Menuju konten utama

Benarkah Trauma di Masa Lalu Bisa Pengaruhi Pola Asuh Pada Anak?

Terdapat tiga jenis trauma dalam berumah tangga yakni trauma akut, trauma kronis dan trauma kompleks.

Benarkah Trauma di Masa Lalu Bisa Pengaruhi Pola Asuh Pada Anak?
Ilustrasi orang tua marah ke anak. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pola pengasuhan pada anak ternyata dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor kehidupan, seperti hubungan Anda dan suami di masa lampau, bahkan ketika kita masa kecil.

Psikolog dan konselor pernikahan Adriana Soekandar Ginanjar mengatakan bahwa belum semua orang tua menerapkan pola asuh yang cukup baik untuk tumbuh kembang si kecil di rumah. Seperti masih adanya pola asuh dengan kekerasan, baik itu secara verbal maupun non verbal serta banyak terjadi konflik antar orang tua di depan anak.

"Seringkali hal ini tidak disadari dapat menimbulkan kecemasan dan trauma yang terdalam bagi sang anak," ujar Adriana seperti dilansir dari Antara.

Adriana menjelaskan terdapat beberapa jenis trauma yang dialami oleh manusia, khususnya ketika berumah tangga. Trauma-trauma ini harus dikenali lebih awal agar kedepannya orang tua dapat memproses trauma menjadi bentuk emosi yang baik.

"Ketika dapat memproses emosi, tentunya akan membawa dampak yang lebih baik ke sekitar atau keluarga terdekat," kata Adriana.

Setidaknya terdapat tiga jenis trauma dalam berumah tangga yakni trauma akut, trauma kronis dan trauma kompleks.

Trauma akut terjadi satu kali tetapi secara intens. Seperti adanya perceraian, bencana alam, pelecehan seksual yang terjadi di masa lampau atau masa kecil.

Trauma kronis terjadi berulang kali dalam jangka waktu yang panjang seperti mendapatkan kekerasan dari orang tua atau orang sekitar, perundungan, melihat kekerasan dan konflik orang tua.

Sementara trauma kompleks merupakan kejadian yang beragam terdiri dari kejadian traumatis yang berbeda-beda.

Jika tidak diperbaiki, trauma di masa lampau ini dapat terus menghantui kehidupan sehari-hari para orang tua bahkan dapat berdampak pada pola asuh ke anak saat ini.

"Tentu kita sebagai orang tua tidak menginginkan hal yang sama atau hal yang buruk terjadi turun temurun ke anak kita," ujar Adriana.

Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang juga mampu melatarbelakangi anak rentan terkena trauma dalam kehidupan, seperti sifat anak yang terlalu tertutup, orang tua yang tidak memahami anak, dan orang tua yang seringkali merasa paling tahu atau paling benar.

Menurutnya, yang dapat dilakukan oleh orang tua agar anak terhindar dari trauma rumah tangga adalah dengan mengenal anak lebih baik, terbuka dengan anak agar dapat berkomunikasi dengan orang tua, menghormati anak dengan menghargai keputusan serta tidak menuntut terlalu sering.

Ajarkan juga anak untuk bisa bersuara dan berpendapat di setiap kondisi mulai dari hal-hal kecil yang ditemukan di keseharian. orang tua juga harus bertindak sebagai detektif atau terus mencari tahu apa yang sebenarnya dibutuhkan anak.

"Mindful parenting untuk mencerna dan mempelajari emosinya agar dapat membuahkan perilaku yang baik juga kepada keluarga," pungkasnya. Adriana.

Baca juga artikel terkait PARENTING atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya