Menuju konten utama

Produsen Jok Recaro Bangkrut! Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Recaro memulai kiprahnya di dunia otomotif pada 1906 sebagai karoseri kemudian beralih fokus menjadi produsen jok pada 1960-an.

Produsen Jok Recaro Bangkrut! Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Ilustrasi Mobil. foto/istockphoto

tirto.id - Anda mungkin belum pernah mendudukinya secara langsung, tapi kemungkinan besar Anda familier dengan jenama satu ini: Recaro.

Recaro memang ada di mana-mana. Dari jok mobil sampai pesawat. Dari kursi kereta api sampai kursi gaming. Bahkan, sejumlah klub sepak bola papan atas Eropa, seperti Manchester United, Real Madrid, dan Stuttgart, pun menunjuk Recaro untuk memproduksi kursi yang ada di bangku cadangan stadion mereka.

Singkat kata, di mana ada kebutuhan manusia untuk duduk dengan nyaman, di situ ada Recaro. Maka alangkah terkejutnya khalayak ketika pekan lalu muncul sebuah pengumuman bahwa Recaro Automotive GmbH yang bermarkas di Kirchheim unter Teck, Jerman, mengalami kebangkrutan.

Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Recaro Automotive GmbH sebetulnya bukanlah satu-satunya Recaro yang ada di muka bumi. Kita mesti mengenal dulu Recaro Group yang memiliki tiga perusahaan, yaitu Recaro Holding, Recaro Aircraft Seating (produsen kursi pesawat), dan Recaro Gaming (produsen kursi gaming). Sementara itu, Recaro Automotive dan Recaro Kids (produsen kursi dan stroller untuk anak-anak) saat ini berstatus sebagai pemegang lisensi dan bukan anggota dari Recaro Group.

Total, ada tiga perusahaan yang memegang lisensi Recaro Automotive. Selain di Jerman, ada pula Recaro North America yang bermarkas di Michigan, Amerika Serikat, dan Recaro Automotive yang bermarkas di Jepang. Nah, Recaro yang saya sebut mengalami kebangkrutan hanyalah Recaro Automotive yang berbasis di Jerman.

Kebangkrutannya sebenarnya sama sekali tidak berpengaruh pada operasi Recaro-Recaro lainnya. Meski demikian, kebangkrutan Recaro Automotive Jerman itu tetap terasa menyakitkan. Pasalnya, bisa dikatakan, ini adalah jantung dari semua Recaro yang ada di dunia ini.

Recaro yang satu ini memulai kiprahnya di dunia otomotif pada 1906 sebagai karoseri untuk mobil-mobil bikinan Porsche, Volkswagen, dan Mercedes-Benz. Ia kemudian beralih fokus sepenuhnya menjadi produsen jok pada dasawarsa 1960-an.

Dalam rilis pers resminya, Recaro Automotive Jerman menyatakan bahwa ada dua musabab utama di balik kebangkrutannya perusahaan. Pertama, "meningkatnya harga bahan baku secara ekstrem akibat krisis dalam beberapa tahun terakhir". Kedua, karena mereka kehilangan "sebuah kontrak besar".

Bagi siapa pun, perusahaan mana pun, empat tahun terakhir memang menyulitkan secara ekonomi. Pandemi COVID-19 dan invasi Rusia ke Ukraina secara khusus berpengaruh pada rantai pasok global sehingga membuat harga-harga bahan baku mengalami kenaikan. Hal ini, kemungkinan besar, berpengaruh pada faktor kedua, yaitu hilangnya sebuah kontrak besar.

Recaro Automotive sendiri menjalankan bisnisnya dengan dua pendekatan. Pertama, dengan menjadi original equipment manufacturer (OEM) alias onderdil bawaan bagi pabrikan mobil. Kedua, dengan menjual produk-produk aftermarket alias onderdil modifikasi.

Sebenarnya, Recaro Automotive Jerman tidak menjelaskan secara terperinci kontrak besar manakah yang hilang dari genggamannya. Namun, seorang kolumnis otomotif mencoba menerka-nerka dalam artikelnya di The Drive. Dari situ, sang kolumnis berhipotesis bahwa kontrak yang hilang itu adalah kontrak dari Volkswagen Group.

