tirto.id - Ayat 1000 Dinar diyakini oleh sebagian kalangan umat Islam dapat mendatangkan keutamaan berupa limpahan rezeki. Ayat 1000 Dinar tersebut masuk dalam surah apa di Al-Qur'an? Kapan waktu yang cocok untuk membaca ayat 1000 Dinar?
Al-Qur'an adalah pedoman hidup bagi umat manusia. Seorang muslim diminta untuk membaca dan memahaminya. Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa yang membaca 1 huruf Al-Qur’an, ia akan mendapat satu kebaikan, dan 1 kebaikan tersebut dilipatgandakan menjadi 10 kali" (H.R. Tirmidzi)
Seluruh ayat Al-Qur'an memiliki keistimewaan. Salah satunya adalah ayat 1000 dinar, 2 ayat yang lumrah dibaca oleh sebagian kalangan muslim. Banyak pendapat yang menyebut, ayat ini dapat mendatangkan rezeki dari arah yang tidak terduga.
Ayat 1000 Dinar Surat Apa?
Ayat 1000 dinar yang dimaksud adalah 2 ayat dari Surah Ath-Thalaq, yaitu ayat 2 dan 3. Secara umum, Surah Ath-Thalaq adalah surah ke-65 dalam Al-Qur'an. surah ini bernama lain an-Nisa'us Sugra. Ath-Thalaq tergolong Surah Madaniyah, atau surah yang diturunkan setelah Rasulullah saw. hijrah ke Madinah. Surah ath-Thalaq terdiri dari 12 ayat.
Berikut ini merupakan Ayat 1000 Dinar yang terdapat dalam Surah At-Thalaq ayat 2-3.
Surat At-Thalaq Ayat 2
فَاِذَا بَلَغْنَ اَجَلَهُنَّ فَاَمْسِكُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ فَارِقُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ وَّاَشْهِدُوْا ذَوَيْ عَدْلٍ مِّنْكُمْ وَاَقِيْمُوا الشَّهَادَةَ لِلّٰهِ ۗذٰلِكُمْ يُوْعَظُ بِهٖ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ەۗ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙLatin: Fa iżā balagna ajalahunna fa amsikūhunna bima‘rūfin au fāriqūhunna bima‘rūfiw wa asyhidū żawai ‘adlim minkum wa aqīmusy-syahādata lillāh(i), żālikum yū‘aẓu bihī man kāna yu'minu billāhi wal-yaumil-ākhir(i), wa may yattaqillāha yaj‘al lahū makhrajā(n).
Terjemahan, "Apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, rujuklah dengan mereka secara baik atau lepaskanlah mereka secara baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil dari kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Yang demikian itu dinasihatkan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya."
Surat At-Thalaq Ayat 3
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Latin, "Wa yarzuqhu min ḥaiṡu lā yaḥtasib(u), wa may yatawakkal ‘alallāhi fa huwa ḥasbuh(ū), innallāha bāligu amrih(ī), qad ja‘alallāhu likulli syai'in qadrā(n)."
Terjemahan, "Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.
Sementara itu, yang sering dibaca oleh mereka yang meyakini kekhususan ayat 1000 dinar adalah gabungan kedua ayat tersebut sebagai berikut.
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
wa may yattaqillāha yaj‘al lahū makhrajā(n).Wa yarzuqhu min ḥaiṡu lā yaḥtasib(u), wa may yatawakkal ‘alallāhi fa huwa ḥasbuh(ū), innallāha bāligu amrih(ī), qad ja‘alallāhu likulli syai'in qadrā(n)."
Terjemahan, "Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu."
Terkait ayat 1000 dinar, terdapat kisah yang dapat dijadikan pelajaran ketika seorang pedagang yang bermimpi bertemu dengan Nabi Khidir. Dalam mimpi sang pedagang, Nabi Khidir mengajarkan untuk bersedekah sebanyak seribu dinar. Tidak lama setelah bangun dari tidurnya, pedagang itu langsung mengamalkan perintah Nabi Khidr.
Suatu ketika, pedagang itu bertemu dengan Nabi Khidir, yang mengajarkannya untuk mengamalkan Al-Qur’an surat At-Thalaq ayat 2-3. Pedagang itu kembali mengamalkan perintah Nabi Khidir.
Pada suatu hari, pedagang itu pergi melaut dan terjadilah musibah dahsyat yang menimpa perahunya. Seluruh penumpang di kapal itu meninggal dunia, termasuk dengan seluruh barang kekayaan milik mereka. Namun, pedagang itu dinyatakan selamat juga dengan barang-barang miliknya.
Pedagang itu kembali melanjutkan hidup di negeri baru dengan terus mengamalkan ajaran Ayat 1000 Dinar.
Ayat 1000 Dinar Cocok Dibaca Kapan?
Sebelum mengamalkan bacaan ayat 1000 dinar, seorang muslim mesti terlebih dahulu paham bahwa apa pun yang diusahakan manusia, tetaplah Allah yang menentukan. Manusia hanya bisa berupaya beribadah dan berbuat sebaik mungkin. Apakah ia mendapatkan ganjaran atau tidak, merupakan rahasia Allah.
Terkait amalan Ayat 1000 Dinar dalam kehidupan sehari-hari, terdapat beberapa waktu yang dipercaya mustajab. Waktu yang cocok untuk mengamalkannya adalah setiap selesai shalat fardhu.
Misalnya, setelah shalat Subuh atau shalat Maghrib. Selanjutnya, Ayat 1000 Dinar dapat dibaca setelah shalat Isya atau sebelum tidur. Selain itu, ayat tersebut juga dapat dibaca sebelum melakukan aktivitas sehari-hari.
Sepertiga malam juga dipercaya sebagai waktu mustajab untuk membacakan Ayat 1000 Dinar, setelah menjalankan shalat Hajat maupun Tahajud. Jika mendapatkan keberatan dalam mengamalkannya, Ayat 1000 Dinar juga dapat dibaca secara rutin selama tiga hari beruntun, yakni pada Rabu, Kamis, dan Jum’at.
Mengenai jumlah dalam membacanya, terdapat banyak pendapat. Ada yang menyarankan untuk mengamalkannya Ayat 1000 Dinar sebanyak 1000 kali, ada juga yang menyebut hanya 114 kali. Namun, jika terlalu berat maka dapat membacanya sebanyak 33 kali, karena hal terpenting dalam mengamalkannya ialah kesungguhan dari dalam hati.
Apakah setelah membaca ayat 1000 dinar ini kita mendapatkan sesuatu, adalah hak Allah semata. Pasalnya, Allahlah yang lebih tahu apa yang dibutuhkan oleh hamba-Nya.
Penulis: Indyra Yasmin
Editor: Fitra Firdaus