tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan 488 titik panas atau hotspot terdeteksi di Provinsi Jambi.
Ratusan titik panas itu terpantau sensor modis (Satelit Terra-Aqua) SNPP dan NOAA dari BMKG Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Thaha Jambi pada Januari hingga awal Juli 2023.
Plh Pelaksanaan BPBD Provinsi Jambi, Dodi Chandra mencatat titik panas terbanyak di Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabbar), yaitu ada 229 titik. Disusul Sarolangun sebanyak 69 titik, Merangin 68 titik, Batanghari 38 titik, Bungo 29 titik, dan Tebo 38 titik.
Sedangkan di Muaro Jambi sebanyak 17 titik, Tanjungjabung Timur 10 titik, Kerinci 4 titik, serta Sungaipenuh dan Kota Jambi nol titik.
Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG Jambi diawal bulan Juli, terdapat potensi hujan sedang hingga lebat khususnya di wilayah Tanjabbar dan Bungo.
"Hari ini pada umumnya berawan dan berpotensi hujan ringan hingga sedang pada pagi, siang, sore dan malam hari," kata Dodi di Jambi, Selasa (4/7/2023).
BPBD Jambi tetap menyiagakan personel di 11 lokasi rawan karhutla. Tim Satgas Karhutla ditugaskan untuk memberikan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat agar tidak membakar lahan. Tim juga melakukan pemantauan ke lapangan dan menampung informasi titik panas.
Pemerintah Provinsi Jambi mengajak masyarakat untuk ikut serta mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan tahun ini.
Sekda Provinsi Jambi, Sudirman mengatakan hal itu dilakukan dalam rangka menjaga siklus empat tahunan yang pernah terjadi di Provinsi Jambi agar tidak terulang kembali.
"Kita ingat pada 2015 terjadi kebakaran besar dan pada 2019 juga terjadi kebakaran besar kalau kita lihat siklus empat tahun itu berikutnya adalah tahun ini, kita perlu hati-hati agar tidak terjadi kebakaran besar, sama-sama antara pemerintah masyarakat wirausaha agar sama-sama menjaga kondisi lahan dan hutan bebas tanpa bakar, " ujar Sudirman.
Pemprov Jambi sudah menerima laporan BPDB soal banyaknya lahan di Jambi yang terbakar.
"Akhir-akhir ini sudah dikoordinasikan dengan BPBD yang memang ada beberapa lahan yang sudah mulai terbakar, tetapi bisa diatasi," kata dia.
Sudirman menjelaskan pada Juli ini kondisi cuaca sudah mulai ekstrem dan kemungkinan akan memasuki musim kemarau. Masyarakat diimbau untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan dan tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara dibakar.
"Perilaku itu sangat berpotensi terjadinya Karhutla apalagi dibarengi dengan angin kencang yang sangat mudah merambat ke tempat lainnya," kata Sudirman.
Editor: Gilang Ramadhan