tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengungkapkan kebijakan penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), adalah hal yang telah diantisipasi, baik oleh Indonesia maupun negara-negara lain di dunia.
Kebijakan penurunan suku bunga terutama oleh The Fed bahkan dapat berimplikasi positif terhadap perekonomian AS dan juga pertumbuhan ekonomi dunia.
“Itu adalah suatu langkah yang sudah diantisipasi. Tentu dampaknya terhadap perekonomian diharapkan positif, baik pada perekonomian AS juga kepada seluruh dunia,” kata Sri Mulyani saat ditemui usai Rapat Paripurna Masa Persidangan I Tahun Sidang 2024-2025, di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (19/9/2024).
Di sisi lain, penurunan suku bunga bank-bank sentral juga menjadi suatu yang dinantikan di tengah tren suku bunga acuan tinggi. Pasalnya, fenomena higher for longer imbas suku bunga The Fed tinggi berdampak sangat besar terhadap kinerja perekonomian negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
“Karena higher for longer memang salah satu faktor yang memberikan dampak sangat besar terhadap kinerja perekonomian di negara-negara berkembang. Jadi penurunan ini adalah langkah yang memang kita harapkan,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, BI memutuskan menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17-18 September 2024. Dengan penurunan ini, suku bunga acuan BI menjadi 6 persen, dari sebelumnya 6,25 persen.
Seiring dengan itu, suku bunga deposit facility dan lending facility juga turun 25 bps menjadi masing-masing 5,25 persen dan 6,75 persen.
“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17 dan 18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,00 persen,” ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (18/9/2024).
Sementara itu, Komite Pasar Terbuka Federal Federal Reserve (FOMC) memangkas suku bunga pinjaman utamanya sebesar setengah poin persentase, atau 50 basis poin. Keputusan tersebut menurunkan suku bunga dana federal The Fed di kisaran 4,75-5 persen.
Matriks ekspektasi masing-masing pejabat The Fed juga menunjukkan mereka memperkirakan akan ada penurunan satu poin persentase penuh suku bunga lagi pada akhir tahun 2025 dan setengah poin pada 2026.
“Komite telah memperoleh keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2 persen, dan menilai bahwa risiko untuk mencapai sasaran ketenagakerjaan dan inflasi secara kasar seimbang,” kata FOMC usai pertemuan suku bunga, dikutip dari CNBC International, Kamis (19/9/2024).
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Irfan Teguh Pribadi