tirto.id - Menteri Investasi/ Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia memastikan, terjadinya perang Rusia dan Ukraina tidak memberikan dampak langsung terhadap realisasi investasi di Indonesia. Terlebih kedua negara tersebut bukan menjadi utama penyumbang Penanaman Modal Asing (PMA).
"Dalam konteks investasi, saya punya keyakinan kita tidak akan terpengaruh besar karena mereka tidak termasuk dalam negara 10 besar penyumbang investasi di negara kita," kata dia dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (27/4/2022.
Bahlil mencontohkan, di kuartal I-2022 Rusia tercatat hanya menempati urutan ke-29 dengan nilai investasi 4,8 juta dolar AS. Sementara lima negara utama penyumbang PMA terbesar disokong oleh Singapura, Hongkong, China, Jepang, dan Amerika Serikat.
Mantan Ketua HIPMI itu mengakui, dampak konflik antara Rusia dan Ukraina telah memberikan efek terhadap perekonomian global. Namun dampaknya berupa kenaikan harga komoditas energi dan pangan, serta lonjakan inflasi di beberapa negara.
"Dampak perang antara Ukraina dan Rusia secara ekonomi global itu betul-betul berdampak. Kenapa? Karena untuk energi, oil and gas, kontribusi Rusia dan Ukraina hampir 30 persen dunia, termasuk kita mengimpor bahan baku gandum untuk mi," ungkapnya.
Meski begitu, Bahlil menyebut, ada peluang bisa ditangkap dari perang antara kedua negara ini untuk mendorong realisasi investasi di Indonesia. Terlebih hingga kuartal I 2022, realisasi investasi tercatat mencapai Rp282,4 triliun atau tumbuh 28,5 persen (yoy).
"Ini tinggal kecerdikan kita dalam memainkan. Tetapi mudah-mudahan perang Ukraina dan Rusia bisa segera berakhir," pungkas Bahlil.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Restu Diantina Putri