Menuju konten utama

BNPB Laporkan Bencana Sepekan Terakhir Didominasi Karhutla

BNPB mencatat pada 28 Agustus-3 September terjadi 46 kali kejadian bencana, sebanyak 32 kejadian di antaranya merupakan kebakaran hutan dan lahan.

BNPB Laporkan Bencana Sepekan Terakhir Didominasi Karhutla
Petugas dari satgas gabungan pemadam kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berusaha memadamkan kebakaran lahan di Jalan Tjilik Riwut Km 9, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (31/8/2023). ANTARA FOTO/Auliya Rahman/hp.

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mendominasi bencana di Indonesia dalam sepekan terakhir. Tren kenaikan kejadian karhutla ini terjadi pada musim kemarau.

"Pada tanggal 28 Agustus-3 September, kita ada 46 kali kejadian bencana, dominan itu kebakaran hutan dan lahan 32 kali, artinya itu sudah sangat dominan 70 persen," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam konferensi pers daring, Selasa (5/9/2023).

Kasus karhutla yang terjadi dalam sepekan terakhir di antaranya kebakaran yang melanda 240 hektare lahan di lereng Gunung Sumbing, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pada Jumat (1/9/2023). Kemudian, kebakaran 53 hektare lahan di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, pada Senin (4/9/2023).

Selain karhutla, dalam sepekan terakhir BNPB mencatat bencana kekeringan terhitung enam kali, banjir 10 kali, tanah longsor dan gempa bumi terhitung masing-masing satu kali.

Semantara pada periode Januari-Agustus 2023, karhutla menempati urutan ketiga bencana terbanyak nasional dengan 499 kejadian. Urutan pertama ditempati banjir dengan 853 kejadian dan disusul cuaca ekstrem dengan 836 kejadian. Total bencana di Indonesia pada periode tersebut mencapai 2.741 kejadian.

Muhari mengatakan karhutla tahun ini menjadi sorotan karena masuk dalam tiga besar penyumbang bencana di Tanah Air.

"Kalau di tahun 2020, 2021, dan 2022 itu dominan dari kontribusi jumlah kejadian bencana di Indonesia itu banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor, sekarang ada karhutla yang dominan," kata dia.

Menurut Muhari, tren kejadian arhutla akhir-akhir ini disebabkan oleh faktor manusia. Hasil pengecekan BNPB di lapangan sekira 90 persen kejadian karhutla disebabkan ulah manusia.

"Tidak ada tiba-tiba apinya muncul, kecuali mungkin tengah malam kalau ada petir," ujarnya.

Kejadian karhutla yang disebabkan oleh manusia tersebut bisa terjadi karena puntung rokok, api unggun yang tidak dijaga, dan faktor-faktor lainnya.

Baca juga artikel terkait KARHUTLA 2023 atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Gilang Ramadhan