Menuju konten utama

Bacaan Bilal Sholat Idul Fitri 2022 Arab-Latin-Terjemahan & Jawaban

Bacaan bilal sholat Idul Fitri 2022 dalam tulisan Arab, latin, dan terjemahan bahasa Indonesia.

Bacaan Bilal Sholat Idul Fitri 2022 Arab-Latin-Terjemahan & Jawaban
Umat muslim melaksanakan ibadah shalat Idul Adha di Lapangan Syekh Yusuf, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Jumat (31/7/2020). Umat muslim di Sulsel merayakan Idul Adha 1441 Hijriyah mengikuti ketetapan pemerintah pada Jumat (31/7). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/pras.

tirto.id - Dalam sholat Idul fitri terdapat bacaan bilal untuk memulai shalat ied yang disusul dengan jawaban oleh jamaah. Demikian pula ketika khotib hendak menyampaikan khutbah idul fitri setelah shalat, biasanya ada bacaan bilal untuk mengingatkan jamaah. Bagaimana bacaan bilal pada shalat idul fitri dan bagaimana pula jawabannya?

Dalam Surat Edaran Menteri Agama (Menag) Nomor 08 Tahun 2022 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah pada Bulan Ramadan dan Idul Fitri Tahun 1443 H/2022 M, disebutkan bahwa shalat Idul Fitri 1 Syawal 1443 H/2022 M dapat dilaksanakan di masjid atau di lapangan terbuka dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Shalat idul fitri hukumnya adalah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) berdasarkan pendapat Imam Malik dan Imam Syafi'i. Sementara itu, dalam mazhab Hambali, hukum shalat idul fitri adalah fardu kifayah, sebagai penekanan akan keutamaan shalat tersebut.

Jumlah rakaat shalat idul fitri adalah 2, merujuk pada riwayat 'Abdurrahman bin Abu Laila bahwa 'Umar bin Khattab berkata, "Shalat Idul Adha 2 rakaat, shalat Idul Fitri 2 rakaat, shalat musafir 2 rakaat, dan shalat Jumat 2 rakaat. Semua itu sempurna, bukan qashar (diringkas) menurut sabda Rasulullah saw." (H.R. Nasa'i).

Bacaan Bilal Shalat Idul Fitri

Dalam praktik shalat idul fitri, berkebalikan dengan shalat jumat, jamaah melakukan shalat terlebih dahulu, baru mendengarkan khutbah idul fitri. Selain itu, tidak ada azan atau iqamat untuk pemberitahuan ketika shalat id hendak dimulai.

Dalam Al Majmu Syarah al-Muhadzdzab, Imam Nawawi menyebutkan, "adzan dan iqamat tidak disyariatkan selain shalat lima waktu. Tidak ada perbedaan pendapat dalam masalah ini, baik untuk shalat nazar, shalat jenazah, maupun shalat sunah. Baik shalat sunah berjamaah (seperti shalat Idul Fitri, Idul Adha, Kusuf, Khusuf, istisqa') maupun shalat sunah yang dilaksanakan sendirian (seperti

shalat dhuha). Akan tetapi, ada seruan untuk shalat Id, Kusuf, dan istisqa', yaitu asshalatu jami'ah."

Oleh karena tidak adanya penanda seperti azan atau iqamat, diperlukan peran petugas bilal untuk mengumumkan tanda hendak dimulainya shalat idul fitri. Terdapat berbagai variasi bacaan bilal yang intinya mengajak jamaah yang sudah datang, baik di masjid maupun di lapangan, untuk mengerjakan shalat id.

Dalam "Bacaan Bilal pada Shalat Idul Fitri" (NU Online) oleh Alhafiz Kurniawan, disebutkan salah satu contoh bacaan bilal tersebut adalah sebagai berikut.

الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ

Tulisan latinnya, "Ash-shalāta (ash-shalatu) sunnatan li ‘īdil fithri jāmi‘ah rahimakumullāh".

Artinya, "(Marilah kita) shalat sunnah Idul Fitri berjamaah. Semoga allah menurunkan rahmat-Nya kepadamu semua.

Atas seruan bilal ini, makmum (jamaah) di belakang menjawab berikut.

الصَّلَاةَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

Tulisan latinnya, "Ash-shalata (ash-shalatu) laa ilaha ilallah".

Ketika shalat idul fitri selesai, ini dilanjutkan dengan khutbah idul fitri. Bilal dapat mengingatkan jamaah dengan seruan berikut.

Yaa ma'asyirol muslimin wa zumrotal mukminin rohimakumullah, I'lamuu anna taumakum hadzaa yaumu 'Idil Fithri, wa yaumus suruur, wa yaumal maghfiroh, Ahallallahu lakum fiihi al-tho'ama, wa harrama 'alaikumu al-shiyaama, idzaa sho'ida al-khotibu 'alal mimbar, anshituu wasma'u, wa athi'uu, rohimakumullah, anshituu la'allakum turhamuun"

Artinya, "Wahai sekalian kaum muslimin dan golongan kaum mukminin, semoga Allah memberi rahmat kepada kalian. Ketahuilah sesungguhnya hari kalian ini adalah Hari ‘Idul Fitri, hari bahagia dan hari pengampunan. Allah menghalalkan bagi kalian makan pada hari itu dan Allah mengharamkan bagi kalian puasa pada hari itu. Apabila khatib naik ke atas Mimbar, perhatikanlah, dengarkanlah dan taatilah, semoga Allah memberi rahmat kepada kalian. Perhatikanlah, semoga kalian dirahmati oleh Allah."

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2022 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Iswara N Raditya