tirto.id - Afghanistan, yang berada dalam kepemimpinan Taliban, tak henti-hentinya mengalami konflik dan kekacauan. Dalam serangan bom pada Rabu (17/11), setidaknya dua orang dilaporkan tewas dan lima orang lainnya mengalami luka-luka.
Seperti dikutip First Post, ledakan itu menghantam sebuah minibus di Kabul dan menghancurkan kendaraan di pinggiran kota yang didominasi minoritas Syiah Hazara, demikian seorang pejabat Taliban mengatakan.
"Informasi awal kami menunjukkan bom itu dipasang di sebuah minibus. Kami telah meluncurkan penyelidikan," katanya.
Kendati demikian, ada pendapat yang berbeda tentang korban dari pejabat Taliban yang lain. Seorang staf AFP berada di dekat tempat kejadian saat bom itu meledak.
"Saya mendengar ledakan besar... ketika saya melihat ke sekeliling sebuah minibus dan sebuah taksi terbakar," katanya.
Dia menambahkan, "Saya juga melihat ambulans bergegas ke daerah itu untuk membawa orang yang terluka dan meninggal ke rumah sakit."
Serangan bom itu diklaim oleh ISIS-K dan mereka mengaku bertanggung jawab atas insiden itu.
Serangan Bom di Rumah Sakit Afghanistan
Pada awal November lalu, seperti dilaporkan Al Jazeera, rumah sakit militer terbesar Afghanistan di ibu kota Kabul juga dihantam serangan bom. Menurut sumber kementerian dalam negeri, setidaknya 19 orang tewas dan 43 lainnya luka-luka dalam insiden itu.
Kronologi peristiwa itu bermula dari dua ledakan besar menghantam pintu rumah sakit militer Sardar Mohammad Daud Khan pada hari Selasa kemarin, kemudian diikuti tembakan senjata berat.
Seorang pejabat Taliban mengatakan, aksi tersebut dilakukan seorang pembom diri dan ada orang-orang bersenjata yang terlibat dalam serangan itu.
"Serangan itu diprakarsai oleh seorang pembom bunuh diri dengan sepeda motor yang meledakkan dirinya di pintu masuk rumah sakit," kata pejabat yang tidak mau disebutkan namanya.
Ia mengatakan, semua penyerang telah tewas. Berdasarkan foto-foto yang beredar, ada kepulan asap setelah ledakan di bekas zona diplomatik di daerah Wazir Akbar Khan di Kabul tengah.
Berdasarkan kesaksian petugas kesehatan di rumah sakit yang berhasil melarikan diri, dia mendengar ledakan besar, beberapa menit kemudian terdengar tembakan, lalu 10 menit setelahnya terjadi ledakan kedua yang lebih besar lagi.
Editor: Iswara N Raditya