Menuju konten utama

Bacaan Surat Shalat Idul Fitri Teks Arab & Latin Sesuai Sunnah

Bacaan surat shalat idul fitri sesuai sunnah. Surah apa yang dibaca setelah al Fatihah rakaat pertama dan kedua?

Bacaan Surat Shalat Idul Fitri Teks Arab & Latin Sesuai Sunnah
Warga Muhammadiyah melaksanakan Shalat Idul Fitri 1444 Hijriah di lapangan kawasan lereng Gunung Sumbing, Desa Garung, Butuh, Kalikajar, Wonosobo, Jawa Tengah, Jumat (21/4/2023). Selain warga setempat, banyak warga dari luar daerah sengaja datang melaksanakan Shalat Idul Fitri di tempat tersebut untuk menikmati keindahan pemandangan alamnya. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/rwa.

tirto.id - Bacaan surat shalat Idul Fitri sesuai dengan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah saw. adalah membaca Surah Al-Qaf pada rakaat pertama, dilanjutkan Surah Al-Qamar pada rakaat kedua.

Selain itu, alternatif lain untuk pertanyaan "sholat Idul Fitri disunnahkan membaca surat apa" adalah Surah Al-A'la pada rakaat pertama dan Al-Gasyiyah pada rakaat kedua.

Setelah berpuasa Ramadhan selama sebulan, umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Fitri (1 Syawal), yang tahun ini bertepatan dengan Rabu, 10 April 2024. Pada pagi hari kemenangan tersebut, kaum muslim dianjurkan datang berbondong-bondong ke masjid untuk mendirikan salat Idul fitri berjemaah.

Hukum pelaksanaan shalat Idul Fitri adalah sunah muakadah, sangat dianjurkan untuk ditunaikan namun tidak wajib. Rasulullah Saw. semasa hidup tidak pernah meninggalkan shalat Id ini.

Diriwayatkan dari Abi Said Al-Khudri Ra, Rasulullah Saw. "biasa keluar menuju musala [tanah lapang/lapangan] pada hari Idul Fitri dan Adha. Hal pertama yang beliau lakukan adalah shalat. Kemudian beliau berpaling menghadap manusia, mereka dalam keadaan duduk di shaf-shaf. Beliau memberi pelajaran, wasiat, dan perintah ..." (H.R. Bukhari).

Bacaan Surat Shalat Idul Fitri Teks Arab dan Latin

Ketika sholat Idul Fitri, membaca surat apa saja? Surat yang disunahkan dibaca setelah Al-Fatihah dalam pelaksanaan salat Idul Fitri adalah Al-Qaf, Al-Qamar, Al-A'la, dan Al-Gasyiyah. Hal tersebut disampaikan Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab.

“Kemudian ia membaca Surat Qaf setelah [membaca] ta‘awudz dan Surat Al-Fatihah [pada rakaat pertama]; dan ‘Iqtarabatis sā‘ah’ [Surat Al-Qamar] setelah [membaca] Surat Al-Fatihah pada rakaat kedua. Dan tetap pada riwayat An-Nu‘man bin Basyir bahwa Rasulullah SAW pada shalat id membaca ‘Sabbihisma rabbika’ [Surat Al-A‘lā] dan ‘Hal atāka hadītsul ghāsyiyah’ [Surat Al-Gasyiyah)."

Semisal dituliskan, surah apa yang sebaiknya dibaca setelah al Fatihah pada rakaat kedua salat Idul Fitri, dan apa pula surah pada rakaat pertama, adalah sebagai berikut:

  • Rakaat pertama membaca Al-Fatihah dan Al-Qaf/Al-A'la
  • Rakaat kedua membaca Al Fatihah dan Al-Qamar/Al-Gasyiyah.
Bacaan Arab, Arab Latin, dan arti dari Surah Al-Qaf, Al-Qamar, Al-A'la, dan Al-Gasyiyah sebagai berikut.

Bacaan Surat Shalat Idul Fitri Rakaat Pertama - Al-Qaf: 1-45

قۤ ۗوَالْقُرْاٰنِ الْمَجِيْدِ ۖ

Qāf, wal-qur'ānil-majīd(i).

Qāf. Demi Al-Qur’an yang mulia.

بَلْ عَجِبُوْٓا اَنْ جَاۤءَهُمْ مُّنْذِرٌ مِّنْهُمْ فَقَالَ الْكٰفِرُوْنَ هٰذَا شَيْءٌ عَجِيْبٌ ۚ

Bal ‘ajibū an jā'ahum munżirum minhum faqālal-kāfirūna hāżā syai'un ‘ajīb(un).

(Mereka menolaknya,) bahkan mereka heran karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri. Berkatalah orang-orang kafir, “Ini adalah sesuatu yang sangat mengherankan.

ءَاِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا ۚ ذٰلِكَ رَجْعٌۢ بَعِيْدٌ

A'iżā mitnā wa kunnā turābā(n), żālika raj‘um ba‘īd(un).

Apakah setelah kami mati dan sudah menjadi tanah (akan dikembalikan)? Itu adalah pengembalian yang sangat jauh.”

قَدْ عَلِمْنَا مَا تَنْقُصُ الْاَرْضُ مِنْهُمْ ۚوَعِنْدَنَا كِتٰبٌ حَفِيْظٌ

Qad ‘alimnā mā tanquṣul-arḍu minhum, wa ‘indanā kitābun ḥafīẓ(un).

Sungguh, Kami telah mengetahui apa yang dimakan bumi dari (tubuh) mereka karena pada Kami ada kitab (catatan) yang terpelihara baik.

بَلْ كَذَّبُوْا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاۤءَهُمْ فَهُمْ فِيْٓ اَمْرٍ مَّرِيْجٍ

Bal każżabū bil-ḥaqqi lammā jā'ahum fahum fī amrim marīj(in).

