kukuhbhimo

kukuhbhimo

Indeks Tulisan

Rezim Seni di Istana, Beda Soekarno Beda Soeharto
Politik
Rabu, 10 Agt 2016

Rezim Seni di Istana, Beda Soekarno Beda Soeharto

Sebagai pecinta keindahan, Presiden Soekarno menjejali istana dengan berbagai karya seni untuk menunjukkan citra diri sebagai bangsa yang agung. Tercatat sebanyak 2000-an lukisan menjadi koleksi negara di masa Soekarno. Sayangnya, banyak lukisan koleksi negara itu yang kini hanya teronggok di gudang.
Menjerat si Pembawa Pesan dengan UU ITE
Indepth
Selasa, 9 Agt 2016

Menjerat si Pembawa Pesan dengan UU ITE

Koordinator KontraS dilaporkan oleh Polisi, TNI dan BNN ke Bareskrim Mabes Polri. Niatan mengungkap pengakuan seorang terpidana mati terkait kebobrokan oknum aparat, justru jadi bumerang. UU ITE yang seharusnya melindungi publik jadi senjata “pemberangus” publik.
1.765 Perda Dibatalkan, Rp353 Miliar Anggaran Hangus
Hukum
Senin, 8 Agt 2016

1.765 Perda Dibatalkan, Rp353 Miliar Anggaran Hangus

Pembatalan 1.765 peraturan daerah (perda) dan peraturan kepala daerah (perkada) telah menghanguskan anggaran Rp353 miliar. Presiden Jokowi harus segera menata sistem regulasi di negeri ini. Agar tak ada lagi dana terbuang sia-sia.
Di Balik Penampilan Glamor Para Pesohor
Indepth
Kamis, 4 Agt 2016

Di Balik Penampilan Glamor Para Pesohor

Syahrini memilih helikopter untuk balik ke Jakarta pasca berlebaran di Sukabumi. Banyak selebriti yang berpenampilan glamor demi menjaga citra diri. Hidup jangan penuh gaya. Berbahaya.
Aneka Jurus Ahok Bertahan Jadi DKI-1
Indepth
Rabu, 3 Agt 2016

Aneka Jurus Ahok Bertahan Jadi DKI-1

Basuki Tjahaja Purnama memutuskan meninggalkan jalur independen dan beralih ke jalur partai politik untuk melaju ke kursi DKI-1. Keputusan itu justru diambil setelah sejuta fotokopi KTP dukungan berhasil dikumpulkan relawan Teman Ahok.
Rabu, 3 Agt 2016

"Parpol Tak Usah Menekan, Tak Usah Sombong"

Bermodalkan 1 juta KTP, posisi Ahok makin kuat. Ia pun dipinang banyak parpol. Belakangan, Ahok menerima pinangan parpol untuk maju ke Pilkada DKI Jakarta. Ia tidak lagi menggunakan jalur independen.
Blak-blakan Jenderal Slamet
Politik
Selasa, 2 Agt 2016

Blak-blakan Jenderal Slamet "Berbisnis" dengan Aguan dan TW

Brigjen TNI (Purn) Slamet Singgih membuat buku memoar yang mengisahkan berbagai pengalamannya selama bertugas di dunia intelijen hingga menjadi staf ahli Menteri ESDM. Slamet tak segan bercerita tentang kedekatannya dengan Aguan, bos Agung Sedayu Group, dan Tomy Winata. Termasuk memaparkan bagaimana beberapa pengusaha meminta bantuannya demi melancarkan bisnis mereka.
Ketika Para Jenderal (Terpaksa) Mencari
Indepth
Selasa, 2 Agt 2016

Ketika Para Jenderal (Terpaksa) Mencari "Sampingan"

Keberadaan para jenderal purnawirawan dalam posisi elite sebuah entitas bisnis sudah muncul sejak era 1960-an. Ada permintaan, ada penawaran. Entitas bisnis membutuhkan kehadiran pak jenderal. Sementara pak jenderal juga diuntungkan karena bayarannya yang cukup menggiurkan.
Mengusik Jalur Militer demi Penerbangan Komersial
Indepth
Rabu, 27 Juli 2016

Mengusik Jalur Militer demi Penerbangan Komersial

Presiden Jokowi mengizinkan dipergunakannya wilayah udara selatan Pulau Jawa sebagai jalur penerbangan komersial. Meski akan mengusik jalur militer, tetapi banyak keuntungan yang akan dirasakan pemerintah, pemilik maskapai, dan para calon penumpang.
Beda Korsel, Amerika Latin, dan Soekarno
Sosial budaya
Rabu, 20 Juli 2016

Beda Korsel, Amerika Latin, dan Soekarno

Korea Selatan sukses menyambut kedatangan masa puncak bonus demografi di negerinya. Sejak 30 tahun silam, mereka mengirim para pemudanya untuk belajar di negara-negara maju. Kini, mereka menikmati hasil dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi di Asia dan bahkan dunia.
Pedang Bermata Dua Bernama Bonus Demografi
Indepth
Rabu, 20 Juli 2016

Pedang Bermata Dua Bernama Bonus Demografi

Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi yang hanya sekali terjadi dalam perjalanan sebuah bangsa. Pada masa itu, jumlah penduduk usia produktif mencapai 70 persen. Bisakah pemerintah menyiapkan sumber daya manusia yang andal atau menciptakan lapangan kerja? Jika tidak, bonus itu akan menjadi malapetaka bagi negara.
Rabu, 20 Juli 2016

"Bonus Demografi Berpotensi Memunculkan Konflik Sosial"

Ada banyak syarat agar Indonesia berhasil mendapatkan keuntungan dari bonus demografi. Investasi pendidikan adalah salah satunya. Tanpa itu semua, bonus demografi akan menunculkan banyak masalah.
Jepitan Blok Dagang Cina dan Amerika
Ekonomi
Selasa, 19 Juli 2016

Jepitan Blok Dagang Cina dan Amerika

Indonesia dirayu untuk bergabung dengan dua blok perdagangan besar yang diinisiasi Amerika Serikat dan Cina. Indonesia belum membuat keputusan. Presiden Jokowi harus pintar membaca peta geopolitik dunia.
Indonesia Merapat ke Cina
Indepth
Selasa, 19 Juli 2016

Indonesia Merapat ke Cina

Konflik Laut Cina Selatan sempat membuat hubungan Indonesia – Cina memanas. Itu dari sisi hukum dan politik. Namun, jika ditelusuri dari sisi ekonomi, hubungan Indonesia sungguh mesra, terutama di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Proyek-proyek investasi Cina melesat hingga 100 persen dalam dua tahun kepemimpinan Jokowi.
Selasa, 19 Juli 2016

"Ibu Selalu Menangis Melihat Anak-anak Kepanasan"

Sudah lebih dari 10 tahun Ibu Guru Nurlaila (57) terlunta-lunta. Upayanya memperjuangkan SMP 56 tidak berubah manis. Ia terpaksa berurusan dengan pengadilan, tidak bisa lagi mengajar, dan gajinya tak kunjung diberikan. Kini, ia harus hidup dalam kesengsaraan karena kegigihannya.
Hubungan Indonesia-Cina
Ekonomi
Senin, 18 Juli 2016

Hubungan Indonesia-Cina

Republik Indonesia (RI) dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau Cina menjalin hubungan diplomatik sudah 66 tahun. Kedua negara mulai melakukan hubungan diplomatik sejak 13 April 1950.
Kamis, 14 Juli 2016

"Terhalangnya RUU Perlindungan PRT Potret Feodal"

Terlunta-luntanya RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) menjadi sebuah simbol bagaimana negara memperlakukan pekerja kelas bawah. Bertahun-tahun mereka bekerja tanpa perlindungan hukum. Anggota Dewan yang seharusnya mewakili rakyat juga tak tergerak untuk membahasnya.
Mereka Pekerja, Bukan Budak
Sosial budaya
Kamis, 14 Juli 2016

Mereka Pekerja, Bukan Budak

Pekerja Rumah Tangga (PRT) sudah dikenal sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda. Para pembantu di rumah orang Belanda biasanya mempekerjakan satu keluarga pribumi. Kini, sebutan "pekerja" dinilai lebih tepat dibanding "pembantu".
12 Tahun RUU PPRT Diabaikan Para Wakil Rakyat
Hukum
Kamis, 14 Juli 2016

12 Tahun RUU PPRT Diabaikan Para Wakil Rakyat

Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) tak juga dibahas oleh anggota DPR. Sudah 12 tahun RUU itu tak tersentuh oleh para wakil rakyat. Publik juga sepertinya adem ayem. Padahal, kaum kecil seperti PRT sangat membutuhkan payung hukum ini.
Menggantung Nasib PRT
Indepth
Rabu, 13 Juli 2016

Menggantung Nasib PRT

Menjadi Pekerja Rumah Tangga (PRT) di negeri ini masih berisiko. Setiap tahun, kasus penganiayaan terhadap PRT jumlahnya ratusan. Sementara Rancangan Undang-Undang Perlindungan PRT (RUU PPRT) terkatung-katung di DPR sejak tahun 2004. Padahal justru bertujuan melindungi PRT dan juga majikan.