Menuju konten utama

Babymoon, Bulan Madu Sebelum Melahirkan

Ada baiknya berlibur sebelum menjalani rutinitas yang sama sekali baru dan melelahkan sebagai ibu dan ayah.

Babymoon, Bulan Madu Sebelum Melahirkan
Ilustrasi. FOTO/istock

tirto.id - The moment a child is born, the mother is also born. She never existed before. The woman existed, but the mother, never. A mother is something absolutely new.”

Ibu, seperti kutipan Osho, adalah sosok yang lahir di setiap persalinan pertama seorang perempuan. Satu saat yang dinanti oleh segenap keluarga, terlebih oleh calon ibu itu sendiri. Sebab, menjadi orangtua berarti akan menjalani serangkaian rutinitas yang jauh berbeda dari sebelumnya.

Banyak hal yang membutuhkan adaptasi baru, persiapan-persiapan matang, baik fisik, mental, maupun printilan-printilan kecil lainnya. Oleh karenanya, momen-momen sebelum persalinan biasanya dilalui dengan berbagai keriaan dan perayaan. Mulai dari acara mitoni (perayaan tujuh bulanan di masyarakat Jawa), sampai kebiasaan perempuan jaman sekarang: belanja perlengkapan bayi serta memanfaatkan "me-time" sebelum mempunyai anak.

Beberapa di antaranya meniatkan untuk pergi berlibur atau sekedar jalan-jalan bersama suami, dengan dalih menyiapkan mental sebelum melahirkan. Satu hal yang saat ini telah menjadi tren dengan istilah babymoon.

Bhagavan Behera, dalam riset yang ia publikasikan di Journal of Humanities and Social Science menyatakan bahwa istilah babymoon tersebut merupakan peleburan dua kata, yaitu baby atau bayi dan honeymoon atau bulan madu. Behera menyebutkan bahwa makna babymoon sendiri adalah liburan terakhir bagi pasangan suami istri untuk menyambut kelahiran anak pertamanya.

Baca juga: Mitos Kehamilan, dari Nanas Hingga Hubungan Seksual

September lalu, pesohor sekaligus model Sandra Dewi juga melakukan babymoon ke Melbourne, Australia bersama sang suami, Harvey Moeis. Momen tersebut ia bagikan melalui foto-foto di Instagram pribadinya.

Babymoon sama dengan makan, cemil, duduk, cemil, minum, makan, duduk, jalan. Happy. Sebelum pulang ke Jakarta kerja lagi,” kata Sandra Dewi di akun Instagramnya.

Selebritas lain seperti pasangan Titi Kamal dan Sugiono juga pernah melakukannya dengan jalan-jalan di Bali. Tidak hanya dilakukan kalangan pesohor, babymoon beberapa tahun terakhir ini mulai populer di kalangan calon-calon ibu kelas menengah. Ada yang melakukannya sebelum persalinan, ada juga yang melakukannya setelah persalinan.

Sally Peck, editor artikel parenting di The Telegraph, menyebutkan bahwa babymoon mempunyai banyak manfaat positif, terutama untuk calon ibu. Babymoon bisa diniatkan untuk menyambut kehidupan baru bersama anak yang akan lahir sekaligus penyegaran sebelum menjalani rutinitas baru sebagai orangtua. Jika dilakukan setelah melahirkan, manfaatnya adalah untuk membantu pemulihan setelah proses persalinan.

Kim Green-Spangler dalam Babymoons: One Last Trip Before Baby menyebutkan bahwa babymoon adalah kesempatan untuk menikmati "coupledom" terakhir pasangan suami-istri sebelum akhirnya mengemban tanggung jawab mengasuh anak.

“Kehamilan pertama memang merupakan kesempatan terakhir yang harus dimiliki setiap calon orangtua untuk saling menikmati liburan yang rileks. Babymoon juga dilakukan dalam rangka persiapan untuk menjadi orangtua juga,” kata Spangler.

