tirto.id - Sosiologi adalah disiplin ilmu sosial yang mengkaji fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat, seperti struktur dan fungsi masyarakat sebagai sebuah sistem, dasar dan kompleksitas perilaku sosial manusia, interaksi manusia dan lingkungannya serta bagaimana lingkungan sosial mempengaruhi manusia, demikian sebagaimana dilansir Perpustakaan Universitas Terbuka (UT).
Layaknya disiplin ilmu lainnya, untuk mengkaji fenomena yang terjadi di masyarakat, sosiologis melakukan penelitian dengan cara mengumpulkan informasi dan menganalisisnya.
Southern New Hampshire University (SNHU) menulis, penelitian sosiologi dimulai dengan pertanyaan atau konsep, peneliti mengumpulkan data menggunakan eksperimen sosial, survei, atau observasi partisipan.
Untuk memberikan lebih banyak substansi teori dan rencana mengumpulkan informasi, para peneliti mengunjungi kembali sumber yang tersedia melalui situs penelitian akademis.
Cliff Notes Study Guides melaporkan, seorang peneliti di bidang ilmu sosiologi memulai studi penelitian setelah mengembangkan ide-ide dari teori tertentu, dengan seperangkat pernyataan terintegrasi untuk menjelaskan berbagai fenomena.
Karena sebuah teori terlalu umum untuk diuji, peneliti harus membuat hipotesis, atau prediksi yang dapat diuji dari teori tersebut, dan mengujinya sebagai gantinya. Hasil studi penelitian bisa menyangkal atau tidak menyangkal sebuah hipotesis.
Jika tidak terbukti, peneliti tidak dapat membuat prediksi berdasarkan hipotesis, dan harus mempertanyakan keakuratan teori tersebut. Jika tidak dibantah, peneliti dapat membuat prediksi berdasarkan hipotesis.
Tujuan penelitian sosiologi adalah untuk menemukan persamaan, perbedaan, pola, dan tren dari populasi tertentu. Anggota populasi yang berpartisipasi dalam suatu penelitian adalah subjek atau responden.
Jika karakteristik sampel populasi mewakili karakteristik seluruh populasi, peneliti dapat menerapkan, atau menggeneralisasi temuan mereka ke seluruh populasi. Sampel terbaik dan paling representatif adalah sampel acak, di mana setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai subjek.
Dalam penelitian kuantitatif, informasi yang dikumpulkan dari responden (misalnya, peringkat perguruan tinggi responden) diubah menjadi angka (misalnya, seorang junior bisa sama dengan tiga dan empat senior).
Sedangkan dalam penelitian kualitatif, informasi yang dikumpulkan dari responden berupa deskripsi verbal atau observasi langsung terhadap peristiwa. Meskipun deskripsi dan observasi verbal berguna, banyak peneliti lebih menyukai data kuantitatif untuk tujuan analisis.
Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan statistik, yang merupakan kumpulan prosedur matematika untuk mendeskripsikan dan menarik kesimpulan dari data.
Dua jenis statistik yang paling umum: inferensial, digunakan untuk membuat prediksi tentang populasi, dan deskriptif, digunakan untuk menggambarkan karakteristik populasi dan responden. Peneliti menggunakan kedua jenis statistik untuk menarik kesimpulan umum tentang populasi yang dipelajari dan sampelnya.
Seorang peneliti yang menggunakan kuesioner atau tes dalam suatu penelitian tertarik dengan validitas tes, yaitu kemampuannya untuk mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Ia juga tertarik dengan keandalannya, atau kapasitasnya untuk memberikan hasil yang konsisten bila diberikan pada kesempatan yang berbeda.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto