Menuju konten utama
19 Juli 1961

Bagaimana Komunis Sandinista Menggulingkan Diktator Somoza?

Di bawah klan Somoza, Nikaragua menjadi sekutu antikomunis yang penting di Amerika Tengah.

Bagaimana Komunis Sandinista Menggulingkan Diktator Somoza?
Ilustrasi gerilyawan Sandinista. tirto.id/Sabit

tirto.id - “Somoza mungkin bajingan, tapi dia bajingan kita,” ujar Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt pada 1939 kepada majalah Time tentang diktator Nikaragua, Jenderal Somoza.

Pada 17 Juli 1979, Frente Sandinista de Liberación Nacional (FSLN) menggulingkan diktator Nikaragua Anastasio Somoza. BBC melaporkan, setelah pertempuran yang sengit di ibukota Managua, Somoza kabur bersama 45 orang lainnya dan mendarat di pangkalan Angkatan Udara AS di dekat Miami, Florida.

Selama dua bulan, ofensif militer digencarkan oleh kedua kubu, Sandinista dan pasukan pemerintah. Setahun sebelumnya, Januari 1978, Pedro Chamorra, jurnalis dan pemilik koran La Prensa yang beroposisi terhadap pemerintah, terbunuh. Pemakamannya yang dihadiri ribuan orang dan berujung kerusuhan di Managua, menyatukan Gereja Katolik dan Sandinista dalam satu front. Peristiwa itu akhirnya menandai awal dari akhir rezim Somoza.

Dekade 1970an adalah masa-masa repot bagi Paman Sam. Revolusi di Iran meletus pada 1978 diikuti penyanderaan seisi kedubes AS di Tehran setahun setelahnya. Lalu kaum komunis di Afghanistan mengambil alih pemerintahan, pembangkangan di daerah-daerah, kemudian disusul oleh invasi Soviet ke negeri tersebut. Situasi domestik juga tak cerah: angka pengangguran bertumpuk akibat resesi ekonomi 1973-75. Presiden Jimmy Carter, yang berusaha terpilih kembali dalam pemilu 1980, terbukti keok oleh Reagan lantaran kampanye negatif “Carter lembek”.

Siapa Somoza?

Ada banyak Somoza di Nikaragua. Komandan Garda Nasional Jenderal Anastasio Somoza Garcia melakukan kudeta pada 1937 dan jadi diktator. Sembilan belas tahun kemudian Anastasio Somoza dan digantikan oleh anaknya, Luis Somoza Debayle, yang bukan hanya penjahat di Nikaragua, tapi juga di Kuba lantaran mengizinkan milisi rekrutan CIA berangkat dari pantainya ke Kuba untuk menggulingkan Castro dalam operasi Teluk Babi (1962). Pada 1967 Luis Somoza meninggal oleh serangan jantung. Pengantinya adalah Anastasio Somoza Debayle, adiknya sendiri.

Karakteristik moral dan politik klan Somoza sungguh sederhana: serdadu playboy anti-komunis yang korup, tiranik, membunuh, lagi didukung Paman Sam.

Keluarga Somoza menguasai seperempat lahan subur Nikaragua. Seperti yang dilaporkan Tim Merrill, et al dalam Nicaragua: A Country Study (1993), bisnis keluarga Somoza mencakup komoditas ekspor, khususnya kopi dan ternak. Bisnis tekstil, gula, rum, hingga Lanica (maskapai penerbangan nasional) juga dikuasai oleh klan Somoza. Kekayaan yang diperoleh keluarga Somoza dari bisnis-bisnis itu masih ditambah dengan keuntungan yang dari perusahaan asing, suap, dan ekspor ilegal. Pada akhir Perang Dunia II, Somoza García adalah salah satu orang terkaya di Amerika Latin, dengan total perkiraan kekayaan $60 juta. Ekonomi Nikaragua tergantung pada ekspor produk pertanian, yang sembilan puluh persennya masuk ke AS.