72,” rincinya.

Baca juga artikel terkait BPS atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Andrian Pratama Taher