tirto.id - Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, membeberkan perkembangan terbaru merger PT Citilink Indonesia di bawah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan PT Pelita Air Service dengan PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney.
Tiko, panggilan akrabnya, mengatakan bahwa perkembangan Citilink-Garuda untuk merger ke InJourney sedang dalam proses. Nanti, proses tersebut akan melihat neraca equity setelah melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
“Rencananya kita masukan sahamnya ke InJourney, [tapi] tunggu setelah transaksi dengan proses pembubaran kontrak dengan leading model InJourney,” kata Tiko saat konferensi pers update pembubaran 7 BUMN di Menara Danareksa, Jakarta, Jumat (29/12/2023).
Sementara itu, lanjut Tiko, untuk PT Pelita Air Service, perkembangan merger dengan InJourney masih mempertimbangkan dua konsep, antara masuk ke Garuda Indonesia atau langsung ke InJourney.
Saat ini, pihak BUMN sedang melakukan proses pembubaran kontrak, dan rencananya akan memasukkan sebagian saham Pelita dan Garuda ke saham InJourney.
“Karena pemegang saham sekarang pemerintah, yaitu Pertamina, nanti kita konjungsi antara pihak kami, InJourney, Pertamina, dan seperti apa skemanya, nanti kita putuskan di Januari,” tutup Tiko.
Diwartakan sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra,mengakui rencana merger dengan InJourney yang masih dalam proses.
“Iya, tapi belum dalam waktu dekat,” kata Irfan Setiaputra kepada Tirto, Senin (20/11/2023).
Dia menuturkan alasan bergabungnya Garuda dengan InJourney, salah satunya untuk mendongkrak pariwisata di Tanah Air. Dia yakin langkah tersebut bisa menguntungkan dan meningkatkan integrasi antar BUMN Jasa Pariwisata.
“Kan memang holding itu dimaksudkan untuk menggabungkan BUMN yang bergerak di Aviasi dan tourism. Bisa lebih terintegrasi,” ungkapnya.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi