Menuju konten utama

BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6%, Apa Dampaknya?

Celios memproyeksi jika Bank Indonesia nekat menaikkan suku bunga maka tekanan pada kuartal IV-2023 hingga awal 2024 sangat berat.

BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6%, Apa Dampaknya?
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah), Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kiri), dan Deputi Gubernur Doni P. Joewono (kanan) memberikan keterangan dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Selasa (25/7/2023). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nym.

tirto.id - Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di 6 persen. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menuturkan langkah BI mempertahankan suku bunga acuan 6 persen sudah tepat, sebab kekhawatiran suku bunga acuan yang tinggi akan menurunkan tingkat konsumsi rumah tangga.

“Keputusan BI sudah tepat untuk tahan suku bunga. Kekhawatiran bunga yang sudah tinggi dapat menurunkan tingkat konsumsi rumah tangga dan pergerakan sektor usaha. Kalau BI nekat naikkan suku bunga maka tekanan pada kuartal IV-2023 hingga awal 2024 sangat berat,” kata dia kepada Tirto, Kamis (23/11/2023).

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, menilai keputusan tersebut diproyeksi bakal menimbulkan pelemahan laju kredit. Sebab itu, seluruh pihak perlu mengantisipasi dampak yang akan terjadi terhadap perekonomian di Tanah Air.

“Ini harus diantisipasi, di bulan-bulan berikutnya adalah dampaknya terhadap perekonomian karena kalau kita lihat dalam 4 bulan atau 5 bulan terakhir laju kredit mengalami penurunan lumayan, biasanya di angka 10 persen sekarang 8 sampai 9 persen, jadi ini efeknya ke perekonomian,” kata Tauhid.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di 6 persen. Selain itu, bank sentral juga menahan suku bunga deposit facility tetap sebesar 5,25 persen persen dan suku bunga lending facility di 6,75 persen.

Perry menjelaskan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan tersebut konsisten dengan kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3 plus minus 1 persen pada sisa 2023 dan 2,5 persen plus minus 1 persen pada 2024.

Baca juga artikel terkait SUKU BUNGA BANK INDONESIA atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin