Petrik Matanasi

Sejak kecil, Rukmini Zainal Abidin kerap dibawa ayahnya ke apotek milik dokter Jerman. Kelak, ia menjadi produsen obat-obatan yang sukses.

Para pelaut bumiputra yang bergabung dengan Angkatan Laut Belanda rata-ratanya berpangkat rendah dan bergaji kecil.

Muhammad Saleh merintis usahanya sejak berusia belasan tahun. Ia akhirnya mendirikan NV Handels Maatschappij Pariaman.

Alwi Shahab pernah bekerja di Arabian Press Board, Antara, dan Republika.

Palang Merah lahir setelah turis bernama Jean Henry Dunant menyaksikan korban perang bergelimpangan di Solferino, Italia.

Konflik yang berkepanjangan di Papua melahirkan Kodam Cendrawasih dan Organisasi Papua Merdeka.

Angkatan Laut Belanda atau Koninklijk Marine (KM) menetapkan standar lebih tinggi daripada KNIL dalam merekrut orang Indonesia.

Hassan Shadily bertemu dengan John M. Echols di Universitas Cornell. Mereka kemudian bermitra dalam menyusun kamus.

Jakob Oetama mulai bersinar di dunia jurnalisme pada 1960-an lewat Intisari serta Kompas. Jadi "raja media" dan tetap bersyukur.

Nama "Pattimura" sempat dijadikan nama laskar orang-orang Maluku yang bertempur melawan Belanda di Malang pada 1947.

Kisah Haji Mohammad Darip Saleh Edris, pemilik bioskop Srikandi di Banyuwangi yang aktif dalam pergerakan nasional.

Adam Malik dituduh sebagai Agen CIA. Meski demikian, dia tetap orang penting dalam sejarah Indonesia.

Sejumlah keturunan Tasripin kerap menyertakan suku kata "tas" pada nama mereka.

Srimulat berasal dari nama seorang bintang panggung. Merajai dunia lawak Indonesia sepanjang 1960-an hingga 1990-an.

Adnan Ganto, sahabat Benny, bersaksi bahwa sang jenderal berwasiat agar dimandikan, dikafani, dan dibacakan Yasin saat meninggal.

Kahar Muzakkar sempat mendirikan Brigade Hasanuddin. Namun, ia justru menjadi musuh Kodam Hasanuddin.  

Nitisemito adalah raja kretek dari Kudus yang jatuh bangun di tahun 1940-an. Merek kretek terkenalnya adalah Bal Tiga.

Trotsky lalai pada suatu sore 20 Agustus 1940. Frank Jacson, orang yang diajaknya diskusi soal tulisan, ternyata adalah Ramon Mercader, seorang agen Stalin.

Banyak penerima beasiswa pemerintah kolonial membangkang. Setelah Indonesia merdeka, banyak dari mereka yang ikut Republik Indonesia.

Hario Kecik adalah salah satu Jenderal TNI yang banyak menulis buku dan menjadi musuh Orde Baru.