Menuju konten utama

BPS Catat Indeks Literasi Keuangan RI Capai 65,43 Persen

BPS bersama OJK akan terus menyusun kebijakan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.

BPS Catat Indeks Literasi Keuangan RI Capai 65,43 Persen
Pengunjung melintas di belakang banner pada Expo Inklusi Keuangan yang digelar oleh Otoritas Jasa Kuangan (OJK) Perwakilan Sulawesi Tengah di Palu, Jumat (28/10). Expo yang berlangsung hingga 30 Oktober dan diikuti lembaga keuangan bank dan nonbank itu bertujuan untuk memberikan pendalaman layanan keuangan (financial service deepening) kepada masyarakat guna memanfaatkan produk dan jasa keuangan formal seperti sarana menyimpan uang yang aman (keeping), transfer, menabung maupun pinjaman. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/kye/16

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024. Hasil survei mencatat di Indonesia memiliki indeks literasi keuangan sebesar 65,43 persen dan indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen yang terpotret dari data pada 2023.

Sebaran sampel survei SNLIK 2024 ini mencakup 24 provinsi yang tersebar di 120 kabupaten/kota. Adapun, jumlah responden mencapai 10.800 orang yang terdiri dari usia 15 hingga 79 tahun.

Survei SNLIK juga merupakan cerminan dari pengetahuan keterampilan dan keyakinan yang kemudian akan mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan serta pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat.

"Berdasarkan hasil SNLIK 2024 diperoleh indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan 2023, bahwa indeks literasi keuangan adalah 65,43 persen dan indeks inklusi keuangan 75,02 persen," kata Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam acara Rilis Hasil SNLIK 2024, Jakarta, Jumat (2/8/2024).

Secara rinci, indeks literasi keuangan konvensional tercatat 65,08 persen dan indeks inklusi keuangan 73,55 persen. Sedangkan indeks literasi keuangan syariah tercatat lebih jauh lebih rendah mencapai 39,11 persen dan indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12,88 persen.

"Bahwa hasil SNLIK 2024 kami ini dapat memberikan gambaran tingkat literasi dan inklusi keuangan nasional secara menyeluruh dan bisa mencerminkan populasi dari Indonesia," ujar dia.

Berdasarkan kelompok umur, rentang umur 15-17 tahun memikiki indeks literasi keuangan terendah, dengan persentase 25,54 persen literasi keuangan syariah, 51,50 persen literasi keuangan konvensional, dan 51,70 persen literasi keuangan komposit.

Sedangkan, indeks literasi keuangan tertinggi tercatat pada rentang umur 25-35 tahun dengan 50,32 persen literasi keuangan syariah, 74,47 persen literasi keuangan konvensional, dan 74,82 persen literasi keuangan komposit.

Hasil SNLIK 2024 juga memetakan kelompok masyarakat yang tidak tamat sekolah dan tidak tamat SD/sederajat memiliki indeks literasi keuangan terendah, yakni 13,44 persen literasi keuangan syariah, 38,08 persen literasi keuangan konvensional, dan 38,19 literasi keuangan komposit.

Dari hasil survei SNLIK, BPS yang menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akan menyusun kebijakan ke depannya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.

Baca juga artikel terkait LITERASI KEUANGAN atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Bayu Septianto