Menuju konten utama

Banjir Jakarta & Sekitarnya, Bagaimana Mereka Mengevakuasi Hewan?

Tak hanya mengevakuasi secara gratis, mereka juga menyediakan klinik kesehatan hewan korban banjir.

Banjir Jakarta & Sekitarnya, Bagaimana Mereka Mengevakuasi Hewan?
Evakuasi hewan peliharaan menggunakan perahu karet saat banjir di Perumahan Pondok Arum, Tangerang. Instagram/doniherdaru

tirto.id - Air banjir sudah setinggi dua meter. Gelombang arusnya pelan, berarak. Doni Herdaru Tona mengayuh rakitnya menyisir deretan rumah di Pondok Arum, Karawaci, Tangerang. Perlahan ia mendekat ke seekor kucing di salah satu atap rumah pada, Kamis (2/1/2020) itu.

"Kucingnya lompat dari atap. Dia sangking ketakutan, kedinginan, dan lihat ada manusia," kata Doni kepada saya melalui sambungan telepon, Jumat (3/1/2020).

Plung! Kucing itu masuk ke air.

Sigap Doni menyelamatkannya. Dia menaruh kucing itu bersama hewan-hewan lain yang ia selamatkan sebelumnya: Dua anjing dan delapan ekor kucing. Total yang berhasil ia evakuasi hari itu, 10 anjing dan 20 ekor kucing.

Doni adalah pendiri Animal Defenders Indonesia. Dia sudah sering membawa hewan peliharaan yang ditelantarkan untuk dirawat. Saat banjir melanda DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi pada awal tahun 2020, Doni dan rekan-rekannya membuka hotline untuk evakuasi hewan peliharaan yang terjebak.

Doni menuturkan, hewan peliharaan yang ditemukan kebanyakan galak dan defensif. Sebab telah ditinggal mengungsi oleh pemiliknya. Dia berupaya agar tak memperburuk kondisi stres hewan-hewan itu.

Usai dievakuasi, hewan itu harus diberi minum agar tak dehidrasi. Setelahnya diperiksa luka-lukanya. Jika parah, kata Doni, harus segera dibawa ke klinik hewan terdekat.

Kondisi rawan lainnya, jika hewan peliharaan tersebut didapati menderita hipotermia. Suhu tubuhnya turun akibat perubahan situasi sekitarnya yang terlalu cepat. Penyakit itu bisa merebut nyawa hewan.

Doni menyarankan, jika tak sempat membawa hewan peliharaan saat mengungsi, lebih baik dilepas saja. Jangan justru diikat di dalam atau luar kandang. Biarkan hewan tersebut bergerak sendiri mencari tempat yang aman.

“Saya sempat menemukan ada burung yang terjebak di kandang, tak bisa mengindari air yang naik jadi meninggal,” tuturnya.

Posko Pengobatan Hewan Gratis

Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta juga mengevakuasi hewan yang terjebak banjir. Kasie Peternakan Suku DKPKP Jakarta Pusat Hasudungan menjelaskan, dalam sehari mereka menyelamatkan tujuh anjing dan lima ekor kucing, Jumat (4/1/2020).

Hasudungan menuturkan, hewan peliharaan tersebut dievakuasi dengan cepat. Sebab pemiliknya memberikan keterangan jelas titik lokasi terakhir hewan-hewan itu.

“Hewan tersebut sangat kelaparan karena sudah dua atau tiga hari ditinggalkan pemilik. Ketika kami berikan makanan, anjing tersebut makan dengan sangat lahap sehingga mudah ditangkap untuk dievakuasi,” ujar Hasudungan saat dihubungi reporter Tirto, Jumat (3/1/2020).

Untuk pertolongan cepat pada hewan peliharaan, DKPKP bisa menghubungi nomor telepon Jakarta Siaga 112. Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan (Puskeswan) DKPKP Jakarta Renova Ida Siahaan.

“Jakarta 112 ada bidang-bidangnya. Kami sedang lakukan juga. Termasuk penjemputan hewan. Enggak hanya manusia,” ucap Renov saat dihubungi reporter Tirto, Jumat (3/1/2019).

Renova menuturkan, hewan peliharaan yang dievakuasi akan ditampung di shelter Puskeswan yang tersebar di Jakarta. Di Ragunan sendiri kapasitasnya mencapai 45 ekor untuk kucing.

Di dalamnya hewan peliharaan akan diberikan perawatan dan pemeliharaan seperti makanan sampai vitamin. Bila sakit, hewan peliharaan juga akan menerima pengobatan baik karena demam, flu, dan sebagainya.

“Layanannya diberikan secara gratis,” tuturnya.

DKPKP DKI Jakarta juga membuka klinik hewan keliling di 11 titik wilayah Jakarta. Fungsinya untuk pertolongan medis terhadap hewan yang terdampak banjir.

Baca juga artikel terkait BANJIR JAKARTA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dieqy Hasbi Widhana