Mengapa sang kolumnis bisa membuat hipotesis semacam itu? Karena Volkswagen merupakan klien terbesar Recaro Automotive. Sejarah mencatat bahwa Recaro Automotive Jerman menjadi besar berkat Volkswagen Group (termasuk Audi dan Porsche di dalamnya) dan kini, kemungkinan besar, mereka pulalah yang menjadi alasan di balik runtuhnya perusahaan tersebut.

Volkswagen Group dalam beberapa tahun terakhir juga terus melakukan pengiritan dan menjadi masuk akal apabila mereka tidak lagi "mampu" membeli jok-jok mobil bikinan Recaro. Kenaikan harga bahan baku bakal berkonsekuensi pada kenaikan harga jual dan, celakanya, sang konsumen terbesar tak mau lagi menggunakan produk mereka.

Meski telah menyatakan bangkrut, Recaro Automotive Jerman tidak akan menunggak pembayaran apa pun kepada karyawannya. Mereka telah mengambil langkah finansial yang diperlukan supaya tetap bisa memenuhi hak-hak para pekerja. Selain itu, proses produksi juga bakal terus dilanjutkan untuk memenuhi semua pesanan yang sudah telanjur masuk sebelumnya.

Selain itu, dalam pernyataan resminya, Recaro Automotive Jerman juga menyampaikan optimismenya.

"Dengan bekerja sama sebagai satu tim dengan para karyawan, pemasok, dan pelanggan kami melalui kemungkinan rencana kebangkrutan berdasarkan Hukum Jerman, kami berharap dapat berdiri kokoh lagi di waktu yang tepat," tulis perusahaan tersebut.

Yang Membuat Recaro Spesial

Tentu ada alasan mengapa Recaro, selama lebih dari 100 tahun, terus dipercaya perusahaan-perusahaan otomotif terbesar Jerman untuk memproduksi original equipment. Yang paling utama adalah bagaimana jok-jok bikinan Recaro didesain secara ergonomis dengan melibatkan dokter ortopedi untuk memastikan jok selalu nyaman digunakan bahkan untuk jangka waktu lama.

Tak heran jika kursi pesawat, kereta, dan gaming bikinan mereka juga begitu digandrungi.

Kualitas Recaro dipadukan dengan afiliasi mereka dengan jenama-jenama papan atas, keterlibatan dalam dunia olahraga balap, serta desain yang khas membuatnya jadi populer. Tak cuma identik dengan kenyamanan, Recaro juga mampu memancarkan prestise tersendiri.

Namun, untuk menjaga kualitas ini, Recaro Automotive Jerman ternyata kesulitan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kenaikan harga bahan baku membuat mereka harus menjual produknya dengan harga lebih tinggi. Di tengah perekonomian yang sulit seperti ini, pelanggan pun bakal berpikir seribu kali—apalagi di sini kita bicara soal produksi massal yang tentunya menelan biaya luar biasa besar.

Sisi positifnya, tentu saja, tidak semua perusahaan milik Recaro mesti gulung tikar. Di Indonesia sendiri, konsumen masih bisa menikmati produk-produk Recaro karena barang-barang yang masuk ke Indonesia adalah bikinan Jepang. Pengumuman terkait hal ini telah disampaikan Recaro Indonesia dalam sebuah unggahan di akun Instagram-nya.

Namun, apa yang terjadi pada Recaro Automotive Jerman itu adalah sebuah peringatan, tak cuma bagi industri otomotif, tapi juga semua pelaku industri lainnya. Perekonomian dunia belum pulih sepenuhnya dan semua sektor bisa menjadi korban. Waspadalah, waspadalah.

Baca juga artikel terkait JOK MOBIL atau tulisan lainnya dari Yoga Cholandha

tirto.id - Mild report
Kontributor: Yoga Cholandha
Penulis: Yoga Cholandha
Editor: Fadrik Aziz Firdausi