Menuju konten utama

AS akan Hentikan Akses Finansial Korut Pasca-Tembakan Rudal

Kementerian Keuangan AS tengah mempertimbangkan semua hal, termasuk program dari kantor TFI dan OFAC untuk menghentikan akses finansial Korea Utara.

AS akan Hentikan Akses Finansial Korut Pasca-Tembakan Rudal
Kendaraan militer membawa rudal dengan huruf bertuliskan "Pukkuksong" dalam parade militer memperingati 105 tahun pendiri Korea Utara, Kim Il Sung, dalam foto tidak bertanggal yang disiarkan oleh Pusat Agensi Berita Korea Utara (KCNA), Minggu (16/4). Foto diambil tanggal 16 April 2017. ANTARA FOTO/REUTERS/KCNA.

tirto.id - Amerika Serikat (AS) melalui Kementerian Keuangan tengah mempertimbangkan semua kebijakan yang bisa menghentikan akses Korea Utara terhadap sistem finansial internasional. Hal ini dipaparkan seorang pejabat kementerian tersebut pada Sabtu (13/5/2017) waktu setempat bersamaan dengan uji coba rudal kendali oleh Pyongyang.

Kebijakan yang tengah dibahas ditujukan untuk menghentikan program pengembangan persenjataan nuklir dan rudal dari Pyongyang.

"Kami tengah mempertimbangkan semua hal, termasuk program dari kantor TFI dan OFAC untuk menghentikan mereka," kata pejabat tersebut.

Seperti dilansir Antara, Minggu (14/5/2017), TFI dan OFAC adalah dua direktorat di bawah Kementerian Keuangan yang menangani persoalan pendanaan terorisme dan penguasaan aset asing.

"Kami tidak akan berkomentar terhadap sanksi di masa mendatang, tapi kami jelas akan menggunakan semua kewenangan untuk memerangi aktivitas pendanaan ilegal dan terorisme," kata dia.

Sebelumnya pada Sabtu, Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin mengaku bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah upaya untuk menghentikan pendanaan terorisme, termasuk sejumlah sanksi untuk Korea Utara.

Kebijakan itu menjadi fokus pembicaraan dalam pertemuan sesama menteri keuangan G7 di Bari, Italia.

"Perdagangan memang isu penting, tapi fokus terbesar dalam pertemuan itu adalah bagaimana bekerja sama untuk memerangi pendanaan teroris," kata dia.

Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara anggota G7 berjanji untuk memperkuat cara yang bisa secara efektif menghentikan pendanaan terorisme, termasuk di antaranya saling berbagi informasi dan membekukan aset pihak-pihak yang terkena sanksi.

Sebagaimana diberitakan, Korea Utara kembali menembakkan sebuah rudal kendali terbaru dari perairan barat negara tersebut, hanya beberapa hari setelah pemimpin baru Korea Selatan menjanjikan perundingan damai dengan Pyongyang. Rudal itu terbang sejauh 700 km dan mendarat di Laut Jepang, demikian keterangan militer Seoul.

Baca juga artikel terkait NUKLIR KOREA UTARA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari