Menuju konten utama

Bolehkah Berhubungan Seks Saat Haid dan Apa Saja Risikonya?

Gejala infeksi jamur vagina lebih mungkin terjadi seminggu sebelum periode menstruasi, dan hubungan seksual saat mens dapat memperburuk gejala.

Bolehkah Berhubungan Seks Saat Haid dan Apa Saja Risikonya?
Ilustrasi menstruasi. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Flex menstrual disc ramai jadi perbincangan di Twitter usai Andrea Gunawan dalam akun Twitternya @catwomanizer berbagi cerita tentang pengalamannya menggunakan flex menstrual disc untuk berhubungan seksual saat sedang datang bulan.

“Akhirnya nyobain berhubungan seksual saat menstruasi pakai flex menstrual disc. Ternyata nyaman, gak ganggu aktivitas seksual sama sekali, bahkan gak “berasa”. Ternyata menstrual disc efektif jadi barrier supaya darah gak luber ke mana-mana,” tulis akun Twitter@catwomanizerpada Jumat (2/6/2023).

Cuitan itu kemudian menjadi viral, banyak warganet yang penasaran dengan apa itu menstrual disc, bagaimana cara menggunakannya, dan apakah tidak berisiko pada kesehatan?

Selain itu, viralnya cuitan tersebut juga menuai pro kontra dari warganet, tak sedikit dari mereka yang kontra terkait hubungan seks saat menstruasi lantaran dianggap berbahaya bagi kesehatan hingga tidak diperbolehkan terutama dalam agama Islam.

Apa Itu Menstrual Disc dan Cara Pakainya?

Menstrual disc adalah produk menstruasi alternatif yang dapat digunakan saat menstruasi dan diklaim memberikan perlindungan selama 12 jam. Meski begitu, mengganti flex menstrual disc lebih sering saat menstruasi akan lebih baik, terutama pada hari-hari pertama menstruasi.

Flex menstrual disc ini memungkinkan seseorang yang sedang dalam masa menstrusi melakukan hubungan seks tanpa khawatir darah akan mengalir dan menghalangi aktivitas seksual. Menstrual disc juga disebut dapat membantu meminimalkan kram datang bulan.

Healthlinemenjelaskan bahwa menstrual disc dan menstrual cup sangat mirip karena dimasukkan ke dalam vagina untuk mengumpulkan darah menstruasi.

Namun, ada perbedaan dalam bentuk dan lokasi penggunaannya. Menstrual cup berada di dalam vagina di bawah leher rahim dan memanjang ke dalam saluran. Sementara itu, menstrual disc dimasukkan ke dalam forniks vagina, yang merupakan tempat bertemunya saluran vagina dengan leher rahim.

Menstrual disc tidak memakan tempat di dalam liang vagina, sehingga menjadikannya pilihan ideal untuk seks saat haid. Menstrual disc berada di dasar serviks seperti diafragma, jadi selama dimasukkan dengan benar, maka tidak akan mengganggu aktivitas seksual.

Meskipun begitu, hubungan seks dengan penetrasi yang sangat dalam atau gaya hubungan seksual yang sangat antusias dapat menyebabkan flex menstrual disc bergeser. Bagi mereka yang ingin mencoba menstrual disc, berikut ini cara memasangnya:

  1. Hal pertama yang harus dilakukan, cuci tangan sebelum memasangnya, karena tangan akan berada pada area yang sensitif. Pastikan tangan bersih.
  2. Ambil posisi apa pun yang sesuai, bisa duduk di atas toilet, berdiri dengan mengangkat kaki, atau jongkok.
  3. Remas kedua sisi menstrual disc hingga seukuran tampon.
  4. Masukkan menstrual disc mengarah ke bawah dan ke belakang ke dalam vagina. Alat ini perlu berada pada sudut vertikal sehingga benar-benar menutupi leher rahim.
  5. Pastikan mendorongnya melewati tulang kemaluan sejauh mungkin sehingga pinggirannya terselip tepat di atas tulang.
  6. Setelah dirasa pas dan nyaman, maka menstrual disc sudah terpasang dengan sempurna.
Lalu, setelah selesai menggunakannya, menstrual disc dapat dilepas dengan cara berikut ini:

  1. Cuci tangan.
  2. Duduklah di toilet, berjaga-jaga jika dalam proses mengeluarkannya menstrual disc akan tumpah.
  3. Jangkau vagina dengan jari telunjuk dan kaitkan di bawah pinggirannya, tarik keluar.
  4. Jika mengalami kesulitan menjangkau cakram, tahanlah dengan otot-otot panggul seperti sedang mencoba buang air besar. Hal ini akan "melepaskan" menstrual disc dari belakang tulang kemaluan.
  5. Buang isinya ke dalam toilet, bungkus dengan tisu toilet jika perlu, dan buang ke tempat sampah.

Risiko Berhubungan Seks Saat Haid

Sangatlah penting untuk mempraktikkan seks yang aman ketika sedang menstruasi karena menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pada periode ini seseorang masih dapat tertular atau menularkan IMS, seperti HIV.

Selain itu, virus dan patogen lainnya mungkin ada dalam darah menstruasi. Oleh karena itu, dokter sangat menganjurkan penggunaan kondom untuk mengurangi risiko ini.

Lauren Streicher, MD, seorang profesor klinis kebidanan dan ginekologi di Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern di Chicago, mengatakan pada laman Everyday Health bahwa secara anekdot, ada dua alasan mengapa berhubungan seks saat menstruasi sangat berisiko.

"Setiap cairan tubuh dapat membawa HIV atau IMS [lainnya], dan [saat menstruasi], leher rahim sedikit terbuka, yang memungkinkan virus untuk melewatinya," kata Streicher.

"Pesan saya kepada para perempuan adalah Anda tidak boleh luput dari penggunaan alat kontrasepsi," ujarnya.

Pada periode menstruasi, perempuan mungkin juga lebih rentan terhadap beberapa infeksi secara umum. Vagina mempertahankan tingkat pH 3,8 hingga 4,5 sepanjang bulan, menurut American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). Namun selama menstruasi, tingkat tersebut meningkat karena tingkat pH darah yang lebih tinggi, dan ragi dapat tumbuh lebih cepat.

Gejala infeksi jamur vagina lebih mungkin terjadi seminggu sebelum periode menstruasi, dan hubungan seksual saat mens dapat memperburuk gejala. Namun, tidak ada bukti yang jelas mengenai peningkatan risiko terkena infeksi jamur jika berhubungan seks saat menstruasi.

Ada juga ISK (Infeski Saluran Kemih) yang ditakuti. "Beberapa wanita dapat lebih rentan mengalami infeksi saluran kemih setelah berhubungan intim," kata Streicher.

"Hal ini kemungkinan besar terkait dengan bakteri yang dapat dengan mudah berpindah ke kandung kemih melalui hubungan seksual, tetapi dapat terjadi kapan saja selama siklus menstruasi," jelasnya.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari