Menuju konten utama

Badan Gizi Penuhi Protein Hewani Berdasarkan Potensi Wilayah

Minimnya produksi susu sapi dalam negeri membuat Badan Gizi Nasional menyesuaikan potensi wilayah masing-masing dalam memenuhi kebutuhan protein hewani. 

Badan Gizi Penuhi Protein Hewani Berdasarkan Potensi Wilayah
Seorang siswa menyantap makanan saat uji coba program makan bergizi gratis di SDN Sukasari 5, Kota Tangerang, Banten, Kamis (1/8/2024). . ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/tom.

tirto.id - Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, mengatakan untuk memenuhi kebutuhan protein pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG), tidak harus dengan susu. Dia akan mendahulukan potensi pangan lokal sebagai gantinya.

“Sesuai dengan potensi wilayah masing-masing,” kata Dadan saat dikonfirmasi Tirto melalui aplikasi perpesanan, Rabu (30/10/2024).

Dengan demikian, kata dia, ketika di suatu wilayah kaya akan telur atau ikan, kebutuhan protein anak-anak dan ibu hamil akan dipenuhi melalui dua bahan pangan tersebut. Juga dengan susu yang akan diberikan untuk memenuhi kebutuhan protein di daerah yang dominan dengan produk susu.

Sementara itu, sebelumnya Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menyarankan kepada Badan Gizi Nasional untuk tak memaksakan untuk memasukkan susu ke dalam program prioritas Presiden Prabowo Subianto tersebut. Sebab, produksi susu sapi nasional belum mencukupi jika harus digunakan juga untuk memenuhi kebutuhan MBG.

“Susu itu memang produksinya belum cukup, kami menyarankan dan kami minta ke Badan Gizi Nasional untuk tidak terlalu memaksa harus minum susu,” ujar Sudaryono ditemui di Kantor Kementerian Pertanian, Selasa (29/10/2024).

Bahkan minimnya produksi susu sapi di dalam negeri membuat Indonesia kerap melakukan impor. Maka itu, untuk menjaga ketahanan pangan sebaiknya pemerintah mengurangi realisasi impor dan meningkatkan ekspor. Menurutnya, Kementerian Pertanian (Kementan) juga sudah memastikan tidak ada rencana untuk mengimpor 1,8 juta ton susu dari Vietnam.

Untuk meminimalkan impor susu sapi, pemerintah dapat mengganti susu dengan protein hewani lainnya seperti telur, ayam, ataupun protein nabati. Namun, jika produksi susu sapi di Indonesia telah mencukupi, perlahan-lahan menu ini bisa dimasukkan ke dalam Program MBG.

“Nanti pelan-pelan seiring dengan produktivitas susu, kami akan tingkatkan. Tentu saja kami ingin ngasih susu, di beberapa daerah sentra-sentra susu seperti di Banyumas, Boyolali, yang dia dekat dengan sentra susu, ada beberapa sekolah yang makan bergizinya nanti ada susunya,” katanya.

Baca juga artikel terkait MAKAN BERGIZI GRATIS atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Irfan Teguh Pribadi