tirto.id - Pengajar komunikasi politik Univeritas Airlangga (Unair ) Suko Widodo menilai wajar bila cerita Direktur Materi Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sudirman Said berbeda saat ia menjabat sebagai Menteri ESDM.
Cerita yang dimaksud adalah adanya pertemuan Presiden Jokowi dengan Jim Moffet yang saat itu masih menjabat Executive Chairman Freeport McMoRan. Sudirman menyebut, pertemuan yang terjadi pada 6 Oktober 2015 di Istana Negara itu bersifat rahasia.
"Ya bisa dibilang tidak konsisten ya pernyataannya," ujar Suko saat dihubungi reporter Tirto, Kamis (21/2/2019).
Menurut Suko, cerita yang berbeda itu wajar karena Sudirman saat ini sudah bukan merupakan orang yang berada di dalam pemerintahan Jokowi.
Bahkan, posisinya saat ini mendukung pencalonan Prabowo dalam Pilpres 2019. Menurut Suko hal tersebut wajar dalam dinamika politik.
"Adagium dalam politik bahwa tidak ada permusuhan yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan yang abadi," jelas Suko.
Menurut Suko wajar bila saat masih menjabat Menteri ESDM, Sudirman terlihat membela Jokowi. Begitu pun saat ini ia sebagai bagian dari tim pemenangan Prabowo, tidak dapat dipungkiri bila pernyataan-pernyataan Sudirman berbalik menyerang Jokowi.
"Bila dalam kubu yang sama, punya kepentingan yang sama maka saling melindungi, tapi ketika saling berseberangan maka terjadilah konflik-konflik semacam itu ya," ucap Suko.
Diketahui, saat diwawancarai Majalah Tambang edisi November 2015, Sudirman Said membantah adanya pertemuan rahasia atau pertemuan luar biasa antara Presiden Jokowi dengan Jim Moffet yang saat itu masih menjabat Executive Chairman Freeport McMoRan dan Sudirman yang mendampimgi Jokowi.
"Presiden menjalankan tugas negara, dan itu bukan operasi rahasia. Itulah cara beliau mengurangi kegaduhan. Akan salah kalau Presiden dan Moffet membuat kesepakatan sendiri, baru kemudian mengundang saya," ucap Sudirman seperti yang ditulis dalam majalah tersebut.
Pernyataan ini pun berbeda saat Sudirman mengatakan dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (20/2/2019) kemarin.
Sudirman menyebutkan, sempat ada kesepakatan antara pemerintah dan PT Freeport Indonesia yang dilakukan di Istana dan bersifat 'rahasia'. Pertemuan itu, kata Sudirman, yang membuat izin operasi Freeport di Indonesia disepakati untuk diperpanjang.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Dhita Koesno