Baca juga: Fit Pregnancy yang Bermanfaat Bagi Wanita Hamil

Istilah babymoon pertama dikenalkan oleh Sheila Kitzinger, seorang antropolog sosial melalui bukunya The Year After Childbirth: Surviving and Enjoying the First Year of Motherhood di tahun 1994. Istilah tersebut mulanya merujuk pada waktu pascakelahiran yang dihabiskan antara orangtua dan bayi untuk ‘bulan madu’ setelah melahirkan. Hingga kini, istilah tersebut berevolusi dan lebih merujuk pada masa-masa liburan yang dijalani pasangan untuk menyambut kelahiran anak pertama.

Baca juga: Mana Lebih Berisiko: Melahirkan Saat Masih Muda atau Tua?

Pemahaman kembali istilah babymoon tersebut menjadi bermakna ‘liburan’ ini tentu saja diikuti oleh beberapa hal yang mensyaratkan keamanan lebih detail, dibanding makna liburan yang bisa dilakukan selain ibu hamil. Hal ini terkait dengan kondisi kesehatan perempuan yang tengah menjalani kehamilan. Maka, pelaksanaannya pun harus benar-benar memperhatikan waktu, tempat liburan, serta keberadaan rumah sakit atau dokter di lokasi tujuan.

Hal ini disampaikan juga oleh pihak National Health Service, Inggris dalam "Is It Safe to Fly While Pregnant." Mereka menyarankan sebaiknya ibu hamil tidak melakukan perjalanan di trimester pertama atau sekitar minggu ke 12-15. Pada waktu-waktu tersebut, janin masih berkembang dan masih sangat rentan. Selain itu, risiko keguguran di trimester pertama ini adalah yang terbesar.

Baca juga: Risiko Ibu Hamil Melahirkan di Pesawat

Penerbangan juga tidak akan mengizinkan perempuan melakukan penerbangan di minggu ke-36 kehamilan atau minggu ke-32 jika hamil bayi kembar.

Jalur pelayaran juga mempunyai batasan-batasan tertentu. Royal Caribbean tidak mengizinkan ibu hamil yang telah memasuki masa kehamilan minggu ke-27 untuk berlayar bersama mereka. Celebrity Cruise Lines hanya mengizinkan ibu hamil yang usia kehamilannya kurang dari 26 minggu, dan Princess Cruises menetapkan batas mereka pada usia kehamilan minggu ke-24.

Mempertimbangkan hal itu, American College of Obstetrics and Gynecology menyatakan bahwa waktu paling aman untuk ibu hamil melakukan perjalanan adalah di trimester kedua kehamilan, atau sekitar minggu ke-18 sampai minggu ke-24 kehamilan.

infografik babymoon

Sebelum pergi, pastikan sudah mendapat izin dari dokter, terlebih jika harus menempuh perjalanan jauh. Hal ini terkait dengan kesehatan dan ketahanan ibu hamil dan calon bayi. Jangan luput juga untuk selalu memeriksa dan memastikan lokasi tujuan liburan tersebut aman. Salah satunya adalah dengan menggunakan panduan Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Hindari lokasi yang tengah ada kemungkinan wabah virus Zika yang sangat membahayakan kesehatan janin. Juga hindari tujuan berbahaya lain seperti lokasi-lokasi yang tengah terjadi bentrokan atau kerusuhan.

Sebelum melakukan perjalanan, seluruh agenda sebaiknya terencana dengan baik, mulai dari keberangkatan sampai pulang kembali. Misalnya, sebisa mungkin memilih tempat tujuan dengan waktu tempuh yang tidak terlalu lama, sehingga pasangan bisa mengalokasikan lebih banyak waktu di tempat tujuan daripada di perjalanan. Selain itu, pastikan rumah sakit dan dokter di tempat tujuan liburan Anda mudah dijangkau.

Faktor keamanan adalah hal utama yang butuh dipersiapkan dan dipertimbangkan bagi semua yang menjalani perjalanan atau liburan, terlebih babymoon ini melibatkan ibu hamil.

Baca juga artikel terkait KEHAMILAN atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Yulaika Ramadhani
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Maulida Sri Handayani