tirto.id -
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Mandailing Natal, Syarifuddin ketika melihat langsung kondisi anak tersebut di RSUD Panyabungan.
Bayi tersebut hanya memiliki satu mata dan mulut saja sementara hidungnya tidak ada. Syarifuddin menyampaikan, kejadian seperti itu tergolong langka, dan merupakan kasus ke-7 yang terjadi di seluruh dunia.
Sebelum kejadian di Mandailing Natal ini, kasus yang sama terakhir pernah terjadi di Mesir.
Penyebab kejadian masih belum diketahui secara pasti, hanya saja menurut dokter bisa saja karena virus rubella, atau karena obat-obatan atau juga akibat Merkuri.
"Jika dikaitkan dengan pekerjaan ayah sang bayi sebagai penambang, bisa jadi. Kami masih kesulitan mendapat informasi karena keluarganya masih tertutup," kata Syarifuddin dilansir Antara.
Bayi ini direncanakan dirujuk ke Medan, namun melihat kondisi bayi yang diprediksi bertahan satu sampai tiga hari pihaknya masih membuat pertimbangan.
"Kami takut di jalan karena dari keterangan dokter kondisi bayi kemungkinan hanya bertahan hidup satu sampai tiga hari," katanya.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani