Menuju konten utama

Ayat tentang Tahun Baru Islam dalam Al-Qur'an Beserta Hadis

Dalil tentang tahun baru Islam banyak menjelaskan keistimewaan bulan Muharam. Lantas, apa saja ayat tentang tahun baru Islam dalam Al-Qur'an?

Ayat tentang Tahun Baru Islam dalam Al-Qur'an Beserta Hadis
Ilustrasi membaca Al Quran. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Umat muslim menyambut tahun baru hijriah saat kalender kamariah memasuki Muharam. Kendati tidak secara spesifik, ada beberapa ayat tentang tahun baru Islam dalam Al-Qur'an.

Kebanyakan di antara dalil tersebut merupakan ayat tentang bulan Muharam. Salah satunya surah Al Maidah ayat 2 yang menerangkan larangan berbuat dosa pada bulan-bulan haram, termasuk Muharam.

Tidak adanya ayat tentang 1 Muharam yang spesifik ini berkaitan erat dengan sejarah penetapan kalender Islam. Penanggalan hijriah baru ditetapkan saat kekhalifahan Umar bin Khattab.

Sebelum 1 Muharam diputuskan menjadi awal tahun Islam, pada 638 M (17 H), Abu Musa al-Asy’ari selaku Gubernur Basrah mengeluhkan kepada Umar, titimangsa dalam surat-suratnya hanya mencantumkan bulan tanpa tanggal dan tahun.

Umar kemudian mengadakan musyawarah bersama Sahabat. Keputusannya menetapkan bahwa tahun pertama kalender Islam dihitung sejak Nabi Muhammad saw. hijrah, berangkat dari Makkah ke Madinah. Sementara itu, bulan pertama yang dipilih dalam kalender Islam ialah Muharam sesuai dengan kebiasaan waktu tersebut.

Ayat tentang Tahun Baru Islam dalam Al-Qur'an

Sebagaimana dijelaskan di awal, tidak ada ayat tentang tahun baru Islam yang menjelaskan secara eksplisit. Lalu, apa saja ayat tentang bulan Muharam? Simak selengkapnya di bawah ini.

1. Surah Al-Baqarah Ayat 129

Berikut bunyi ayat tentang 1 Muharam dalam surat Al-Baqarah ayat 129.

Tulisan Arab:

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَآ اُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَۖ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۚ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Tulisan Latin:

Rabbanā waj‘alnā muslimaini laka wa min żurriyyatinā ummatam muslimatal lak(a), wa arinā manāsikanā wa tub ‘alainā, innaka antat-tawwābur-raḥīm(u).

Artinya:

"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang berserah diri kepada-Mu, [jadikanlah] dari keturunan kami umat yang berserah diri kepada-Mu, tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan manasik [rangkaian ibadah] haji, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang," (QS. Al-Baqarah [2]: 129).

2. Surah Al-Maidah Ayat 2

Berikut dalil tentang tahun baru Islam dalam surah Al Maidah ayat 2.

Tulisan Arab:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحِلُّوْا شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَاۤىِٕدَ وَلَآ اٰۤمِّيْنَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۗوَاِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوْا ۗوَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ اَنْ صَدُّوْكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اَنْ تَعْتَدُوْاۘ وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Tulisan Latin:

Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā tuḥillū sya‘ā'irallāhi wa lasy-syahral-ḥarāma wa lal-hadya wa lal-qalā'ida wa lā āmmīnal-baital-ḥarāma yabtagūna faḍlam mir rabbihim wa riḍwānā(n), wa iżā ḥalaltum faṣṭādū, wa lā yajrimannakum syana'ānu qaumin an ṣaddūkum ‘anil- asjidil-ḥarāmi an ta‘tadū, wa ta‘āwanū ‘alal-birri wat-taqwā, wa lā ta‘āwanū ‘alal-iṡmi wal-‘udwān(i), wattaqullāh(a), innallāha syadīdul-‘iqāb(i).

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar [kesucian] Allah, jangan [melanggar kehormatan] bulan-bulan haram, jangan [mengganggu] hadyu [hewan-hewan kurban] dan qalā’id [hewan-hewan kurban yang diberi tanda], dan jangan [pula mengganggu] para pengunjung Baitulharam sedangkan mereka mencari karunia dan rida Tuhannya! Apabila kamu telah bertahalul [menyelesaikan ihram], berburulah [jika mau]. Janganlah sekali-kali kebencian[-mu] kepada suatu kaum, karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas [kepada mereka]. Tolong-menolonglah kamu dalam [mengerjakan] kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya," (QS. Al-Maidah [5]: 2).

3. Surah At-Taubah Ayat 36

At-Taubah ayat 36 juga termasuk ayat tentang tahun baru Islam yang mengatur tentang keistimewaan Muharam. Berikut redaksi ayat tentang bulan Muharam dalam surat At-Taubah ayat 36.

Tulisan Arab:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Tulisan Latin:

Inna ‘iddatasy-syuhūri ‘indallāhiṡnā ‘asyara syahran fī kitābillāhi yauma khalaqas-samāwāti wal-arḍa minhā arba‘atun ḥurum(un), żālikad-dīnul-qayyim(u), falā taẓlimū fīhinna anfusakum wa qātilul-musyrikīna kāffatan kamā yuqātilūnakum kāffah(tan), wa‘lamū annallāha ma‘al-muttaqīn(a).

Artinya:

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya [terdapat] empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah bersama-sama orang yang bertakwa,” (QS. At-Taubah [9]: 36).

Hadits tentang Tahun Baru Islam

Sama halnya dengan ayat tentang tahun baru Islam, hadis Rasulullah juga tidak secara eksplisit menerangkan terkait 1 Muharam. Beberapa hadis Rasulullah saw. menerangkan tentang bulan mulia, yakni Muharam, dan amalan yang dianjurkan.

1. Hadis riwayat Muslim no. 2812

Berikut redaksi hadis Rasulullah saw. tentang bulan Muharam.

”Puasa yang paling utama setelah [puasa] Ramadhan adalah puasa pada syahrullah [bulan Allah] yaitu Muharam. Sementara salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR. Muslim no. 2812)

2. Hadis riwayat Bukhari dan Muslim

Berikut redaksi dalil tentang tahun baru Islam yang disebutkan dalam hadis.

”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram [suci]. Tiga bulannya berturut-turut yaitu Zulkaidah, Zulhijah dan Muharam. [Satu bulan lagi adalah] Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil [akhir] dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)

3. Hadis riwayat Muslim no. 1162

Berikut redaksi hadits tentang tahun baru Islam, tepatnya anjuran puasa sunah pada bulan Muharam.

“Nabi shallallahu alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, 'Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.' Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa Asyura? Beliau menjawab, 'Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.'” (HR. Muslim no. 1162).

Cara Memaknai Tahun Baru Islam

Tahun baru Islam dapat dimaknai sebagai momen kaum muslim untuk meningkatkan keimanan serta ketakwaan kepada Allah Swt. Dengan datangnya tahun baru, amalan dan tingkah laku umat muslim diharapkan dapat lebih baik daripada sebelumnya. Dalam sebuah hadis dijelaskan meruginya orang-orang yang tidak menjadi lebih baik sebagai berikut:

"Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia [tergolong] orang yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia [tergolong] orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat [celaka],” (HR Al-Hakim).

Peningkatan keimanan serta ketakwaan tersebut begitu tepat karena waktu yang datang adalah bulan Muharam, salah satu bulan yang diistimewakan Allah Swt. di samping Zulhijah, Zulkaidah, dan Rajab. Hal itu dijelaskan oleh Allah Swt. dalam firmannya di surah At-Taubah ayat 36 sebagaimana disebut di subjudul awal artikel ini.

Tidak hanya itu, umat Islam dianjurkan menjalankan berbagai amalan saleh di bulan Muharam, seperti bersedekah, berzikir, hingga berpuasa sunah. Dalam sebuah perkataan Abdullah bin Abbas Ra. sewaktu membahas Surat At-taubat ayat 36, disampaikan pahala serta dosa berlipat ganda bagi perbuatan di bulan Muharam sebagai berikut:

“Beribadah dan beramal saleh di bulan-bulan haram dilipatkan gandakan pahalanya oleh Allah Swt. Demikian sebaliknya, bermaksiat dan berbuat dosa di bulan-bulan tersebut digandakan hukumannya”.

Baca juga artikel terkait TAHUN BARU ISLAM atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Edusains
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Fadli Nasrudin