Bahkan, mereka mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya. Maka, mereka berada dalam keadaan kacau balau.

اَفَلَمْ يَنْظُرُوْٓا اِلَى السَّمَاۤءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنٰهَا وَزَيَّنّٰهَا وَمَا لَهَا مِنْ فُرُوْجٍ

Afalam yanẓurū ilas-samā'i fauqahum kaifa banaināhā wa zayyanāhā wa mā lahā min furūj(in).

Apakah mereka tidak memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana cara Kami membangunnya dan menghiasinya tanpa ada retak-retak padanya sedikit pun?

وَالْاَرْضَ مَدَدْنٰهَا وَاَلْقَيْنَا فِيْهَا رَوَاسِيَ وَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍۙ

Wal-arḍa madadnāhā wa alqainā fīhā rawāsiya wa ambatnā fīhā min kulli zaujim bahīj(in).

(Demikian pula) bumi yang Kami hamparkan serta Kami pancangkan di atasnya gunung-gunung yang kukuh dan Kami tumbuhkan di atasnya berbagai jenis (tetumbuhan) yang indah

تَبْصِرَةً وَّذِكْرٰى لِكُلِّ عَبْدٍ مُّنِيْبٍ

Tabṣirataw wa żikrā likulli ‘abdim munīb(in).

untuk menjadi pelajaran dan pengingat bagi setiap hamba yang kembali (tunduk kepada Allah).

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً مُّبٰرَكًا فَاَنْۢبَتْنَا بِهٖ جَنّٰتٍ وَّحَبَّ الْحَصِيْدِۙ

Wa nazzalnā minas-samā'i mā'am mubārakan fa'ambatnā bihī jannātiw wa ḥabbal-ḥaṣīd(i).

Kami turunkan dari langit air yang diberkahi, lalu Kami tumbuhkan dengannya kebun-kebun dan biji-bijian yang dapat dipanen.

وَالنَّخْلَ بٰسِقٰتٍ لَّهَا طَلْعٌ نَّضِيْدٌۙ

Wan-nakhla bāsiqātil lahā ṭal‘un naḍīd(un).

Begitu pula pohon-pohon kurma yang tinggi yang mayangnya bersusun-susun

رِّزْقًا لِّلْعِبَادِۙ وَاَحْيَيْنَا بِهٖ بَلْدَةً مَّيْتًاۗ كَذٰلِكَ الْخُرُوْجُ

Rizqal lil-‘ibād(i), wa aḥyainā bihī baldatam maitā(n), każālikal-khurūj(u).

sebagai rezeki bagi hamba-hamba (Kami). Kami hidupkan pula dengan (air) itu negeri yang mati (tandus). Seperti itulah terjadinya kebangkitan (dari kubur).

كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوْحٍ وَّاَصْحٰبُ الرَّسِّ وَثَمُوْدُ

Każżabat qablahum qaumu nūḥiw wa aṣḥābur-rassi wa ṡamūd(u).

Sebelum mereka, kaum Nuh, penduduk Rass, dan (kaum) Samud telah mendustakan (rasul-rasul).

وَعَادٌ وَّفِرْعَوْنُ وَاِخْوَانُ لُوْطٍۙ

Wa ‘āduw wa fir‘aunu wa ikhwānu lūṭ(in).

(Demikian juga kaum) ‘Ad, Fir‘aun, kaum Lut,

وَّاَصْحٰبُ الْاَيْكَةِ وَقَوْمُ تُبَّعٍۗ كُلٌّ كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ وَعِيْدِ

Wa aṣḥābul-aikati wa qaumu tubba‘(in), kullun każżabar-rusula faḥaqqa wa‘īd(i).

penduduk Aikah, dan kaum Tubba‘. Semuanya telah mendustakan rasul-rasul, maka berlakulah ancaman-Ku (atas mereka).

اَفَعَيِيْنَا بِالْخَلْقِ الْاَوَّلِۗ بَلْ هُمْ فِيْ لَبْسٍ مِّنْ خَلْقٍ جَدِيْدٍ ࣖ

Afa ‘ayīna bil-khalqil-awwal(i), bal hum fī labsim min khalqin jadīd(in).

Apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama? (Sama sekali tidak,) bahkan mereka dalam keadaan ragu tentang penciptaan yang baru.

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖوَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ

Wa laqad khalaqnal-insāna wa na‘lamu mā tuwaswisu bihī nafsuh(ū), wa naḥnu aqrabu ilaihi min ḥablil-warīd(i).

Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh dirinya. Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

اِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيْدٌ

Iż yatalaqqal-mutalaqqiyāni ‘anil-yamīni wa ‘anisy-syimāli qa‘īd(un).

(Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya). Yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri.

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ

Mā yalfiẓu min qaulin illā ladaihi raqībun ‘atīd(un).

Tidak ada suatu kata pun yang terucap, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).

وَجَاۤءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۗذٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيْدُ

Wa jā'at sakratul-mauti bil-ḥaqq(i), żālika mā kunta minhu taḥīd(u).

(Seketika itu) datanglah sakratulmautdengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak engkau hindari.

وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِۗ ذٰلِكَ يَوْمُ الْوَعِيْدِ

Wa nufikha fiṣ-ṣūr(i), żālika yaumul-wa‘īd(i).

Ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang diancamkan.

وَجَاۤءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّعَهَا سَاۤىِٕقٌ وَّشَهِيْدٌ

Wa jā'at kullu nafsim ma‘ahā sā'iquw wa syahīd(un).

Lalu, setiap orang akan datang bersama (malaikat) penggiring dan saksi.

لَقَدْ كُنْتَ فِيْ غَفْلَةٍ مِّنْ هٰذَا فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاۤءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيْدٌ

Laqad kunta fī gaflatim min hāżā fakasyafnā ‘anka giṭā'aka fabaṣarukal-yauma ḥadīd(un).

Sungguh, kamu dahulu benar-benar lalai tentang (peristiwa) ini, maka Kami singkapkan penutup matamu, sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam.

وَقَالَ قَرِيْنُهٗ هٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيْدٌۗ

Wa qāla qarīnuhū hāżā mā ladayya ‘atīd(un).

(Malaikat) yang menyertainya berkata, “Inilah (catatan perbuatan) yang ada padaku.”

اَلْقِيَا فِيْ جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيْدٍ

Alqiyā fī jahannama kulla kaffārin ‘anīd(in).

(Allah berfirman,) “Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam (neraka) Jahanam semua orang yang sangat ingkar, keras kepala,

مَنَّاعٍ لِّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ مُّرِيْبٍۙ

Mannā‘il lil-khairi mu‘tadim murīb(in).

sangat enggan melakukan kebajikan, melampaui batas, bersikap ragu-ragu,

ۨالَّذِيْ جَعَلَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ فَاَلْقِيٰهُ فِى الْعَذَابِ الشَّدِيْدِ

Allażī ja‘ala ma‘allāhi ilāhan ākhara fa'alqiyāhu fil-‘ażābisy-syadīd(i).

(dan) yang mempersekutukan Allah dengan tuhan lain. Maka, lemparkanlah dia ke dalam azab yang keras.”

۞ قَالَ قَرِيْنُهٗ رَبَّنَا مَآ اَطْغَيْتُهٗ وَلٰكِنْ كَانَ فِيْ ضَلٰلٍۢ بَعِيْدٍ

Qāla qarīnuhū rabbanā mā aṭgaituhū wa lākin kāna fī ḍalālim ba‘īd(in).

(Setan) yang menyertainya berkata (pula), “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya, tetapi dia sendiri yang berada dalam kesesatan yang jauh.”

قَالَ لَا تَخْتَصِمُوْا لَدَيَّ وَقَدْ قَدَّمْتُ اِلَيْكُمْ بِالْوَعِيْدِ

Qāla lā takhtaṣimū ladayya wa qad qaddamtu ilaikum bil-wa‘īd(i).

(Allah) berfirman, “Janganlah bertengkar di hadapan-Ku dan sungguh, dahulu Aku telah memberikan ancaman kepadamu.

مَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ وَمَآ اَنَا۠ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيْدِ ࣖ

Mā yubaddalul-qaulu ladayya wa mā ana biẓallāmil lil-‘abīd(i).

Keputusan-Ku tidak dapat diubah dan Aku (sama sekali) tidak menzalimi hamba-hamba-Ku.”

يَوْمَ نَقُوْلُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَـْٔتِ وَتَقُوْلُ هَلْ مِنْ مَّزِيْدٍ

Yauma naqūlu lijahannama halimtala'ti wa taqūlu hal mim mazīd(in).

(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami bertanya kepada (neraka) Jahanam, “Apakah kamu sudah penuh?” Ia menjawab, “Adakah tambahan lagi?”

وَاُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِيْنَ غَيْرَ بَعِيْدٍ

Wa uzlifatil-jannatu lil-muttaqīna gaira ba‘īd(in).

Adapun surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tidak jauh (dari mereka).

هٰذَا مَا تُوْعَدُوْنَ لِكُلِّ اَوَّابٍ حَفِيْظٍۚ

Hāżā mā tū‘adūna likulli awwābin ḥafīẓ(in).

(Dikatakan kepada mereka,) “Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang bertobat lagi patuh.

مَنْ خَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِ وَجَاۤءَ بِقَلْبٍ مُّنِيْبٍۙ

Man khasyiyar-raḥmāna bil-gaibi wa jā'a biqalbim munīb(in).

(Dialah) orang yang takut kepada Zat Yang Maha Pengasih (sekalipun) dia tidak melihat-Nya dan dia datang (menghadap Allah) dengan hati yang bertobat.

ۨادْخُلُوْهَا بِسَلٰمٍ ۗذٰلِكَ يَوْمُ الْخُلُوْدِ

Udkhulūhā bisalām(in), żālika yaumul-khulūd(i).

Masuklah ke (dalam surga) dengan aman dan damai. Itulah hari yang abadi.”

لَهُمْ مَّا يَشَاۤءُوْنَ فِيْهَا وَلَدَيْنَا مَزِيْدٌ

Lahum mā yasyā'ūna fīhā wa ladainā mazīd(un).

Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki dan pada Kami masih ada lagi tambahan (nikmat).

وَكَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنْ قَرْنٍ هُمْ اَشَدُّ مِنْهُمْ بَطْشًا فَنَقَّبُوْا فِى الْبِلَادِۗ هَلْ مِنْ مَّحِيْصٍ

Wa kam ahlaknā qablahum min qarnin hum asyaddu minhum baṭsyan fanaqqabū fil-bilād(i), hal mim maḥīṣ(in).

Betapa banyak umat sebelumnya (kaum kafir Quraisy) yang telah Kami binasakan! Mereka itu lebih hebat kekuatannya daripada (kaum kafir Quraisy) itu, sehingga mampu menjelajah (dan mengamati) beberapa negeri. Adakah tempat pelarian (bagi mereka dari kebinasaan)?

اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَذِكْرٰى لِمَنْ كَانَ لَهٗ قَلْبٌ اَوْ اَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيْدٌ

Inna fī żālika lażikrā liman kāna lahū qalbun au alqas-sam‘a wa huwa syahīd(un).

Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya dan dia menyaksikan.

وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍۖ وَّمَا مَسَّنَا مِنْ لُّغُوْبٍ

Wa laqad khalaqnas-samāwāti wal-arḍa wa mā bainahumā fī sittati ayyām(in), wa mā massanā mil lugūb(in).

Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan langit, bumi, dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa dan Kami tidak merasa letih sedikit pun.

فَاصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُوْلُوْنَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوْبِ ۚ

Faṣbir ‘alā mā yaqūlūna wa sabbiḥ biḥamdi rabbika qabla ṭulū‘isy-syamsi wa qablal-gurūb(i).

Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah seraya bertahmid (memuji) Tuhanmu sebelum terbit dan terbenamnya matahari.

وَمِنَ الَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَاَدْبَارَ السُّجُوْدِ

Wa minal-laili fasabbiḥhu wa adbāras-sujūd(i).

Bertasbihlah pula kepada-Nya pada sebagian malam hari dan setiap selesai salat.

وَاسْتَمِعْ يَوْمَ يُنَادِ الْمُنَادِ مِنْ مَّكَانٍ قَرِيْبٍ

Wastami‘ yauma yunādil-munādi mim makānin qarīb(in).

Dengarkanlah (seruan) pada hari (ketika malaikat) penyeru memanggil dari tempat yang dekat!

يَوْمَ يَسْمَعُوْنَ الصَّيْحَةَ بِالْحَقِّ ۗذٰلِكَ يَوْمُ الْخُرُوْجِ

Yauma yasma‘ūnaṣ-ṣaiḥata bil-ḥaqq(i), żālika yaumul-khurūj(i).

Pada hari itulah mereka mendengar suara dahsyat dengan sebenar-benarnya. Itulah hari (ketika manusia) keluar (dari kubur).

اِنَّا نَحْنُ نُحْيٖ وَنُمِيْتُ وَاِلَيْنَا الْمَصِيْرُۙ

Innā naḥnu nuḥyī wa numītu wa ilainal-maṣīr(u).

Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan dan mematikan dan kepada Kamilah kembalinya (seluruh makhluk).

يَوْمَ تَشَقَّقُ الْاَرْضُ عَنْهُمْ سِرَاعًا ۗذٰلِكَ حَشْرٌ عَلَيْنَا يَسِيْرٌ

Yauma tasyaqqaqul-arḍu ‘anhum sirā‘ā(n), żālika ḥasyrun ‘alainā yasīr(un).

Pada hari itu bumi terbelah dengan mengeluarkan mereka, (kemudian mereka) bergegas (menuju Padang Mahsyar). Yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi Kami.

نَحْنُ اَعْلَمُ بِمَا يَقُوْلُوْنَ وَمَآ اَنْتَ عَلَيْهِمْ بِجَبَّارٍۗ فَذَكِّرْ بِالْقُرْاٰنِ مَنْ يَّخَافُ وَعِيْدِ ࣖ

Naḥnu a‘lamu bimā yaqūlūna wa mā anta ‘alaihim bijabbār(in), fażakkir bil-qur'āni may yakhāfu wa‘īd(i).

Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan dan engkau (Nabi Muhammad) bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka, berilah peringatan dengan Al-Qur’an kepada siapa pun yang takut pada ancaman-Ku.

Bacaan Surat Shalat Idul Fitri Rakaat Kedua - Al-Qamar: 1-55

اِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ

Iqtarabatis-sā‘atu wansyaqqal-qamar(u).

Hari Kiamat makin dekat dan bulan terbelah.

وَاِنْ يَّرَوْا اٰيَةً يُّعْرِضُوْا وَيَقُوْلُوْا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ

Wa iy yarau āyatay yu‘riḍū wa yaqūlū siḥrum mustamirr(un).

Jika mereka (kaum musyrik Makkah) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, “(Ini adalah) sihir yang terus-menerus.”

وَكَذَّبُوْا وَاتَّبَعُوْٓا اَهْوَاۤءَهُمْ وَكُلُّ اَمْرٍ مُّسْتَقِرٌّ

Wa każżabū wattaba‘ū ahwā'ahum wa kullu amrim mustaqirr(un).

Mereka mendustakan (Nabi Muhammad) dan mengikuti keinginan mereka, padahal setiap urusan telah ada ketetapannya.

وَلَقَدْ جَاۤءَهُمْ مِّنَ الْاَنْۢبَاۤءِ مَا فِيْهِ مُزْدَجَرٌۙ

Wa laqad jā'ahum minal-ambā'i mā fīhi muzdajar(un).

Sungguh, benar-benar telah datang kepada mereka beberapa berita yang di dalamnya terdapat ancaman (terhadap orang-orang kafir).

حِكْمَةٌ ۢ بَالِغَةٌ فَمَا تُغْنِ النُّذُرُۙ

Ḥikmatum bāligatun famā tugnin-nużur(u).

(Berita-berita itu adalah) hikmah yang sempurna, tetapi peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka).

فَتَوَلَّ عَنْهُمْ ۘ يَوْمَ يَدْعُ الدَّاعِ اِلٰى شَيْءٍ نُّكُرٍۙ

Fa tawalla ‘anhum, yauma yad‘ud-dā‘i ilā syai'in nukur(in).

Maka, berpalinglah (Nabi Muhammad) dari mereka. Pada hari (ketika) penyeru (malaikat) mengajak (mereka) pada sesuatu yang tidak menyenangkan (hari Pembalasan),

خُشَّعًا اَبْصَارُهُمْ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الْاَجْدَاثِ كَاَنَّهُمْ جَرَادٌ مُّنْتَشِرٌۙ

Khusysya‘an abṣāruhum yakhrujūna minal-ajdāṡi ka'annahum jarādum muntasyir(un).

pandangan mereka tertunduk. Mereka keluar (berhamburan) dari kubur seperti belalang yang beterbangan.

مُّهْطِعِيْنَ اِلَى الدَّاعِۗ يَقُوْلُ الْكٰفِرُوْنَ هٰذَا يَوْمٌ عَسِرٌ

Muhṭi‘īna ilad-dā‘(i), yaqūlul-kāfirūna hāżā yaumun ‘asir(un).

Mereka bersegera datang kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata, “Ini adalah hari yang sulit.”

۞ كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوْحٍ فَكَذَّبُوْا عَبْدَنَا وَقَالُوْا مَجْنُوْنٌ وَّازْدُجِرَ

Każżabat qablahum qaumu nūḥin fakażżabū ‘abdanā wa qālū majnūnuw wazdujir(a).

Sebelum mereka, kaum Nuh juga telah mendustakan (rasul). Mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan, “(Dia) orang gila!” Dia pun dibentak (dengan cacian dan lainnya).

فَدَعَا رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَغْلُوْبٌ فَانْتَصِرْ

Fa da‘ā rabbahū annī maglūbun fantaṣir.

Dia (Nuh) lalu mengadu kepada Tuhannya, “Sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku).”

فَفَتَحْنَآ اَبْوَابَ السَّمَاۤءِ بِمَاۤءٍ مُّنْهَمِرٍۖ

Fa fataḥnā abwābas-samā'i bimā'im munhamir(in).

Lalu, Kami membukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah.

وَّفَجَّرْنَا الْاَرْضَ عُيُوْنًا فَالْتَقَى الْمَاۤءُ عَلٰٓى اَمْرٍ قَدْ قُدِرَ ۚ

Wa fajjarnal-arḍa ‘uyūnan faltaqal-mā'u ‘alā amrin qad qudir(a).

Kami pun menjadikan bumi menyemburkan banyak mata air. Maka, berkumpullah semua air itu sehingga (meluap dan menimbulkan) bencana yang telah ditetapkan.

وَحَمَلْنٰهُ عَلٰى ذَاتِ اَلْوَاحٍ وَّدُسُرٍۙ

Wa ḥamalnāhu ‘alā żāti alwāḥiw wa dusur(in).

Kami mengangkut dia (Nuh) ke atas (kapal) yang terbuat dari papan dan pasak

تَجْرِيْ بِاَعْيُنِنَاۚ جَزَاۤءً لِّمَنْ كَانَ كُفِرَ

Tajrī bi'a‘yuninā, jazā'al liman kāna kufir(a).

yang berlayar dengan pengawasan Kami sebagai balasan (kebaikan) bagi orang yang telah diingkari (kaumnya).

وَلَقَدْ تَّرَكْنٰهَآ اٰيَةً فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ

Wa laqat taraknāhā āyatan fahal mim muddakir(in).

Sungguh, Kami benar-benar telah menjadikan (kapal) itu sebagai tanda (pelajaran). Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran?

فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِيْ وَنُذُرِ

Fa kaifa kāna ‘ażābī wa nużur(i).

Betapa dahsyatnya azab dan peringatan-Ku!

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ

Wa laqad yassarnal-qur'āna liż-żikri fahal mim muddakir(in).

Sungguh, Kami benar-benar telah memudahkan Al-Qur’an sebagai pelajaran. Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran?

كَذَّبَتْ عَادٌ فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِيْ وَنُذُرِ

Każżabat ‘ādun fa kaifa kāna ‘ażābī wa nużur(i).

(Kaum) ‘Ad pun telah mendustakan (rasul mereka). Maka, betapa dahsyatnya azab dan peringatan-Ku!

اِنَّآ اَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيْحًا صَرْصَرًا فِيْ يَوْمِ نَحْسٍ مُّسْتَمِرٍّۙ

Innā arsalnā ‘alaihim rīḥan ṣarṣaran fī yaumi naḥsim mustamirr(in).

Sesungguhnya Kami telah mengembuskan angin yang sangat kencang kepada mereka pada hari nahas yang terus-menerus,

تَنْزِعُ النَّاسَۙ كَاَنَّهُمْ اَعْجَازُ نَخْلٍ مُّنْقَعِرٍ

Tanzi‘un-nās(a), ka'annahum a‘jāzu nakhlim munqa‘ir(in).

yang membuat manusia bergelimpangan, seakan-akan mereka itu pohon-pohon kurma yang tumbang dengan akar-akarnya.

فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِيْ وَنُذُرِ

Fa kaifa kāna ‘ażābī wa nużur(i).

Maka, betapa dahsyatnya azab dan peringatan-Ku!

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ ࣖ

Wa laqad yassarnal-qur'āna liż-żikri fahal mim muddakir(in).

Sungguh, Kami benar-benar telah memudahkan Al-Qur’an sebagai pelajaran. Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran?

كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ بِالنُّذُرِ

Każżabat ṡamūdu bin-nużur(i).

(Kaum) Samud pun telah mendustakan peringatan-peringatan.

فَقَالُوْٓا اَبَشَرًا مِّنَّا وَاحِدًا نَّتَّبِعُهٗٓ ۙاِنَّآ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ وَّسُعُرٍ

Fa qālū abasyaram minnā wāḥidan nattabi‘uh(ū), innā iżal lafī ḍalāliw wa su‘ur(in).

Mereka berkata, “Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia (biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau begitu kita benar-benar telah sesat dan gila.

ءَاُلْقِيَ الذِّكْرُ عَلَيْهِ مِنْۢ بَيْنِنَا بَلْ هُوَ كَذَّابٌ اَشِرٌ

A'ulqiyaż-żikru ‘alaihi mim baininā bal huwa każżābun asyir(un).

Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Pastilah dia (Saleh) seorang yang sangat pendusta lagi sombong.”

سَيَعْلَمُوْنَ غَدًا مَّنِ الْكَذَّابُ الْاَشِرُ

Saya‘lamūna gadam manil-każżābul-asyir(u).

Kelak mereka akan mengetahui siapa yang sebenarnya sangat pendusta lagi sombong itu.

اِنَّا مُرْسِلُوا النَّاقَةِ فِتْنَةً لَّهُمْ فَارْتَقِبْهُمْ وَاصْطَبِرْۖ

Innā mursilun-nāqati fitnatal lahum fartaqibhum waṣṭabir.

Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai ujian bagi mereka, maka tunggulah mereka dan bersabarlah (wahai Saleh).

وَنَبِّئْهُمْ اَنَّ الْمَاۤءَ قِسْمَةٌ ۢ بَيْنَهُمْۚ كُلُّ شِرْبٍ مُّحْتَضَرٌ

Wa nabbi'hum annal-mā'a qismatum bainahum, kullu syirbim muḥtaḍar(un).

Beri tahulah mereka bahwa air itu dibagi di antara mereka (dengan unta betina itu). Setiap pihak berhak mendapat giliran minum.

فَنَادَوْا صَاحِبَهُمْ فَتَعَاطٰى فَعَقَرَ

Fa nādau ṣāḥibahum fa ta‘āṭā fa ‘aqar(a).

Mereka memanggil kawannya, lalu dia menangkap (unta itu) dan menyembelihnya.

فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِيْ وَنُذُرِ

Fakaifa kāna ‘ażābī wa nużur(i).

Betapa dahsyatnya azab dan peringatan-Ku!

اِنَّآ اَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَكَانُوْا كَهَشِيْمِ الْمُحْتَظِرِ

Innā arsalnā ‘alaihim ṣaiḥataw wāḥidatan fa kānū kahasyīmil-muḥtaẓir(i).

Kami mengirimkan atas mereka suara menggelegar satu kali. Maka, jadilah mereka seperti batang-batang kering yang lapuk milik pembuat kandang ternak.

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ

Wa laqad yassarnal-qur'āna liż-żikri fahal mim muddakir(in).

Sungguh, Kami benar-benar telah memudahkan Al-Qur’an sebagai pelajaran. Adakah orang yang mau mengambil pelajaran?

كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوْطٍ ۢبِالنُّذُرِ

Każżabat qaumu lūṭim bin-nużur(i).

Kaum Lut pun telah mendustakan peringatan-peringatan.

اِنَّآ اَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ حَاصِبًا اِلَّآ اٰلَ لُوْطٍ ۗنَجَّيْنٰهُمْ بِسَحَرٍۙ

Innā arsalnā ‘alaihim ḥāṣiban illā āla lūṭ(in), najjaināhum bisaḥar(in).

Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka badai batu, kecuali pengikut Lut. Kami menyelamatkan mereka sebelum fajar menyingsing

نِّعْمَةً مِّنْ عِنْدِنَاۗ كَذٰلِكَ نَجْزِيْ مَنْ شَكَرَ

Ni‘matam min ‘indinā, każālika najzī man syakar(a).

sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

وَلَقَدْ اَنْذَرَهُمْ بَطْشَتَنَا فَتَمَارَوْا بِالنُّذُرِ

Wa laqad anżarahum baṭsyatanā fa tamārau bin-nużur(i).

Sungguh, dia (Lut) benar-benar telah memperingatkan mereka akan hukuman Kami, tetapi mereka membantah peringatan itu.

وَلَقَدْ رَاوَدُوْهُ عَنْ ضَيْفِهٖ فَطَمَسْنَآ اَعْيُنَهُمْ فَذُوْقُوْا عَذَابِيْ وَنُذُرِ

Wa laqad rāwadūhu ‘an ḍaifihī fa ṭamasnā a‘yunahum fa żūqū ‘ażābī wa nużur(i).

Sungguh, mereka benar-benar telah membujuknya berkali-kali (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka). Lalu, Kami butakan mata mereka. Maka, rasakanlah azab-Ku dan peringatan-peringatan-Ku!

وَلَقَدْ صَبَّحَهُمْ بُكْرَةً عَذَابٌ مُّسْتَقِرٌّۚ

Wa laqad ṣabbaḥahum bukratan ‘ażābum mustaqirr(un).

Sungguh, pada esok harinya mereka benar-benar ditimpa azab yang terus-menerus.

فَذُوْقُوْا عَذَابِيْ وَنُذُرِ

Fa żūqū ‘ażābī wa nużur(i).

Maka, rasakanlah azab-Ku dan peringatan-peringatan-Ku!

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ ࣖ

Wa laqad yassarnal-qur'āna liż-żikri fahal mim muddakir(in).

Sungguh, Kami benar-benar telah memudahkan Al-Qur’an sebagai pelajaran. Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran?

وَلَقَدْ جَاۤءَ اٰلَ فِرْعَوْنَ النُّذُرُۚ

Wa laqad jā'a āla fir‘aunan-nużur(u).

Sungguh, berbagai peringatan benar-benar telah datang kepada pengikut Fir‘aun.

كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا كُلِّهَا فَاَخَذْنٰهُمْ اَخْذَ عَزِيْزٍ مُّقْتَدِرٍ

Każżabū bi'āyātinā kullihā fa'akhażnāhum akhża ‘azīzim muqtadir(in).

Mereka mendustakan semua tanda-tanda (kebesaran) Kami. Maka, Kami mengazab mereka dengan azab (Tuhan) Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa.

اَكُفَّارُكُمْ خَيْرٌ مِّنْ اُولٰۤىِٕكُمْ اَمْ لَكُمْ بَرَاۤءَةٌ فِى الزُّبُرِۚ

Akuffārukum khairum min ulā'ikum am lakum barā'atun fiz-zubur(i).

Apakah orang-orang kafir di lingkunganmu (kaum Quraisy) lebih baik daripada mereka (kaum terdahulu) ataukah kamu telah mempunyai (jaminan) kebebasan (dari azab) dalam kitab-kitab terdahulu?

اَمْ يَقُوْلُوْنَ نَحْنُ جَمِيْعٌ مُّنْتَصِرٌ

Am yaqūlūna naḥnu jamī‘um muntaṣir(un).

Bahkan, apakah mereka mengatakan, “Kami adalah golongan yang pasti menang.”

سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّوْنَ الدُّبُرَ

Sayuhzamul-jam‘u wa yuwallūnad-dubur(a).

Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka berbalik ke belakang (mundur).

بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ اَدْهٰى وَاَمَرُّ

Balis-sā‘atu mau‘iduhum was-sā‘atu adhā wa amarr(u).

Bahkan hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka. Hari Kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.

اِنَّ الْمُجْرِمِيْنَ فِيْ ضَلٰلٍ وَّسُعُرٍۘ

Innal-mujrimīna fī ḍalāliw wa su‘ur(in).

Sesungguhnya para pendurhaka berada dalam kesesatan dan akan berada dalam (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala).

يَوْمَ يُسْحَبُوْنَ فِى النَّارِ عَلٰى وُجُوْهِهِمْۗ ذُوْقُوْا مَسَّ سَقَرَ

Yauma yusḥabūna fin-nāri ‘alā wujūhihim, żūqū massa saqar(a).

Pada hari (ketika) mereka diseret ke neraka dengan wajah (tertelungkup), (dikatakan kepada mereka,) “Rasakanlah sentuhan (api neraka) Saqar.”

اِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنٰهُ بِقَدَرٍ

Innā kulla syai'in khalaqnāhu biqadar(in).

Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu sesuai dengan ukuran.

وَمَآ اَمْرُنَآ اِلَّا وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ ۢبِالْبَصَرِ

Wa mā amrunā illā wāḥidatun kalamḥim bil-baṣar(i).

Perintah Kami (ketika menghendaki sesuatu) hanyalah (dengan perkataan) sekali saja seperti kejapan mata.

وَلَقَدْ اَهْلَكْنَآ اَشْيَاعَكُمْ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ

Wa laqad ahlaknā asy-yā‘akum fahal mim muddakir(in).

Sungguh, Kami benar-benar telah membinasakan orang yang (kekafirannya) serupa dengan kamu. Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran?

وَكُلُّ شَيْءٍ فَعَلُوْهُ فِى الزُّبُرِ

Wa kullu syai'in fa‘alūhu fiz-zubur(i).

Segala sesuatu yang telah mereka perbuat (tertulis) dalam buku-buku catatan (amal).

وَكُلُّ صَغِيْرٍ وَّكَبِيْرٍ مُّسْتَطَرٌ

Wa kullu ṣagīriw wa kabīrim mustaṭar(un).

Segala (amalan) yang kecil atau yang besar (semuanya) tertulis (di Lauhulmahfuz).

اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ جَنّٰتٍ وَّنَهَرٍۙ

Innal-muttaqīna fī jannātiw wa nahar(in).

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di taman-taman dan sungai

فِيْ مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيْكٍ مُّقْتَدِرٍ ࣖ

Fī maq‘adi ṣidqin ‘inda malīkim muqtadir(in).

di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.

Bacaan Surat Shalat Idul Fitri Rakaat Pertama - Al-A'la:1-19

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَىۙ

Sabbiḥisma rabbikal-a‘lā.

Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi,

الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰىۖ

Allażī khalaqa fasawwā.

yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya),

وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰىۖ

Wal-lażī qaddara fahadā.

yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,

وَالَّذِيْٓ اَخْرَجَ الْمَرْعٰىۖ

Wal-lażī akhrajal-mar‘ā.

dan yang menumbuhkan (rerumputan) padang gembala,

فَجَعَلَهٗ غُثَاۤءً اَحْوٰىۖ

Fa ja‘alahū guṡā'an aḥwā.

lalu menjadikannya kering kehitam-hitaman.

سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسٰىٓ ۖ

Sanuqri'uka falā tansā.

Kami akan membacakan (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa,

اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفٰىۗ

Illā mā syā'allāh(u), innahū ya‘lamul-jahra wa mā yakhfā.

kecuali jika Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.

وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرٰىۖ

Wa nuyassiruka lil-yusrā.

Kami akan melapangkan bagimu jalan kemudahan (dalam segala urusan).

فَذَكِّرْ اِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرٰىۗ

Fa żakkir in nafa‘atiż-żikrā.

Maka, sampaikanlah peringatan jika peringatan itu bermanfaat.

سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَّخْشٰىۙ

Sayażżakkaru may yakhsyā.

Orang yang takut (kepada Allah) akan mengambil pelajaran,

وَيَتَجَنَّبُهَا الْاَشْقَىۙ

Wa yatajannabuhal-asyqā.

sedangkan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya,

الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرٰىۚ

Allażī yaṣlan-nāral-kubrā.

(yaitu) orang yang akan memasuki api (neraka) yang besar.

ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰىۗ

Ṡumma lā yamūtu fīhā wa lā yaḥyā.

Selanjutnya, dia tidak mati dan tidak (pula) hidup di sana.

قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰىۙ

Qad aflaḥa man tazakkā.

