Menuju konten utama

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Selatan Jawa Capai 6 Meter

Tinggi gelombang 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta.

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Selatan Jawa Capai 6 Meter
Petugas BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) menunjuk peta sebaran hujan hasil penginderaan satelit di Laboratorium BMKG di Serang, Banten, Jumat (28/4). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

tirto.id - Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meterologi Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo memprakirakan tinggi gelombang maksimum di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta berpotensi mencapai 6 meter.

"Berdasarkan pengamatan citra satelit, saat sekarang terdapat sistem tekanan rendah yang mencapai 1.007 hektopascal (hPa) di perairan Kepulauan Kei-Aru," katanya di Cilacap, Jateng, Senin (6/5/2019).

Selain itu, kata dia, pola angin di wilayah Indonesia bervariasi dari timur-selatan dengan kecepatan 3-25 knot dan kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Banda bagian timur dan perairan Kepulauan Babar-Tanimbar.

Ia mengatakan kemunculan sistem tekanan rendah dan pola angin yang bervariasi dengan kecepatan 3-25 knot itu memicu terjadinya peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut, termasuk di Samudra Hindia selatan Jateng-DIY.

"Oleh karena itu, kami mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku hingga tanggal 8 Mei. Dalam hal ini, tinggi gelombang 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta, sedangkan tinggi gelombang 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta," katanya.

Terkait dengan hal itu, Teguh mengimbau wisatawan yang berkunjung ke pantai untuk berhati-hati dan tidak berenang atau mandi, terutama di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Selain itu, kata dia, semua pihak yang melakukan aktivitas di laut diimbau untuk memperhatikan risiko angin kencang dan gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran, yakni nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil agar mewaspadai angin dengan kecepatan di atas 15 knot dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter.

"Jika memungkinkan, nelayan diimbau untuk tidak melaut terlebih dahulu karena tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter sangat berbahaya bagi kapal berukuran kecil," katanya.

Ia mengimbau operator tongkang agar mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. Kapal Feri diminta waspada kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau pesiar waspada kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir, sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi serta wilayah pelayaran padat, agar tetap selalu waspada," tegasnya.

Baca juga artikel terkait BMKG

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Maya Saputri