tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi pada harga beras sebesar 0,45 persen per November 2024.
“Komoditas beras mengalami deflasi sebesar 0,45 persen, dengan andil deflasi sebesar 0,02 persen pada November 2024,” ujar Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam rilis BPS di Kantor BPS, Jakarta, Senin (2/12/2024).
Amalia mengatakan, deflasi harga beras ini dialami 26 provinsi secara serentak, dengan penurunan terdalam terjadi di Papua Pegunungan, yang mengalami deflasi beras hingga sebesar 4,64 persen.
Amalia melaporkan inflasi beras masih terjadi di delapan provinsi, dengan inflasi tertinggi berada di Jambi sebesar 1,17 persen. Amalia menuturkan, jelang memasuki periode November, harga beras memang kerap mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya jika mengacu pada tiga bulan terakhir.
Namun, deflasi beras baru tercatat pada November 2024 ini. Sebelumnya, komoditas beras masih mengalami inflasi 0,37 persen pada November 2022, dan sebesar 0,43 persen di November 2023.
“Secara historis tekanan inflasi komoditas beras di bulan November menunjukan penurunan dibandingkan dengan kondisi Oktober. Hal ini terjadi pada 3 tahun terakhir, 2022-2024,” tutur Amalia.
Amalia pun membeberkan, penyebab terjadinya deflasi pada beras karena penurunan harga yang terjadi di komoditas gabah kering panen (GKP), gabah kering giling (GKG), beras medium, dan premium. Penurunan ini terjadi karena ada terjadi panen di beberapa sentra produksi selama November 2024 di beberapa daerah.
“Secara nasional penurunan harga GKP terdalam memang ada di Bali dan Jambi. Bali terjadi peningkatan stok karena memang terjadi panen Tabanan, Jambi ini terlihat banyak stok gabah di penggilingan,” ungkapnya.
Adanya panen juga membuat stok di penggilingan menjadi melimpah. Amalia menilai hal tersebutlah yang membuat harga gabah di tingkat penggilingan mengalami penurunan. Maka dari itu, dengan menurunnya harga gabah di tingkat petani dan stok banyak di penggilingan, maka terjadi penurunan harga atau deflasi pada harga beras.
Berdasarkan data yang dimiliki BPS, harga Gabah Kering Panen (GKP) mengalami penurunan 1,86 persen pada November 2024, kemudian Gabah Kering Giling (GKG) juga mengalami penurunan 1,48 persen di November dibandingkan Oktober 2024.
Selain itu, harga beras di penggilingan juga tercatat mengalami penurunan 1,23 persen pada November dibandingkan Oktober. Lebih lanjut, harga beras di tingkat grosir tercatat turun 0,81 persen dan di tingkat eceran turun 0,45 persen.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Andrian Pratama Taher