tirto.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengeluarkan laporan hasil pengamatan aktivitas Gunung Merapi pada Jumat (8/2/2019). Dalam laporannya BPPTKG mengimbau agar masyarakat mulai mengantisipasi potensi hujan abu.
"Guguran lava dan awan panas berpotensi menimbulkan hujan abu. Masyarakat di sekitar diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat dikonfirmasi reporter Tirto, Jumat (8/2/2019).
Imbauan ini diberikan seiring dengan peningkatan aktivitas vulkanik Merapi selama sepekan terakhir. Dan sudah terjadi awan panas dengan jarak luncur yang semakin besar.
Untuk itu, selain mengimbau masyarakat untuk mewaspadai hujan abu, BPPTKG juga meminta masyarakat di sekitar alur Kali Gendol agar meningkatkan kewaspadaan.
Meski dalam sepekan terakhir tidak ada laporan lahar dingin dan penambahan aliran di sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Namun, jika sekitar Merapi di guyur hujan lebat, BPPTKG mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap lahar dingin.
Untuk itu kepada pemerintah daerah, BPPTKG merekomendasikan untuk mensosialisasikan kondisi Merapi saat ini.
"Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," kata Hanik.
Dalam laporan pengamatan Merapi periode 1-7 Februari 2019 itu, BPPTKG menyebut status Merapi masih tetap pada level II (waspada), dan jarak aman adalah radius 3 kilometer dari puncak.
BPTKG juga menyebut volume kubah lava relatif tetap dengan data pekan sebelumnya. Namun intensitas kegempaan pada pekan ini lebih tinggi dari pekan sebelumnya.
Pekan ini tercatat satu kali gempa awan panas; 25 kali gempa hembusan; dua kali gempa vulkanik dangkal; empat kali gempa fase banyak; 377 kali gempa guncang; 11 kali gempa low frekuensi; dan tujuh kali gempa tektonik.
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental tersebut maka BPPTKG disimpulkan kubah lava saat ini dalam kondisi stabil dengan laju pertumbuhan yang masih relatif rendah.
Dan aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi, sehingga ditetapkan dalam tingkat aktivitas ‘waspada’.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Zakki Amali