tirto.id - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sedang mendalami sumber duit Rp2 miliar yang dipakai Jokowi untuk membeli sabun di Garut, Jawa Barat, Sabtu (22/1/2019). Investigasi sedang dilakukan Bawaslu untuk mendapatkan informasi-informasi awal tentang peristiwa ini.
"Tapi intinya sedang kami dalami, kalaupun tahapanya adalah penelusuran nah penelusurannya itu yang akan dilakukan bareng oleh tim kita," ujar Angggota Bawaslu Mochammad Afifuddin di Kantor Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/1/2019).
Afifuddin menambahkan, meski sudah memulai investigasi, Bawaslu juga siap bila ada laporan dari masyarakat tentang peristiwa ini. Pihaknya, akan menindaklanjuti terlebih dulu bila ada laporan dari masyarakat.
"Karena laporan ini menjadi kewajiban kita untuk menindak lanjuti. Pada materil yang sama kita sering kali dahulukan yang laporan, meskipun kita bisa melakukan penindakan," jelas Afifuddin.
Afifuddin juga mengatakan Bawaslu akan mengkonfirmasi informasi-informasi yang ada di publik, salah satunya tentang uang Rp2 miliar itu berasal dari kampanye Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf. Bawaslu juga akan mencari tahu apakah kegiatan Jokowi di Garut itu dalam kapasitasnya sebagai Presiden atau calon presiden.
"Kalau sebagai presiden kan kita enggak bisa komentar ya, maksudnya dalam posisi kegiatan kepresidenan. Tapi disitu nanti kita harus klarifikasi pihak yang terkait dan terlibat," tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memborong 100 ribu botol sabun milik salah satu kelompok usaha di Garut, Eli Liawati. Harga satu botol sabun cuci sebesar Rp20 ribu dengan volume satu liter itu. Dengan demikian, total uang yang harus dikeluarkan Jokowi adalah Rp2 miliar.
Jokowi memberikan uang muka pembelian sebesar Rp10 juta sebagai tanda jadi. Eli menyanggupi pesanan Jokowi itu dan akan rampung akhir Februari 2019.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding menyatakan bahwa dana pembelian sabun oleh capres nomor urut 01 berasal dari TKN. Jokowi membeli sabun dari seorang pedagang dengan nilai total Rp 2 miliar.
Karding menyatakan bahwa Jokowi membeli sabun tersebut sebagai bentuk dari komitmen membantu masyarakat. Oleh sebab itu Jokowi tidak melakukan kesalahan dengan menggunakan dana negara.
"Soal sabun bahwa dananya dari TKN. Pembelian sabun adalah bentuk komitmen dan perhatian Pak Jokowi terhadap usaha mikro dan menengah," ujar Karding ketika dikonfirmasi, Rabu (23/1/2019).
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Nur Hidayah Perwitasari