Sungguh, beruntung orang yang menyucikan diri (dari kekafiran)

وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰىۗ

Wa żakarasma rabbihī fa ṣallā.

dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat.

بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۖ

Bal tu'ṡirūnal-ḥayātad-dun-yā.

Adapun kamu (orang-orang kafir) mengutamakan kehidupan dunia,

وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ

Wal-ākhiratu khairuw wa abqā.

padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.

اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ

Inna hāżā lafiṣ-ṣuḥufil-ūlā.

Sesungguhnya (penjelasan) ini terdapat dalam suhuf (lembaran-lembaran) yang terdahulu,

صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى ࣖ

Ṣuḥufi ibrāhīma wa mūsā.

(yaitu) suhuf (yang diturunkan kepada) Ibrahim dan Musa.

Bacaan Surat Shalat Idul Fitri Rakaat Kedua - Al-Gasyiyah: 1-26

هَلْ اَتٰىكَ حَدِيْثُ الْغَاشِيَةِۗ

Hal atāka ḥadīṡul-gāsyiyah(ti).

Sudahkah sampai kepadamu berita tentang al-Gāsyiyah (hari Kiamat yang menutupi kesadaran manusia dengan kedahsyatannya)?

وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ خَاشِعَةٌ ۙ

Wujūhuy yauma'iżin khāsyi‘ah(tun).

Pada hari itu banyak wajah yang tertunduk hina

عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ ۙ

‘Amilatun nāṣibah(tun).

(karena) berusaha keras (menghindari azab neraka) lagi kepayahan (karena dibelenggu).

تَصْلٰى نَارًا حَامِيَةً ۙ

Taṣlā nāran ḥāmiyah(tan).

Mereka memasuki api (neraka) yang sangat panas.

تُسْقٰى مِنْ عَيْنٍ اٰنِيَةٍ ۗ

Tusqā min ‘ainin āniyah(tin).

(Mereka) diberi minum dari sumber mata air yang sangat panas.

لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ اِلَّا مِنْ ضَرِيْعٍۙ

Laisa lahum ṭa‘āmun illā min ḍarī‘(in).

Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri,

لَّا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِيْ مِنْ جُوْعٍۗ

Lā yusminu wa lā yugnī min jū‘(in).

yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.

وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ نَّاعِمَةٌ ۙ

Wujūhuy yauma'iżin nā‘imah(tun).

Pada hari itu banyak (pula) wajah yang berseri-seri,

لِّسَعْيِهَا رَاضِيَةٌ ۙ

Lisa‘yihā rāḍiyah(tun).

merasa puas karena usahanya.

فِيْ جَنَّةٍ عَالِيَةٍۙ

Fī jannatin ‘āliyah(tin).

(Mereka) dalam surga yang tinggi.

لَّا تَسْمَعُ فِيْهَا لَاغِيَةً ۗ

Lā tasama‘u fīhā lāgiyah(tan).

Di sana kamu tidak mendengar (perkataan) yang tidak berguna.

فِيْهَا عَيْنٌ جَارِيَةٌ ۘ

Fīhā ‘ainun jāriyah(tun).

Di sana ada mata air yang mengalir.

فِيْهَا سُرُرٌ مَّرْفُوْعَةٌ ۙ

Fīhā sururum marfū‘ah(tun).

Di sana ada (pula) dipan-dipan yang ditinggikan,

وَّاَكْوَابٌ مَّوْضُوْعَةٌ ۙ

Wa akwābum mauḍū‘ah(tun).

gelas-gelas yang tersedia (di dekatnya),

وَّنَمَارِقُ مَصْفُوْفَةٌ ۙ

Wa namāriqu maṣfūfah(tun).

bantal-bantal sandaran yang tersusun,

وَّزَرَابِيُّ مَبْثُوْثَةٌ ۗ

Wa zarābiyyu mabṡūṡah(tun).

dan permadani-permadani yang terhampar.

اَفَلَا يَنْظُرُوْنَ اِلَى الْاِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْۗ

Afalā yanẓurūna ilal-ibili kaifa khuliqat.

Tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan?

وَاِلَى السَّمَاۤءِ كَيْفَ رُفِعَتْۗ

Wa ilas-samā'i kaifa rufi‘at.

Bagaimana langit ditinggikan?

وَاِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْۗ

Wa ilal-jibāli kaifa nuṣibat.

Bagaimana gunung-gunung ditegakkan?

وَاِلَى الْاَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْۗ

Wa ilal-arḍi kaifa suṭiḥat.

Bagaimana pula bumi dihamparkan?

فَذَكِّرْۗ اِنَّمَآ اَنْتَ مُذَكِّرٌۙ

Fa żakkir, innamā anta mużakkir(un).

Maka, berilah peringatan karena sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) hanyalah pemberi peringatan.

لَّسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍۙ

Lasta ‘alaihim bimusaiṭir(in).

Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.

اِلَّا مَنْ تَوَلّٰى وَكَفَرَۙ

Illā man tawallā wa kafar(a).

Akan tetapi, orang yang berpaling dan kufur,

فَيُعَذِّبُهُ اللّٰهُ الْعَذَابَ الْاَكْبَرَۗ

Fa yu‘ażżibuhullāhul-‘ażābal-akbar(a).

Allah akan mengazabnya dengan azab yang paling besar.

اِنَّ اِلَيْنَآ اِيَابَهُمْ

Inna ilainā iyābahum.

Sesungguhnya kepada Kamilah mereka kembali.

ثُمَّ اِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ ࣖ

Ṡumma inna ‘alainā ḥisābahum.

Kemudian, sesungguhnya Kamilah yang berhak melakukan hisab (perhitungan) atas mereka.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2024 atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fitra Firdaus