tirto.id - Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan pemerintah akan mengkaji ulang proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt. Proyek ini menjadi program andalan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dan dilanjutkan saat periode kedua Jokowi-Ma'ruf Amin.
Rida menjelaskan, evaluasi terhadap megaproyek itu dilakukan karena progres pembangunannya baru mencapai 28%, sementara target penyelesaian yang tercatat dalam RUPTL 2019—2028, program 35 ribu megawatt direncanakan selesai pada 2023.
"Dari 472, sebanyak 284 proyek itu atau kurang lebih 10 Giga atau 28% dari 35,8 GW sudah beroperasi," jelas dia dalam konferensi pers, Jumat (4/6/2021).
Bahkan dari jumlah proyek yang pembangunan dan kapasitasnya belum optimal ada 54 proyek yang hingga saat ini belum terkontrak. Meski dalam proyeksi 54 proyek pembangkit itu berpotensi menambah kapasitas 1.563 megawatt ke proyek 35 ribu megawatt, pemerintah akan mulai mengevaluasi proyek yang belum terkontrak itu.
Dari 54 unit yang akan dievaluasi itu, rinciannya adalah 29 unit proyek atau 2 persen dalam tahap perencanaan. Lalu sisanya 25 unit proyek dalam tahap pengadaan.
"Kalau sekiranya keputusan go, demand juga harus dipenuhi, kita harus cari plan untuk menggantikan peran dari pembangkit fosil ini," kata Rida.
Adapun sesuai dengan RUPTL 2019—2028, program 35 ribu megawatt direncanakan selesai pada 2023. PLN mencatat hingga Agustus 2020, sebanyak 8.382 megawatt pembangkit dari proyek 35 ribu megawatt telah beroperasi. Realisasi tersebut mencapai 24 persen dari total kapasitas pembangkit yang ditargetkan sebesar 35.540 megawatt.
Proyek yang telah memasuki tahap konstruksi sebesar 19.067 megawatt atau 54 persen dari total kapasitas, sedangkan proyek yang sudah terkontrak, tetapi belum mulai proses pembangunan mencapai 6.528 megawatt, yang dalam tahap perencanaan dan pengadaan sebesar 1.563 megawatt.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Abdul Aziz