tirto.id - Sebagai platform yang memiliki banyak pengguna, TikTok menyadari isu kesehatan mental tidak dapat terlepas dalam medianya. Didorong kesadaran ini, TikTok Indonesia meluncurkan program kesehatan mental bersama dengan WHO Indonesia yang didukung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) di Kota Tua, Jakarta, pada Kamis sore (14/11).
Communications Director TikTok Indonesia, Anggini Setiawan, menjelaskan bahwa program yang digagas TikTok Indonesia ini merupakan upaya untuk menciptakan ruang yang aman untuk kesehatan mental.
“Kita di sini hadir dengan komitmen untuk mendukung terciptanya ruang digital bagi komunitas agar bisa berkembang dan belajar untuk menjalin koneksi yang bermakna, serta mendukung dialog dengan jujur, terbuka, dan saling suportif tentang kesehatan mental,” ujarnya.
Untuk memaksimalkan penyelenggaraan program ini, Anggi menyebut TikTok Indonesia akan melaksanakannya dalam rentang waktu November 2024 sampai dengan April 2025 dengan menjalin kolaborasi bersama WHO.
Tak hanya melangsungkan upaya yang sudah disampaikan melalui program ini, Anggi menyampaikan, TikTok telah mendonasikan sebesar 7 juta dolar AS untuk mendukung upaya meruntuhkan stigma kesehatan mental sekaligus menciptakan komunitas digital.
Upaya-upaya yang dilakukan TikTok Indonesia ini didukung penuh oleh WHO yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Deputi Perwakilan WHO untuk Indonesia, Momoe Takeuchi.
“Pada September lalu, WHO mengumumkan kolaborasi global dengan TikTok selama setahun yang bertujuan untuk menyediakan informasi kesehatan yang andal berbasis sains, termasuk tentang kesehatan mental, kepada para penggunanya yang sebagian besar adalah kaum muda,” ujarnya.
Lebih lanjut, uluran tangan dari WHO yang akan turut menyalurkan informasi bagi program TikTok Indonesia ini diikuti juga dengan bantuan mobilisasi profesional dalam mendukung program ini.
“Sebagai bagian dari kolaborasi ini, kami dengan senang hati memobilisasi jaringan influencers Fides kami di Indonesia yang terdiri dari 11 profesional di bidang kesehatan,” tambah Momoe.
Tak hanya Fides, TikTok Indonesia akan turut melibatkan sekelompok kreator terpilih yang akan mengikuti workshop kesehatan mental yang disebut Mindful Makers dalam pelaksanaan program mendatang.
Melihat kolaborasi positif ini, Wakil Menteri PPPA, Veronica Tan, yang turut hadir dalam kesempatan tersebut mengakui bahwa platform TikTok yang besar tentu berdampak besar bagi penggunanya.
“Saya yang enggak tahu TikTok pun pakai TikTok,” tutur Veronica.
Menurut Veronica, TikTok memang bisa menjadi platform bermata dua yang membawa dampak positif sekaligus sebaliknya bagi penggunanya. Karena itulah, program ini merupakan gerakan yang tepat untuk menyebarkan edukasi terkait kesehatan mental dalam platformnya.
“Saya berharap kita bisa menjadi sebuah gerakan, ya. Saya rasa movement ini, dengan platform yang ada, bisa memberikan efek jera dan juga memberikan edukasi-edukasi terkait dengan mungkin yang sudah terkena sampai ke mental mereka,” tandas Veronica.
Editor: Nuran Wibisono