Menuju konten utama

BKPM Dukung Ekspansi Bisnis Atasi Defisit Baja

Krakatau Steel tengah melakukan perluasan pabrik yang akan selesai pada 2019 guna mengatasi defisit baja nasional. Langkah ini menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan adanya iklim investasi di Indonesia yang kondusif dan berdaya saing.

BKPM Dukung Ekspansi Bisnis Atasi Defisit Baja
Komisaris Utama PT Krakatau Steel Tbk Binsar H Simanjuntak (kiri), Kepala BKPM Thomas Trikasi Lembong (tengah) dan Dirut PT KS Sukandar (kanan) menekan tombol sirine pada peletakan batu pertama pembangunan pabrik baja lembaran panas (HSM/Hot Strip Mill) ke-2, di Cilegon, Banten, Senin (22/5). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman.

tirto.id - Seiring dengan meningkatnya permintaan akan baja untuk menyokong pengembangan industri otomotif nasional, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendukung upaya mengatasi defisit baja nasional yang dilakukan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk melalui kegiatan ekspansi bisnis.

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk membangun pabrik kedua hot strip mill 2 di Cilegon, Provinsi Banten senilai 460 juta dolar AS (setara Rp6,2 triliun dengan kurs Rp13.500).

"Perluasan yang dilakukan oleh Krakatau Steel sangat positif dalam mendorong pengembangan kapasitas industri baja di dalam negeri," kata Kepala BKPM Thomas Lembong dalam peletakan batu pertama pabrik tersebut, seperti dikutip dalam siaran pers di Jakarta, Senin (22/8/2016).

Thomas menyebutkan, perluasan pabrik Krakatau Steel yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2019 itu diharapkan mampu mengatasi defisit baja nasional termasuk mengurangi defisit neraca perdagangan akibat impor baja yang mencapai 7,2 miliar dolar pada tahun 2014.

Pasalnya, pembangunan pabrik kedua hot strip mill itu akan menambah jumlah produksi baja lembaran panas atau Hot Rolled Coil (HRC) sebanyak 1,5 juta ton per tahun.

Pembangunan pabrik kedua hot strip mill merupakan implementasi Nota Kesepahaman antara PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan PT Krakatau Posco pada 12 Mei 2016 untuk pembangunan kluster baja tahap dua sebagai tahapan menuju target kapasitas produksi baja nasional sebesar 10 juta meter kubik per tahun.

Oleh karena itu, peletakan batu pertama pabrik kedua hot strip mill 2 itu menandai dimulainya pembangunan kerja sama kedua perusahaan dalam meningkatkan produksi baja nasional.

Thomas menambahkan proyek perluasan itu menunjukkan iklim investasi di Indonesia yang kondusif dan berdaya saing.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI BAJA

tirto.id - Bisnis
Sumber: Antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari