tirto.id - Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan jumlah pengangguran Indonesia pada 2021 meningkat antara 10,7 sampai 12,7 juta orang.
Angka ini naik dibandingkan posisi Februari 2020 yang mencapai 6,88 juta orang. Sektor yang paling banyak kehilangan pekerjaan adalah perdagangan, manufaktur, konstruksi, jasa, dan akomodasi.
Naiknya angka pengangguran ini sejalan dengan prediksi Bappenas yang memperkirakan tahun 2020 saja jumlah penganggur akan bertambah 4 sampai 5,5 juta orang dibandingkan tahun 2019. Lonjakan ini terjadi seiring dampak ekonomi yang ditimbulkan pandemi Corona atau COVID-19.
“Dikhawatirkan pada 2021 pengangguran akan mencapai 10,7-12,7 juta orang. Jadi kita berharap bisa dikembalikan setidaknya mendekati sebelum pandemi,” ucap Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI, Senin (22/6/2020).
Suharso mengatakan tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada 2019 terakhir berada di kisaran 5,28 persen. Lalu pada tahun 2020 Bappenas membuat outlook TPT yang mencatat angkanya melompat menjadi 8,1-9,2 persen. Target Bappenas pada tahun 2021, TPT bisa ditahan di kisaran 7,7-9,1 persen.
Suharso mengatakan pemerintah akan berupaya menekan penambahan lebih jauh jumlah penganggur pada tahun 2021. Antara lain pemulihan industri manufaktur, pariwisata, investasi, kewirausahaan, dan padat karya. Lalu kebijakan ini masih diperkuat lagi dengan reformasi sistem perlindungan sosial.
Sementara itu, Bappenas menargetkan tingkat kemiskinan pada 2020 bisa dijaga pada kisaran 9,7-10,2 persen. Jumlah itu setara dengan 26,2-27,5 juta orang.
Asumsinya pemerintah melakukan sederet intervensi untuk pemulihan seperti reformasi perlindungan sosial, perbaikan data penerima bansos, dan perluasan bantuan sembako. Jika berhasil angka kemiskinan bisa ditekan agar tidak terlalu jauh meningkat dari posisi terakhir yakni September 2019 di kisaran 9,22 persen atau 24,79 juta orang.
“Kalau tanpa intervensi kira-kira tingkat kemiskinan itu mencapai 10,63%. Naik sekitar 4 juta orang dari 24 ke 28 juta orang,” ucap Suharso.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan