tirto.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (5/5/2023) telah mencabut status darurat COVID-19 atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Namun, pandemi COVID-19 belum usai dan masih dapat menjadi ancaman sewaktu-waktu.
Beberapa isu seputar pandemi pun masih lalu lalang di jagat maya, satunya berupa klaim bahwa pandemi terjadi setiap 100 tahun sekali. Akun Instagram “faktakeunikan” (tautan) mengunggah informasi itu dalam bentuk video reels yang dibubuhi takarir "jangan terulang lagi pandemi 2020 kemarin".
Isi video memperlihatkan beberapa foto yang diklaim sebagai potret pandemi di seluruh dunia, beserta keterangan tahun kejadiannya. Dari pengamatan Tirto, pandemi yang disebut dalam artikel tersebut adalah The Great Plague of Marseille (1720), Cholera Outbreak (1820). The Spanish Flu (1920), hingga COVID-19 (2020).
Sejak diunggah pada 18 April sampai 11 Mei 2023, video ini sudah diputar sebanyak 71.500 kali, memperoleh 2.960 tanda suka, dan 40 komentar.
Lantas, benarkah pandemi terjadi setiap 100 tahun sekali?
Penelusuran Fakta
Sebagai informasi, mengutip Ensiklopedia Britannica, pandemi merupakan wabah penyakit menular yang terjadi di wilayah geografis yang luas dan umumnya memengaruhi sebagian besar populasi dunia.
Untuk menelusuri lebih lanjut apakah pandemi terjadi 100 tahun sekali, Tim Riset Tirto memanfaatkan pencarian Google dengan kata kunci berbahasa Inggris dan Bahasa Indonesia “pandemi selain covid.” Hasilnya, kami menemukan beberapa peristiwa pandemi yang tidak disebutkan dalam unggahan yang beredar.
Berdasarkan informasi dari sumber kredibel yang Tirto kumpulkan, mulai dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dan Medical News Today, beberapa pandemi yang terjadi sebelum COVID-19 di antaranya:
- Black Death pada 1347-1351,
- kolera (1817-1823),
- flu Spanyol (virus H1N1) 1918-1920,
- flu Asia (1957-1958),
- flu Hong Kong (virus H3N2) 1968, dan
- flu Babi (virus baru H1N1) pada tahun 2009.
"Tidak, tidak ada pola di sana," kata Dr. Susan Mercado, utusan khusus Presiden Filipina untuk inisiatif kesehatan global, saat dihubungi AFP pada 13 Maret 2020.
"Tetapi jika Anda bertanya apakah beberapa virus memang musiman, memang iya," tandasnya.
Berikut rincian kejadian pandemi yang disebut dalam unggahan:
The Great Plague of Marseille (1720-1722)
Dalam salah satu artikel tentang wabah besar di Marseille yang dimuat jurnal “History of Modern Pandemics” (2022), disebutkan bahwa Marseille merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Mediterania dan yang pertama di Kerajaan Prancis pada tahun 1720.
Aktivitas kapal-kapal di pelabuhan tersebut utamanya adalah menunjang perdagangan dengan Afrika Utara dan Mediterania Timur. Marseille terbiasa terpapar dengan penyakit menular lantaran kegiatan komersial yang menonjol itu.
Seperti kebanyakan pelabuhan Mediterania lain, Marseille telah dilanda banyak wabah, setidaknya mencapai 25 kali bahkan mungkin 34 kali. Disebutkan, beberapa epidemi sangat mematikan dan meninggalkan cerita suram yang bertahan lama. Namun, wabah tahun 1720-1722 meninggalkan memori yang paling kuat.
Kolera (1817-1823)
Menukil laman Kemenkes RI, wabah kolera dimulai sekitar tahun 1817-1823 (tiga tahun lebih awal dari yang disebutkan dalam video Instagram), dan pertama kali berasal dari Jessore, India. Wabah ini menyebar dari sungai Gangga hingga ke Asia, Eropa, Afrika, serta Amerika Utara.
Menurut WHO, kolera merupakan infeksi diare akut yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae. Kolera saat ini menjadi endemik di banyak negara, serta tetap menjadi ancaman global bagi kesehatan masyarakat.
The Spanish Flu atau Flu Spanyol (1918-1920)
Mengutip Kemenkes RI, pada musim semi 1918 di Madrid, flu menyebabkan pandemi sehingga disebut "Flu Spanyol." Penyakit itu disebabkan oleh virus H1N1 yang biasanya menyerang burung. Kejadian ini berlangsung selama 1918-1920 pada saat Perang Dunia I. Di Amerika Utara, flu pertama kali muncul di Kansas pada awal 1918, selanjutnya baru merambah Eropa pada musim semi.
Sekitar 500 juta orang menjadi korban dari penyakit ini, seperlima dari jumlah itu meninggal dunia. Kondisi makin parah karena bersamaan dengan terjadinya Perang Dunia I.
Penyakit ini tidak berasal dari negara Spanyol, hanya saja menurut laporanWashington Post, Spanyol adalah satu-satunya negara yang transparan tentang jumlah korban yang ditimbulkan pandemi di negara itu.
COVID-19 (2020 hingga saat ini)
Dilansir WHO, Komisi Kesehatan Kota Wuhan, China, pada penghujung 2019 melaporkan beberapa kasus pneumonia di Wuhan, Provinsi Hubei. Penyebabnya berhasil diidentifikasi, yakni novel coronavirus. Seiring dengan melesatnya tingkat penyebaran dan keparahannya, WHO kemudian mengategorikan COVID-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020.
Kasus pertama COVID-19 di Indonesia ditemukan pada 2 Maret 2020, dan status pandemi beium dicabut sampai saat ini.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, pandemi tidak memiliki pola kejadian setiap 100 tahun sekali. Sejumlah peristiwa yang disebutkan dalam unggahan tidak mencantumkan pandemi-pandemi lainnya, seperti Flu Asia pada tahun 1957-1958 dan Flu Hong Kong tahun 1968.
Beberapa tahun yang dituliskan dalam keterangan pun tidak sesuai, salah satunya wabah kolera yang dimulai 3 tahun lebih awal dari yang disebutkan dalam video Instagram.
Klaim bahwa pandemi terjadi 100 tahun sekali pun sebenarnya telah beredar sejak 2020 dan sudah dinyatakan sebagai keterangan yang salah oleh lembaga pemeriksa fakta Politifact dan AFP.
Dengan demikian, narasi yang menyebut pandemi terjadi setiap 100 tahun sekali bersifat salah dan menyesatkan (false andmisleading).
Editor: Shanies Tri Pinasthi