tirto.id - BMKG Pekanbaru mengindikasikan adanya lonjakan titik panas di Provinsi Riau yang diduga sebagai kebakaran hutan dan lahan di wilayah itu.
"Hingga pagi ini terpantau sebanyak 14 titik panas di tiga kabupaten di Riau," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Sabtu (10/2/2018).
Ke-14 titik panas itu, kata Slamet, meningkat dua kali lipat dibanding pada Jumat petang lalu (9/2) yang menurut BMKG Pekanbaru ada sebanyak 7 titik panas.
Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua, Slamet merincikan ada sembilan titik di Pelalawan, tiga titik di Indragiri Hilir dan dua titik di Bengkalis.
"Sementara itu, dari 14 titik panas, 11 di antaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen," ungkap Slamet.
Ia merincikan, ke-11 titik api itu mayoritas berada di Pelalawan dengan sembilan titik. Sementara satu titik lainnya masing-masing tersebar di Bengkalis dan Indragiri Hilir.
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Humas Polda Riau, Kombes Pol Guntur Aryo Tejo mengatakan mayoritas Karhutla merupakan akibat kesengajaan. Guntur kemudian mengimbau kepada masyarakat dan perusahaan agar tidak membuka lahan dengan cara membakar.
Ia menegaskan akan ada ancaman hukuman bagi pembakar lahan yakni mencapai 10 tahun penjara dan denda Rp10 miliar.
"Harapannya, janganlah ada lagi yang membuka lahan dengan membakar. Ancaman hukumannya berat. Mari sama-sama kita mencegah kebakaran lahan," kata Guntur.
Ia mengatakan Polda Riau juga telah meringkus seorang pelaku pembakar lahan. Pelaku pembakar lahan sebelumnya ditangkap oleh Polres Pelalawan pada awal Februari lalu.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto